60 Persen Produk Buatan Nestle Tidak Memenuhi “Definisi” Kesehatan

487

Who’s just getting a worldwide attention?

Nestlé.
 
What about it?
Jadi Minggu lalu, The Financial Times mengungkap bahwa dokumen bocor dari internal Nestle mengakui bahwa ada 60 persen produk buatan perusahaan tersebut nggak memenuhi “definisi” kesehatan.
 
Reallllly?! Tell me more… 
Kamu pasti tahu dong Nestle? Yep, perusahaan multinasional asal Swiss yang memproduksi Dancow, KitKat, Milo, dll itu dalam dokumen internal yang disebar di antara bos-bos doang ajatu bilang bahwa mayoritas dari produk mereka nggak sehat, dan ada beberapa kategori makanan yang nggak akan pernah sehat, ga peduli berapa sering mereka “merenovasi” produknya.
 
Kok bisa tahu sih?
Jadi ukurannya tuh diambil berdasarkan sistem penilaian kesehatan di Australia, namanya Australia Health Rating System. Dalam sistem itu, ada penilaian antara 1 – 5, di mana kalau dapat skor 5, berarti produk tersebut sehat banget. Meanwhile, suatu produk dinilai ‘nggak sehat’ kalau nilainya di bawah 3,5 sesuai dengan standar kesehatan.  Nah, ternyata produk-produk Nestle yang dapat nilai 3,5 ke atas cuma 37 persen gengs.
 
Terus sisanyaaaa?
Sisanya ya nggak nyampe ke skor 3,5 itu. Adapun mayoritas produk yang nggak sehat di antaranya adalah minuman yang mencapai 96 persen, dan produk cokelat serta es krim yang sampe 99 persennya nggak sehat.
 
Geeeezzzz….
Bentar, tapi teteup ada yang mendingan juga kok guys, performanya. Misalnya, produk air yang 82%-nya masih masuk batasan tadi, dan produk susu sebanyak 60%. Oh iya fyi, perhitungan ini nggak termasuk produk susu formula bayi, makanan hewan peliharaan, dan nutrisi medis khusus.
 
I see…
Yep. Jadi emang concern terhadap nutrisi ini udah jadi perhatian Nestle sejak beberapa tahun terakhir ini, dan mereka emang lagi berusaha untuk memperbaiki kandungan nutrisi dalam produk-produknya. Tahun lalu, Kepala Eksekutif Nestle, Mark Schneider mengaku ada desakan konsumen untuk mengurangi obesitas dan mempromosikan makanan sehat, dan pihaknya juga sedang memperbaharui standar nutrisi internal mereka melalui Nestle Nutritional Foundation.
Advertisement
 
Terus kalo di Indonesia gimanaaa?
Nah kalo di Indonesia, Head of Corporate Communication Nestle, Stephan Sinisuka bilang bahwa 60 persen produk Nestle yang dibahas itu bukan termasuk pada seluruh portofolio produk perusahaan. Selain itu, di Indonesia, Nestle telah memproduksi dan mendistribusikan produk-produk yang sesuai sama ketentuan peraturan soal gizi, keamanan dari BPOM, hingga aturan halal. Karenanya, Nestle menjamin menjamin kualitas dan keamanan produk-produk untuk para konsumen kami.
 
Terus-terus? 
Nah, menanggapi hal ini, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengklarifikasi data-data dan melakukan investigasi terhadap dokumen Nestle yang bocor tadi. Menurut Ketua Pengurus Harian YLK, Tulus Abadi, BPOM punya tanggung jawab untuk menginvestigasi data tersebut karena hal ini menyangkut keamanan pangan. In other words, kalau memang nggak sehat, kok tetap diizinin BPOM?
 
And, what did BPOM say? 
BPOM mengatakan bahwa informasi tentang produk Nestle nggak sehat itu nggak ada kaitannya sama keamanan dan mutu pangan. Jadi, berita tersebut mempersoalkan kandungan gizi produk, khususnya kandungan gula, garam, dan lemak yang menimbulkan risiko penyebab terjadinya penyakit tidak menular (PTM) kalau dikonsumsi berlebihan. Sedangkan kalo BPOM lebih ke aman atau enggak aja, makanannya. Karenanya, BPOM menganjurkan supaya konsumen membaca ING (informasi nilai gizi) dari produk-produk makanan, demi memilih makanan yang lebih sehat.
 
Anything else now?
Selain soal tadi,  BPOM juga menegaskan bahwa seluruh produk makanan yang masuk di Indonesia harus melalui proses evaluasi, baik tentang gizi, label, keamanan, juga mutunya, termasuk produk Nestle.
Advertisement