Menluneg Singapura : Perdamaian Bisa Tercapai Jika Pihak-pihak Mau Duduk dan Berusaha Mencapai Solusi Bersama

353

Who’s feeling some pressures?

Pemerintah militer Myanmar.
 
Pressure-nya dari?
Negara-negara ASEAN.
 
Gara-gara apa emang?
Gara-gara krisis di Myanmar yang lamaaa banget kelarnya gengs. Jadi dalam keterangannya kemarin, Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan bilang bahwa doi bete banget sama progress penyelesaian konflik yang lamban di Myanmar. Menurutnya, perdamaian cuma bisa tercapai kalo pihak-pihak emang mau duduk bareng, nego-nego, dan berusaha mencapai solusi bersama.
 
Konflik apa sih?
Yha jadi as you know, sejak 1 Februari lalu, telah terjadi kerusuhan dan aksi protes di Myanmar karena pihak junta militer yang melakukan kudeta terhadap pemerintahan terpilih. Waktu itu, mereka langsung mengkudeta pemerintahan sah yang lagi sidang di parlemen, mengambil alih kekuasaan, terus menangkap dan mengurung pemimpin kelompok pemerintah resmi Aung San Suu Kyi dengan tuduhan punya walkie-talkie (ciyus).
 
I see…
Nah, warga yang nggak terima pemerintahnya ujug-ujug dikudeta kemudian melakukan perlawanan karena mereka nggak mau dipimpin oleh pihak militer (yang nggak mereka pilih di pemilu). Para warga melakukan aksi turun ke jalan yang bikin mereka berhadapan dengan kelompok militer hingga bikin aksi kekerasan nggak terhindarkan. So far, jumlah korban meninggal karena bentrokan ini mencapai hampir seribu orang, dan ribuan orang udah ditangkap.
 
Yampun…
Yoi. Nah sebagai upaya untuk menyudahi krisis Myanmar ini, pada April lalu, ASEAN mengadakan konferensi tingkat tinggi (KTT) di Jakarta untuk membahas kondisi di sana.  Dalam pertemuan tersebut, mereka sepakat terhadap lima poin yang harus dilakukan oleh junta militer Myanmar, kayak mengakhiri kekerasan, mengadakan dialog, hingga mencari solusi dari masalah.
Advertisement
 
Ok, and? 
Nah, Senin kemarin, para Menlu dari negara-negara ASEAN mengadakan meeting sama Menlu China di Chongqing, China. Dalam pertemuan tersebut, menlu-menlu negara anggota ASEAN berkesempatan untuk mengkritik Myanmar yang disebut belum menerapkan konsensus di KTT Jakarta kemarin. Terus Menlu RI, Retno Marsudi, juga mengatakan bahwa perlu ada bantuan dari China untuk menyelesaikan konflik tersebut.
 
Terus Myanmar bilang apa? 
Menurut Menlu Myanmar (versi Junta) Wunna Maung Lwin, satu-satunya cara  untuk memulihkan demokrasi adalah dengan menjalankan lima janji yang pihak militer rilis nggak lama abis kudeta. Adapun janjinya adalah untuk mencegah Covid-19, membentuk lembaga pemilu baru, hingga pemilu ulang. Sedangkan yang disebutin para Menlu ASEAN adalah lima janji untuk dialog dan menyudahi kekerasan. Menurut para Menlu, mereka kecewa banget karena kelompok junta nggak mengindahkan lima konsensus yang dicapai dalam KTT di Jakarta itu.
 
I see, anything else? 
Menurut pantauan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ada sekitar 100.000 warga Myanmar yang terpaksa jadi pengungsi karena terjadi serangan-serangan dari pihak keamanan di Myanmar.  Untuk itu, PBB mendesak Myanmar untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi masyarakat, termasuk infrastruktur publik. Meanwhile, Duta Besar China, Chen Hai mengatakan bahwa China bersedia berperan konstruktif dan mendukung pelaksanaan lima poin konsensus antara ASEAN dan Myanmar.
Advertisement