BPK RI Mengingatkan Pemerintah Indonesia Tentang Utang yang Dimiliki Negara Selama Masa Pandemi Covid-19

410

Who’s having a loooot more debt than you?

Punya tagihan kartu kredit yang belum kebayar? Atau utang paylater? atau KTA? Tenang guys, karena most likely sih, utangmu nggak sebanyaaaak… Indonesia.

Hah gimana?
Iya, jadi kemarin, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI baru aja nih ngingetin pemerintah Indonesia tentang utang yang dimiliki negara selama masa pandemi Covid-19. Menurut BPK, tingkat kerentanan utang Indonesia pada 2020 lalu udah melebihi batas yang direkomendasiin sama International Monetary Fund (IMF) dan International Debt Relief (IDR).
 
Kok bisaaaa?
Bisa. Jadi menurut hasil pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tahun 2020, diketahui bahwa debt service ratio Indonesia udah nyampe angka 46,77%. Padahal, rekomendasi IMF ada di range 25-35%. Artinya, debt service ratio kita udah jauh melebihi batasan dari IMF.

Debt service ratio tuh apa ya?

Jadi, debt service ratio atau DSR adalah rasio utang terhadap pendapatan suatu badan atau lembaga. In this case, DSR Indonesia berarti untuk mengetahui kemampuan Indonesia dalam membayar utang-utangnya. Gimana caranya? Ya dengan ngitung beban pembayaran bunga dan cicilan pokok utang luar negeri jangka panjang, terus dibagi dengan jumlah penerimaan. Nah, Indonesia sendiri punya DSR 46,77% per 2020 kemaren guys.

Is that a bad thing?

Uhmmm yang jelas sih, semakin tinggi angka DSR suatu negara, maka semakin berat juga beban utang yang harus ditanggung. Ya kayak kamu aja gitu, kalo lagi banyak utang, suka pusing-pusing kan? Nah guys, karena kondisi inilah, BPK RI juga mengkhawatirkan pemerintah, takut gak sanggup bayar utang-utangnya, apalagi di masa pandemi gini.
 
Banyak banget emang utangnya?
Jeng-jeeeeng…. grab your water first, take a deep breath, get ready….and whenever you’re ready….Rp6000 triliun. Yep, lebih tepatnya adalah Rp6.527,29 triliun, dan angka ini udah termasuk penambahan utang sebesar Rp1.177,4 triliun dari Januari sampe akhir Maret 2021 kemaren.
Advertisement
 
Buset duit dipake apa ajatuuuu??
Menurut keterangan dari Bank Indonesia sih, utang itu dipake buat pembiayaan proyek, dan sebagian besarnya untuk penanganan Covid-19. Yhaaa kayak peningkatan fasilitas kesehatan, penanganan pasien positif, vaksinasi, dan lain-lain.
 
Well, does anyone say anything about this?
Yep, pemerintah. Adalah Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa yang bilang, “But wait, listen…”. Menurut Pak Menteri, sebenernya gak cuma Indonesia aja yang utangnya udah melampaui batas IMF dan IDR. Ada juga negara-negara lain kayak China, Jepang, dan Amerika Serikat yang utangnya jauuuh dari pendapatannya.
 
I see…
Nah, fyi guys, Indonesia juga baru aja mencairkan utang sebesar 500 juta dolar AS dari Bank Dunia. Kira-kira kalo diubah jadi rupiah, nilainya yhaa sekitar 7,2 triliun rupiah, lah. Terus masih di bulan yang sama pada 10 Juni kemaren, Indonesia juga dapet pinjeman dari Bank Dunia juga senilai 400 juta dolar AS, atau setara dengan 5,7 triliun rupiah. Semua uang tersebut dipake pemerintah buat menanggulangi pandemi Covid-19.
 
OK. Anything else I should know?
Well, thx to corona, pada tahun 2020 kemaren, pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 2,07% dibandingkan tahun 2019. Selain itu, kondisi Covid-19 yang belom keliatan hilalnya bakal berakhir ini juga dikhawatirkan banyak pihak bakal bikin ekonomi kita makin terpuruk.
 
Hiks…
Advertisement