Who’s getting a bad performance review at work?
Komisi Pemberantasan Korupsi aka KPK.
Tell me…
Iya. Jadi KPK baru aja dapat nilai jelek dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) gengs. Menurut BPK, pelaksanaan pencegahan korupsi dan pengelolaan atas benda sitaan dan barang rampasan KPK sejauh ini belum efektif.
Whooooaaaa….
Iya. Jadi sesuai namanya, BPK emang tugasnya memeriksa keuangan dari instansi-instansi pemerintahan. Nah last year, BPK telah melakukan pemeriksaan kinerja KPK terkait efektivitas fungsi pencegahan dan pengelolaan benda sitaan dan barang rampasan tindak pidana korupsi (Tipikor) dari tahun 2015 sampai semester I tahun 2020 kemarin. In other words, BPK memeriksa apakah kinerjanya KPK selama ini efektif atau nggak? Khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan pengelolaan aset sitaan.
And the results are?
BPK bilang bahwa kinerja KPK di bawah Firli Bahuri Cs ‘belum efektif’. Menurut BPK, mereka udah menemukan 10 hal yang nggak efektif di KPK, yang secara garis besar meliputi belum maksimalnya kinerja di bidang pencegahan korupsi, pengelolaan benda sitaan dan barang rampasan.
Hmm…terus gimana?
Terkait temuan tersebut, BPK memberikan tiga rekomendasi ke Ketua KPK Firli Bahuri. First, untuk menyempurnakan aturan, khususnya tentang tugas dan wewenang para karyawan. Second, untuk mengatur lebih lanjut soal monitoring dan evaluasi pencegahan korupsi di daerah. Ketiga, menetapkan SOP yang mengatur mekanisme pengelolaan benda titipan di tahap penyelidikan dan menginventarisasi data benda titipan yang mereka terima.
Did KPK respond?
Yep. KPK menyatakan bahwa mereka menghormati hasil audit BPK. Selain itu, seiring dengan masukan dari BPK, KPK juga bakal melakukan tindak lanjut, yaitu dengan mengadakan kerja sama dengan lembaga lain untuk melakukan pengawasan keuangan di daerah, dan menggalakkan monitoring center di daerah dengan kerja sama bareng Kemendagri.