Friday Pause: Somebody that I used to know…

Kalau kamu mau nge-ghosting orang: 

• Don’t. The first rule is to never ghost someone. LOL. Iya guys, jadi kalo kamu emang merasa udah gak cocok sama orang, hal pertama yang harus kamu sadari adalah bahwa emang nggak semua hubungan meant to be together. Selalu ada risiko perpisahan, dan kalo emang itu yang harusnya terjadi, alangkah baiknya kalau hal itu disampaikan secara langsung. Di satu sisi, kamu menunjukkan bahwa kamu menghargai orang tersebut, at least for the time you’ve cherished together in the past, dan kedua, juga untuk ngasih closure yang tegas buat kedua belah pihak. Jadi gaada lagi tuh, urusan yang belum kelar.
• Be honest. Remember that honesty is the best policy. Ketika menyampaikan bahwa kamu emang pengen udahan (instead of nge-ghosting orang), inget bahwa kamu harus jujur soal perasaanmu dan maumu gimana. You can say something like, “Aku punya banyak kenangan seru sama kamu, dan semoga kamu sukses terus. Tapi aku nggak bisa melanjutkan hubungan ini, karena saat ini prioritasku adalah XYZ.” Oh iya, dalam menyampaikan alasanmu, hindari dua hal: nyalahin pasanganmu (kayak ngomong: Iya kayaknya kita gausah barengan lagi karena kamu ga sabaran/ga pengertian sama aku) dan bikin harapan palsu (kayak ngomong: yaa siapa tahu kan, nanti kita ketemu lagi perasaan aku udah berubah, atau yaa jodoh ga akan ke mana) well, yang terakhir IYA, tapi ini kamu lagi mau ninggalin orang jadi gausa PHP-PHPan.
• Don’t be hard on yourself. Keputusanmu ini tentunya menyebabkan ada pihak yang merasa kecewa dan sakit hati, dan itu adalah sesuatu yang nggak bisa dihindari. Jadi selama kamu menyampaikan keinginan kamu untuk udahan secara jujur, sopan, dan nggak gaslighting orang, kamu udah cukup fair kok. Inget, kamu nggak bisa mengontrol gimana perasaan orang ke kamu, tapi kamu bisa ngontrol cara kamu bicara ke mereka. Selain itu, dengan jujur, kamu juga udah membantu pasanganmu menerima realita, dan walaupun sakit, tentunya ini jauuuh lebih baik daripada didiemin gitu aja.  

Kalau kamu korban ghosting: 

• Sadari bahwa putus hubungan itu normal. Memang, jadi korban ghosting nggak enak banget gengs.  Kamu mulai mikirin salahmu di mana, kenapa kok doi kayak gitu? Terkadang malah sampai overthinking banget dan merasa kalau kamu yang salah. Dalam hal ini, kamu harus sadar bahwa putus hubungan atau penolakan adalah hal yang normal, and it’s not your fault. Emang kamu dan dia nggak compatible aja. So, kalo di-ghosting orang, jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri dan sadari bahwa rejection is normal. And, all you have to do is move on and love yourself more. 
• Take action:  Kalo emang penasaran banget apakah orang yang ngeghostingmu beneran ilang karena diculik jin atau hapenya berubah jadi batu, kamu boleh kok ngontak dia duluan. Kamu bisa chat dia dan nanya, “Aku nggak ngerti kenapa kita nggak ada komunikasi lagi, dan sebenernya aku bakal lebih appreciate untuk kamu jujur aja soal perasaanmu. Aku siap dengerin kok.” This way, kamu bisa tahu alasan mereka tiba-tiba ngejauhin kamu apa, dan kamu nggak usah feel bad about yourself.
• Jangan berusaha nyari tahu berlebihan. Udah nanya kayak di atas, tapi masih ga dibales juga? Yha mungkin emang hapenya beneran berubah jadi ulekan guys. Yaudah kalau begitu, gausah kepoin sosial medianya. Gausah juga ngirim pesan berkali-kali, DM-in temen-temennya, nelepon tetangga kosannya, sampe nyamperin doi ke kantor. Melakukan hal-hal kayak gitu bakal bikin kamu punya unhealthy obsession towards that other person dan tentunya bakal berpengaruh terhadap kesehatan mental kamu. Jadi mendingan kamu menyadari aja bahwa…
• No answer is an answer. Yep, udah jelas bahwa diamnya seseorang juga bisa berarti jawaban. Jadi dalam hal ini, meskipun kamu nggak tahu kenapa pasangan/gebetanmu tiba-tiba diam aja dan nge-ghosting kamu, tapi kamu bisa ambil kesimpulan bahwa ya dia udah nggak tertarik lagi sama kamu. Kadang sebenernya, kamu juga nggak perlu tahu alasannya apa. Cuma yha cukup tau aja bahwa si ghoster itu emang begitu orangnya.

Angel’s Stories

1.  Hari Senin kemarin, aku naik krl dari Stasiun UI ke Cikini. Sore itu, I feel like I’m having a bad day. Jadi sejak awal naik krl, instead of duduk, aku memilih untuk berdiri di pintu krl biar bisa liatin mendung, hujan, dan jalan. Itung-itung colongan nenangin diri sendiri dan merenung (baca: nahan nangis). Gerbong krl sore itu cukup penuh, namun tidak padat. Aku bisa lihat kursi-kursi terisi dan hanya aku penumpang yang berdiri di gerbong itu. Karena kondisiku tadi, sebetulnya aku ga masalah sama sekali. Pandangan mataku pun didominasi melihat ke arah luar pintu. Sampai akhirnya saat tiba-tiba aku melihat pandanganku ke dalam gerbong, ada seorang laki-laki yang melambaikan tangannya ke arahku seraya menawarkanku untuk duduk. Dari jarak kami yang tidak terlalu dekat, aku menggeleng sambil menggerakan tangan menolak. Kejadian itu seolah menyadarkan aku bahwa seburuk apapun hari yang dihadapi, akan selalu ada hal-hal sederhana that keeps my heart warm. And sometimes it happens from the very unexpected people or places. :’) aku mau nangis sambil menatap nanar ke arah pintu krl kalo inget kejadian ini hahaha. Ini juga kemudian jadi pengingat aku kalo sekecil apapun tindakan kita ke orang lain, sadar ga sadar, kita selalu bisa berperan untuk jadi orang yang bikin hari orang lain happy atau malah sebaliknya. It costs nothing to be kind, right?