Mendikbudristek: Tidak Ada ‘Tawar-Menawar’ Demi Pendidikan, Sekolah Harus Segera Dibuka

351

Who can’t wait to go back to school?

My little nephew/niece?
Them, and also, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Mas Nadiem Makarim.
 
Really? 
Yep. Kemarin, Mas Menteri bilang bahwa nggak ada ‘tawar-menawar’ yang bisa dilakukan demi pendidikan, jadi yhaa…sekolah harus segera dibuka.
 
Beneran nih? 
Yoi. Mas Nadiem bilang, dia memahami kekhawatiran guru, tenaga pendidikan, dan orang tua terkait pembukaan sekolah di tengah pandemi Covid-19. Namun yha kalo pembukaan sekolahnya ditunda-tunda terus, maka bisa berdampak panjang.
 
I see…
Beliau juga menyebut bahwa so far, masih banyak anak-anak yang mengeluh tentang sekolah online dan pengen cepat-cepat masuk sekolah. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa masih banyak sekolah yang belum dibuka walaupun udah didorong pemerintah pusat. That’s why, pihak Kemendikbudristek terus mengupayakan supaya pendidik dan tenaga pendidikan harus menjadi prioritas penerima vaksin covid-19. Kalo udah pada divaksin, maka Nadiem mendorong supaya sekolah cepat-cepat dibuka.
 
Emang sekarang kondisinya gimana?
Sebelumnya, doi bilang bahwa saat ini baru ada 30 persen sekolah yang udah membuka opsi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Terus sejauh ini, udah ada 28% guru
Advertisement
 dan dosen yang divaksinasi dari total 5,6 juta guru. Mas Nadiem juga bilang bahwa perlu ada percepatan proses vaksinasi guru.
 
Oh gitu, di mana aja yang udah divaksin btw? 
Sejauh ini, DKI Jakarta udah memvaksin 80% dan Yogyakarta udah memvaksin 75% guru dan dosen. Meanwhile, Jawa Timur dan Jawa Barat baru memvaksin 35% dari guru dan dosennya.
 
Terus gimana? 
Saat ini, ada 13 ribu personil yang membantu pelaksanaan vaksinasi Covid-19 buat para guru dan dosen. Selain itu, ada 28 fakultas kesehatan negeri dan 21 swasta yang terlibat dalam proses vaksinasi. Harapannya adalah, dengan program ini, proses vaksinasi guru dan dosen bisa dipercepat lagi supaya bisa segera sekolah tatap muka.
Advertisement