51 Dari 75 Orang Pegawai Gugur Jadi ASN dan Tidak Bisa Kembali Bekerja di KPK, Biden dan Putin Berencana Melakukan Pertemuan Pada Tanggal 16 Juni 2021 di Jenewa, Swiss, Pandemi Covid-19 Mendorong Munculnya Peningkatan Jumlah Buruh Anak di Beberapa Negara, Minat Masyarakat Untuk Jalan-jalan Kembali Pulih Pasca Covid-19, Namun Untuk Perjalanan Kerja Kondisi Tidak Akan Pulih Seperti Sebelum Pandemi

428

Good morning!

 
Welcome back to our email! Hope y’all ready for the last two days of working before weekend finally arrives. Today, we will take you around the world, from Kuningan, Russia, the US, to Africa. All you need is to scroll down…

First stop: Kuningan, Jakarta…

Aka KPK headquarter.
 
What again?
Ada update terbaru ni gengs. Inget nggak, minggu lalu, jagad perpolitikan Indonesia diramaikan sama berita soal nggak lulusnya 75 orang pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk jadi PNS? Nah, meski Pak Jokowi udah menyampaikan sikapnya supaya para karyawan ini nggak serta merta dibebastugaskan, namun Selasa kemaren, udah fix nih guuys, bahwa ada 51 orang dari total 75 orang tadi yang nggak bisa balik kerja di KPK.
 
Realllly?
Yep. A little background here, jadi emang sesuai amanat undang-undang KPK yang baru, para pegawai KPK bakal berubah status jadi Aparatur Sipil Negara (ASN), dan supaya bisa jadi ASN itu, mereka harus ikut ujian kewarganegaraan. Nah, setelah mengikuti ujiannya, diketahui bahwa ada 75 pegawai yang nggak lolos, dan beberapa di antaranya adalah penyidik senior yang sedang menangani kasus-kasus korupsi besar, termasuk di antaranya Novel Baswedan. Hal ini tentu menyulut pro dan kontra, hingga bikin Presiden Jokowi menyampaikan sikapnya yang bilang bahwa nggak lolos TWK bukan berarti harus diberhentikan. Catch Up! more on the details, here.
 
I see, terus jadinya gimana? 
Dalam keterangannya Selasa lalu, Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata bilang bahwa ada 51 pegawai yang udah ‘gugur’ jadi ASN karena nilai mereka merah dan nggak bisa ‘ditolong’ lagi. Meanwhile, 24 pegawai yang lain masih bisa dibina sebelum menjadi ASN. Pak Alexander juga bilang bahwa pegawai yang nggak lolos nggak akan langsung diberhentikan, namun mereka masih kerja sesuai kontrak, which is sampe 1 November 2021. Selain itu, 51 orang ini juga wajib memberikan laporan pekerjaan ke bos mereka.
 
Emang nilai mereka parah banget ya? 
Jujur gatau juga, karena tim asesor cuma menjelaskan bahwa para pegawai ini mendapat nilai ‘merah’ di bagian PUNP aka Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Pemerintah sah. Menurut Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Bima Haria Biwisana, nilai di PUNP itu udah harga mati, jadi yha gabole merah nilainya, dan nggak bisa dilakukan penyesuaian lagi.
 
Terus sisanya gimana?
Nah, sedangkan untuk 24 pegawai lainnya, nilai PUNP mereka oke ajatu, jadi mereka masih bisa lanjut dan diberikan pembinaan. Adapun pembinaannya adalah mereka masih harus ikut asesmen lagi dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan bela negara serta wawasan kebangsaan.
 
Terus, siapa aja yang nggak lolos? 
Belum tahu gengs.  KPK belum mengumumkan siapa nama-nama orang yang nggak lolos TWK-nya.  FYI, yang ikut menentukan nasib 51 pegawai ini terdiri dari enam perwakilan kementerian/lembaga yaitu Menpan RB Pak Tjahjo, Pak Menteri Hukum dan HAM, Pak Yasonna, KASN, LAN, dan tim asesor.
 
I see, anything else? 
Menurut Feri Amsari, dosen hukum tata negara dari Universitas Andalas, keputusan mengenai 51 pegawai KPK tersebut merupakan pengabaian terhadap arahan Presiden Jokowi, putusan Mahkamah Konstitusi (MK), dan UU KPK. Meanwhile, total karyawan KPK yang lolos TWK ada 1.271 pegawai dan bakal dilantik jadi ASN pada tanggal 1 Juni mendatang.

When you have a super important date this weekend…

Not as important as this date: Between US President Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin. 
 
Whooaa…tell me more!
Ok. Jadi menurut keterangan dari the White House, Biden dan Putin ada rencana bakal ketemuan tanggal 16 Juni 2021 nanti di Jenewa, Swiss. Pertemuannya ini dilakukan untuk membahas berbagai isu, di antaranya terkait stabilitas hubungan Amerika Serikat dan Rusia.
 
Realllly?
Yep. Selain itu, pihak Kremlin juga menjelaskan bahwa pertemuan kedua presiden bakal membahas tentang hubungan Russia-AS, masalah-masalah stabilitas strategis, interaksi dalam melawan covid-19 hingga penyelesaian konflik-konflik regional. FYI guys, meeting ini bisa disebut sebagai meeting penting yang dinanti-nanti karena bakal jadi perjalanan luar negeri pertama Biden setelah jadi presiden. Selain itu, dinamika hubungan AS sama Rusia di era Trump juga sering jadi sorotan, jadi dunia internasional juga nungguin nih, kebijakan AS di bawah Biden bakal gimana terhadap Putin.
 
