Sekjen PBB Antonio Guterres : Sepanjang Tahun 2020, Ada Lebih Dari 8.500 Orang Tentara Anak Dilibatkan Berperang di Berbagai Wilayah Konflik

343

Who’s sending us some concerning updates?

The UN.
 
What’s up?
Jadi Senin kemarin, Sekjen PBB Antonio Guterres menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2020, ada lebih dari 8.500 orang tentara anak yang dilibatkan untuk berperang di berbagai wilayah konflik.
 
🙁 Reallly?
Yep. Menurut Guterres, fakta ini menyedihkan banget, karena keterlibatan anak-anak sebagai tentara biasanya meliputi juga berbagai aksi kekerasan terhadap mereka, kayak pembunuhan, penyiksaan, pelecehan seksual, penculikan, hingga tidak diberikannya akses ke sekolah dan ke rumah sakit bagi anak-anak ini.
 
Terus terus…?
Nah dalam report-nya itu juga disebutkan bahwa menurut data PBB, sejauh ini ada 19,379 anak di 21 wilayah konflik yang mengalami berbagai bentuk kekerasan. Adapun kekerasan paling banyak terjadi pada anak-anak di Somalia, Democratic Republic of the Congo, Afghanistan, Suriah, dan Yaman. Terus kalo negara yang paling banyak merekrut tentara anak di antaranya adalah DRC, Somalia, Suriah, dan Myanmar.
 
Ya ampuun… kok bisa sih?
Bisa, lah. Menurut PBB, ada beberapa faktor penyebab perekrutan tentara anak ini tetap tinggi, di antaranya konflik yang makin menjadi, ketidakpatuhan terhadap hukum internasional, dan kekerasan bersenjata. Terus, Guterres juga bilang bahwa pandemi Covid-19 bikin anak-anak jadi nggak bisa ke sekolah, sehingga bikin “safe space” mereka makin terbatas.
 
Oh no…
Yep, in fact, di tahun 2020 itu, angka penculikan anak naik hingga 90%, dan angka kekerasan seksual terhadap anak naik 70%. Selain itu, serangan ke sekolah dan rumah sakit juga makin sering terjadi di tahun 2020, hingga menyebabkan anak-anak kehilangan akses pendidikan dan layanan kesehatan.
 
Got it. Anything else I should know?
Well,report  kamu perlu tahu juga ni guys bahwa banyak pihak yang bete sama report ini, kenapa? Karena ternyata PBB nggak mencantumkan dua negara, yakni Israel dan Arab Saudi dalam daftar pelaku kejahatan terhadap anak. Menurut NGO perlindungan anak Save the Children, daftar ini kurang banget, karena nggak masukin Arab Saudi yang jelas-jelas mendukung serangan militer ke Yaman yang bikin at least 194 anak di Yaman meninggal dunia. Terus, of course, Israel, yang pada tahun lalu tentaranya membunuh 8 anak Palestina dan menyiksa 87 anak lainnya yang ditahan. Karenanya, CEO Save the Children Inger Ashing meminta supaya PBB fair dan memasukkan semua pelaku ke dalam list dengan standar yang sama.
Advertisement