Produksi Plastik Sekali Pakai Akan Naik 30 Persen Dalam Lima Tahun ke Depan

365

When you reallyyyy have to stop using single-use plastics…

Penting banget ini guys. Karena studi yang baru aja dipublikasi oleh Minderoo Foundation mengatakan bahwa produksi plastik sekali pakai akan naik 30 persen dalam lima tahun ke depan.
 
Oh no…
Yep. Jadi berdasarkan “Plastic Waste Makers Index” yang mereka susun, diketahui bahwa ada sekitar 20 perusahaan, utamanya di sektor energi dan kimia, yang merupakan sumber dari setengah sampah plastik sekali pakai di dunia.
 
Whaaaat?
Iya. Jadi plastik sekali pakai di sini contohnya kayak face masks, alat-alat medis, kantong belanja, coffee cups, dan cling film.  Barang-barang ini terbuat dari ‘polymers’ yang menggunakan bahan bakar fosil sebagai bahan utamanya.
 
Terus, perusahaannya apa aja?
Yang ada di posisi pertama adalah ExxonMobil yang berkontribusi sebanyak 5,9 juta ton di tahun 2019. Terkait hal ini, Exxon bilang bahwa kekhawatiran publik terkait sampah plastik harus disikapi. Mereka juga mengatakan bahwa perusahaan bakal menanggapi permasalahan plastik sekali pakai dengan meningkatkan upaya daur ulang plastik tersebut.
Advertisement
 
Terus terus…
Another interesting finding, laporan tersebut juga mengatakan bahwa ada sekitar 60 persen lembaga keuangan swasta yang turut berkontribusi terhadap produksi plastik sekali pakai. In other words, industri plastik mendapat dana dari 20 bank-bank global, sekitar $30 miliar untuk biaya produksi sejak tahun 2011 lalu.
 
Emang banyak banget sampah plastiknya?
Banget. Di tahun 2019 aja, ada 130 juta ton sampah plastik sekali pakai secara global. Sampah plastik ini rata-rata 35 persen dibakar, 31 persen ditimbun di TPA (tempat pembuangan akhir), dan 19 persen dibuang sembarangan atau dibuang ke laut.
 
Wow…anything else? 
Menurut studi tersebut, perlu ada transparansi yang lebih baik oleh perusahaan-perusahaan dan bank tentang keterlibatan mereka mendanai plastik sekali pakai. Jika datanya transparan dan jelas, para konsumen bisa ikutan mendorong perusahaan untuk mengurangi produksi plastik tersebut.
Advertisement