Sinovac, Vaksin Covid-19 Buatan Perusahaan Farmasi dari China, Disetujui WHO, Ada Kapal Kontainer yang Terbakar Sejak 20 Mei Kemarin di Perairan Sri Lanka Sampai Sekarang, Mendikbudristek: Tidak Ada ‘Tawar-Menawar’ Demi Pendidikan, Sekolah Harus Segera Dibuka, Cover Majalah Vogue Bulan Juli di Inggris Akan Menampilkan Aktivis Pendidikan Perempuan Asal Pakistan, Malala Yousafzai

Jadi Selasa kemarin, WHO baru aja bilang “approved!” ke vaksin covid-19 buatan perusahaan farmasi dari China, Sinovac, untuk penggunaan darurat.

Yep. Jadi vaksin ini adalah vaksin kedua produksi China yang dikasih izin penggunaan darurat sama WHO. Adapun vaksin pertama adalah vaksin dari Sinopharm. Dalam keterangannya, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus bilang bahwa CoronaVac terbukti aman, efektif, dan kualitasnya terjamin.

Yep, nice. Dengan adanya approval ini, maka Sinovac udah bisa jadi salah satu vaksin yang turut dibagikan melalui program COVAX dari WHO. In case you forgot, COVAX adalah program untuk mendistribusikan vaksin Covid-19 secara adil di tingkat global.

Yha kan kayak yang kita tahu, saat ini distribusi vaksin beda-beda banget di tiap negara, tergantung kaya atau enggaknya negara tersebut. Untuk negara kayak Amerika Serikat, mereka udah memvaksinasi hampir setengah dari populasinya, dan udah otw menuju normal. Gitu juga di Eropa. Hal ini tentunya nggak lepas dari ketersediaan vaksin, di mana negara-negara maju punya akses terhadap vaksin yang lebih luas. Nah supaya tercipta keseimbangan pasokan vaksin di seluruh dunia, akhirnya WHO menciptakan program COVAX, yang menyediakan vaksin untuk negara-negara miskin dan berkembang, dengan akses vaksin yang terbatas.

Nah saat ini, vaksin yang udah masuk list-nya COVAX adalah dari AstraZeneca dan Pfizer/NanoNTech. FYI guys, walaupun niatnya emang mulia banget, namun program ini sebenernya emang lagi kekurangan supply vaksin karena beberapa hal. Di antaranya adalah India yang menghentikan dulu ekspor vaksinnya karena di dalam negeri juga lagi krisis, dan negara-negara Barat yang memilih untuk menimbun vaksin yang mereka punya. Harusnya per bulan Mei COVAX udah mengirimkan 170 juta dosis vaksin ke seluruh dunia, namun sampe 17 Mei lalu, program tersebut baru bisa mengirimkan 71 juta dosis ke 125 negara dan wilayah.

Iya makanya, jadi diharapkan dengan approval buat Sinovac ini, upaya distribusi vaksin oleh COVAX bisa lebih cepat. Terus juga, vaksin Sinovac ini nggak perlu disimpan di suhu dingin sehingga bikin distribusi vaksinnya lebih mudah. Khususnya di tempat-tempat yang fasilitasnya terbatas.

OK. Jadi menurut clinical trial-nya WHO, tingkat kemanjuran (efficacy rate) dari Sinovac ini adalah 51%, dan bisa mencegah kasus Covid-19 parah yang harus masuk rumah sakit hingga 100%. Vaksin ini juga direkomendasikan untuk digunakan pada orang berusia paling muda 18 tahun, dan gaada batas paling tuanya. Artinya, vaksinnya aman bagi orang tua.

Meskipun tingkat kemanjuran vaksin Sinovac lebih rendah dibanding vaksin-vaksin lain, tapi vaksin ini udah memenuhi syarat minimum dari WHO, which is tingkat kemanjuran yang lebih dari 50%. FYI, saat ini Sinovac udah dipakai di beberapa negara, termasuk China, Filipina, Indonesia, Turki, Chili, Mexico dan Brazil.  Selain itu, Pemerintah China mempunyai rencana untuk menyediakan 10 juta dosis vaksin untuk program COVAX.

Yes.  Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan bahwa dia ikutan ‘happy’ bahwa dua vaksin yang digunakan di Indonesia selama ini udah dapat izin dari WHO.  Menurutnya, hal ini membuktikan bahwa vaksin Sinovac dan Sinopharm bukan vaksin yang abal-abal, tapi juga mempunyai kualitas yang terjamin.  Ia berharap dengan adanya izin WHO, warga Indonesia nggak dilarang masuk ke negara-negara lain.

---

What’s causing a sea-saster?

Gini. Jadi ada kapal kontainer yang terbakar sejak 20 Mei kemarin di perairan Sri Lanka sampai sekarang. FYI, kapal tersebut membawa bahan-bahan kimia dan udah mulai tenggelam. Otoritas setempat bilang, saking bahayanya muatan dari kapal tersebut, maka kejadian ini bakal jadi “The worst ecological disaster in the country’s history”.

Sure. Jadi, kapal kargo ini terdaftar di Singapura dengan nama Kapal MV X-Press Pearl, yang berlayar dari India menuju Kolombo, Sri Lanka.  Kapal ini membawa 1.486 container, di mana 81 container berisi bahan-bahan kimia berbahaya, like nitric acid, dan 350 ton minyak. Nah, ketika sampai di pelabuhan Hamad di Qatar dan pelabuhan Hazira di India, awak kapal udah melaporkan bahwa ada container yang bocor dan nitric acid-nya tumpah secara perlahan. Mereka juga udah berusaha memperbaiki kebocorannya, tapi emang nggak berhasil.

