Lebih Dari 800 Orang Tewas Akibat Aksi Protes Warga Sipil Myanmar Terhadap Kudeta Militer yang Terjadi Sejak Februari Lalu

385

When things are still heating up in Myanmar…

Iya guys, aksi protes warga sipil Myanmar terhadap kudeta militer yang terjadi sejak Februari lalu masih berlanjut. Update terbaru, hingga saat ini udah ada lebih dari 800 orang yang tewas.
 
Noooo….
Yep, menurut laporan kelompok hak asasi manusia, Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), per Senin kemarin udah ada 802 orang yang tewas akibat kekerasan aparat. Selain itu, ada 4.120 orang yang ditahan, dan ada 20 orang yang dijatuhkan hukuman mati. Menurut mereka, angka tersebut termasuk dari kejadian di berbagai kota kayak Chin, Mandalay, dan Yangon.
 
I see…
Nah terus Sabtu kemarin, kondisi juga makin mencekam setelah tentara Myanmar menyerang pemukiman warga di kota Mindat demi menangkap kelompok militan lokal.  FYI, kelompok militan ini adalah pasukan sipil yang punya senjata, dan mereka bersatu demi melawan junta militer Myanmar. Akibat aksi dari kelompok militan ini, junta militer Myanmar kemudian memberlakukan darurat militer di kota tersebut.
 
Hmmm…terus? 
Kelompok militan lokal kemudian mundur demi keselamatan warga. Tapi tetep aja, menurut para saksi mata, ada sekitar 5000 – 8000 penduduk di Mindat yang melarikan diri ke hutan, desa, dan lembah agar nggak kena serangan militer. Namun persediaan makanan mereka menipis dan akses jalan ke kota juga diblokir karena banyak junta militer.
Advertisement
 
So, what now? 
Well, harusnya Selasa kemarin Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan pemungutan suara tentang rencana resolusi untuk mengembargo senjata ke pihak militer. Jadi, resolusinya bakal mengatur tentang penundaan pasokan senjata dan amunisi ke Myanmar, termasuk penjualan atau transfer senjata dari para negara anggota.
 
Terus, hasilnya gimana?
Yhaa votingnya ditunda gengs, karena resolusi tersebut nggak mendapatkan dukungan yang cukup untuk di-vote di sidang PBBMeanwhile, para diplomat kemudian mengimbau militer Myanmar untuk mengakhiri keadaan darurat militer, menghentikan kekerasan terhadap pengunjuk rasa dan menghormati keinginan rakyat, sesuai dengan hasil pemilu bulan November tahun lalu.
 
I see, anything else? 
Up until now masih belum ada kepastian kapan pemungutan suara tersebut bakal diambil. Menurut para diplomat, mereka masih lobi-lobi untuk menggalang dukungan supaya resolusi tersebut bisa diadopsi.  Nggak cuma di PBB, gelaran Miss Universe yang berlangsung weekend kemarin di Florida, Amerika Serikat juga jadi ajang buat perwakilan Myanmar, Tuzar Wint Lwit untuk menyerukan ke dunia internasional soal kondisi di negaranya. Lwit tampil dengan mengenakan pakaian tradisional Myanmar dengan membawa banner “Pray for Myanmar”.
Advertisement