Terus karena kerusakan ini, maka terjadilah ledakan di salah satu container di kapal tersebut yang menyebabkan kebakaran besar. Ledakan tersebut juga menyebabkan sampah plastik tumpah ke laut hingga menyebabkan pantai-pantai dekat Kolombo yang sejatinya merupakan lokasi wisata jadi ketutupan sampah plastik tersebut. Menurut Kepala Marine Environment Protection Authority (MEPA) Sri Lanka Dharshani Lahandapura, kejadian ini adalah polusi pantai terburuk dalam sejarah negaranya.

Iya gengs, sampai-sampai ribuan personel keamanan dan militer harus ikut turun bersih-bersih pantai dari sampah plastik tersebut. Selain itu, kejadian ini juga mengancam perkembangbiakan hewan laut di perairan yang dangkal, kayak kepiting dan udang jumbo.  Para nelayan dan turis juga udah dilarang berada di 80km dari kapal yang terbakar itu.

So far, kapalnya masih terbakar dan mulai tenggelam karena ada yang bocor di bagian belakang kapal.  Ada 25 kru kapal yang udah dievakuasi, dan nggak ada korban jiwa.  Terus, ada sekitar empat kapal India yang membantu angkatan laut Sri Lanka untuk memadamkan api. Proses ini dipimpin oleh perusahaan dari Belanda, SMIT, yang udah mengirim kapal pemadam kebakaran.

Hingga saat ini, belum diketahui apa penyebab kebakarannya, namun yang pasti, otoritas Sri Lanka udah mengeluarkan perintah penyelidikan secara pidana dan perdata untuk mengetahui asal muasal dari kebakaran ini.

Them, and also, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Mas Nadiem Makarim.

Yep. Kemarin, Mas Menteri bilang bahwa nggak ada ‘tawar-menawar’ yang bisa dilakukan demi pendidikan, jadi yhaa…sekolah harus segera dibuka.

Yoi. Mas Nadiem bilang, dia memahami kekhawatiran guru, tenaga pendidikan, dan orang tua terkait pembukaan sekolah di tengah pandemi Covid-19. Namun yha kalo pembukaan sekolahnya ditunda-tunda terus, maka bisa berdampak panjang.

Beliau juga menyebut bahwa so far, masih banyak anak-anak yang mengeluh tentang sekolah online dan pengen cepat-cepat masuk sekolah. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa masih banyak sekolah yang belum dibuka walaupun udah didorong pemerintah pusat. That’s why,  pihak Kemendikbudristek terus mengupayakan supaya pendidik dan tenaga pendidikan harus menjadi prioritas penerima vaksin covid-19. Kalo udah pada divaksin, maka Nadiem mendorong supaya sekolah cepat-cepat dibuka.

Sebelumnya, doi bilang bahwa saat ini baru ada 30 persen sekolah yang udah membuka opsi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Terus sejauh ini, udah ada 28% guru dan dosen yang divaksinasi dari total 5,6 juta guru. Mas Nadiem juga bilang bahwa perlu ada percepatan proses vaksinasi guru.

Sejauh ini, DKI Jakarta udah memvaksin 80% dan Yogyakarta udah memvaksin 75% guru dan dosen. Meanwhile, Jawa Timur dan Jawa Barat baru memvaksin 35% dari guru dan dosennya.

Saat ini, ada 13 ribu personil yang membantu pelaksanaan vaksinasi Covid-19 buat para guru dan dosen. Selain itu, ada 28 fakultas kesehatan negeri dan 21 swasta yang terlibat dalam proses vaksinasi. Harapannya adalah, dengan program ini, proses vaksinasi guru dan dosen bisa dipercepat lagi supaya bisa segera sekolah tatap muka.

---

Who’s on the cover of the British Vogue?

Yoi guys, bulan Juli nanti, cover majalah Vogue di Inggris bakal menampilkan aktivis pendidikan perempuan asal Pakistan, Malala Yousafzai. Jadi buat kamu yang belum kenal, Malala ini adalah peraih  Nobel perdamaian termuda sepanjang sejarah atas perjuangannya mengkampanyekan pendidikan buat perempuan di negaranya.

A little background here, jadi emang sejak kecil Malala udah concern sama isu pendidikan. Dia punya semangat yang tinggi untuk terus sekolah, namun pada waktu itu, perempuan di Pakistan, khususnya di daerah yang dikuasai oleh Taliban nggak boleh sekolah. Malala tentunya nggak setuju dengan larangan tersebut, jadi sejak kecil dia udah nge-blog tentang pengalamannya sambil curhat juga. Karena aktivismenya ini, di tahun 2012, Malala kemudian ditembak di kepalanya oleh Taliban pas baru pulang sekolah. Malala kemudian menerima banyak bantuan dan langsung diterbangkan ke Inggris untuk dioperasi. Sejak saat itu, Malala melanjutkan studi di Inggris sampai tamat sarjana. Malala juga udah menerbitkan buku memoir-nya, dan membentuk NGO (The Malala Fund) yang beroperasi di delapan negara untuk memastikan setiap perempuan mempunyai akses terhadap pendidikan yang aman. Nah, dalam wawancaranya dengan the British Vogue, Malala menyampaikan beberapa pandangannya sebagai ‘a grown-up’, bukan sebagai anak-anak lagi. Menarique…

---