I see…
Nah guys, untuk memastikan meeting-nya lancar, Amerika Serikat udah mengirim Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional AS, ke Jenewa untuk ketemuan sama pihak Rusia pada minggu lalu. Pertemuan ini dilakukan untuk membahas lebih detail soal poin-poin apa aja yang bakal dibahas tadi, dan salah satu isu yang bakal dibahas Biden adalah tentang kondisi politik di Ukraina dan Belarus.
 
I see, is this their first date?
Sort of.  Meeting tersebut bakal menjadi pertemuan pertama antara Biden sebagai presiden AS, dengan Putin. Sebelumnya mereka udah pernah ketemuan sih, tapi pas Biden masih jadi wapresnya Obama.  FYI, hubungan Biden sama Putin ini bisa dibilang lagi nggak smooth gengs, karena bulan lalu, Biden baru aja menjatuhkan sanksi terhadap dugaan cyber attack yang dilakukan Rusia untuk mengintervensi pemilu AS 2020 lalu.
 
OK. Anything else? 
Yep. Selain meeting sama Putin, Presiden Biden juga rencananya bakal berkunjung ke berbagai tempat, di antaranya ke Brussel, Belgia untuk menghadiri pertemuan Uni Eropa, dan pertemuan Group of 7 di Inggris. Adapun kunjungan ini dilakukan untuk menguatkan komitmen hubungan antara Amerika dan negara-negara barat lainnya.

What’s increasing during the pandemic?

Child Labour. 
 
What do you mean?
Jadi kemarin, Human Rights Watch baru aja menerbitkan laporan yang menjelaskan bahwa pandemi covid-19 mendorong munculnya peningkatan jumlah buruh anak di beberapa negara, seperti Ghana, Nepal, Uganda, dll.
 
🙁 really?? 
Sadly, iya. Dalam laporannya yang bertajuk “I Must Work to Eat: Covid-19, Poverty, and Child labour in Ghana, Nepal, and Uganda”  tersebut, HRW menyebutkan bahwa anak-anak di negara ini terpaksa bekerja untuk membantu pekerjaan orang tuanya agar keluarga mereka bisa ‘makan’. Sebagai contoh, gara-gara pandemi, orang tua mereka kehilangan pekerjaan, jadi mau nggak mau anak-anak harus ikutan kerja supaya bisa bertahan hidup.
 
Go on… 
Ok. Jadi dalam melakukan penelitiannya ini, para peneliti mewawancarai 81 buruh anak di tiga negara tadi. Rata-rata dari mereka bekerja di tungku pembakaran, pabrik karpet, tambang emas, tambang batu, perikanan, hingga perkebunan. Selain itu, para anak-anak juga biasanya bertugas sebagai mekanis, pengemudi becak hingga menjual barang-barang di jalanan.
Advertisement
 
I see…
Nah berdasarkan wawancara tadi, ditemukan juga bahwa anak-anak ini kerja dalam waktu yang panjang, setidaknya 10 jam per hari, bahkan ada yang kerja seminggu non-stop. Selain itu, mereka juga harus bekerja di lingkungan yang berbahaya dan mengancam pertumbuhan fisik mereka, kayak misalnya kerja di pertambangan emas yang bikin anak-anak ini harus membawa material yang berat dan berbahaya.
 
:(.
Satu lagi guys, faktor yang juga signifikan dalam meningkatkan jumlah buruh anak adalah penutupan sekolah karena pandemi. Dari hasil wawancaranya ditemukan bahwa ketika sekolah tutup, anak-anak ini langsung kehilangan akses ke pendidikan sama sekali, dan juga ga dapet lagi school lunch gratis dari sekolah. Hasilnya, mereka jadi harus bekerja dan bahkan ketika sekolahnya udah kembali buka, mereka udah keburu drop out secara permanen.
 
Hiks..terus gimana dong?
Well, dalam laporannya, HRW merekomendasikan agar pemerintah dan para donor bisa memprioritaskan untuk memberikan tunjangan sosial supaya keluarga-keluarga nggak harus mempekerjakan anak mereka sendiri. FYI, laporan ini dirilis sebelum peringatan World Day against Child Labor pada tanggal 12 Juni 2021 nanti.

What’s not gonna come back?

My ex?
Maaaaybe. But we’re gonna talk about: travel business. Iya guys, jadi Selasa lalu, CEO Airbnb Brian Chesky bilang bahwa meskipun minat masyarakat untuk jalan-jalan udah kembali pulih pasca Covid-19, namun kayaknya untuk business trip, atau perjalanan kerja, kondisinya nggak akan memulih kayak pas sebelum pandemi. Chesky bilang, bukan berarti business trip bakal “mati”, tapi emang demand-nya nggak akan kembali seperti dulu. Menurutnya, salah satu alasan untuk hal ini adalah karena setelah setahun lebih menjalani kerja dari rumah, maka orang udah terbiasa untuk punya fleksibilitas, dan meskipun pandeminya udah berakhir, belum tentu juga orang mau meninggalkan fleksibilitas itu.
 
FYI guys, emang menurut Barclays report terbaru, disebutkan juga bahwa perjalanan bisnis, khususnya yang jarak jauh, bakal jadi sektor yang paling terakhir bangkit pasca pandemi. Padahal sebelum Covid 19 melanda, perjalanan bisnis menyumbangkan kontribusi sebesar 21,4% kepada nilai perjalanan global secara keseluruhan, dengan jumlah pemasukan paling besar datang dari negara-negara maju kayak Kanada, Jepang, Inggris, hingga Amerika Serikat.

“Selalu akan ada cahaya terang sesudah kegelapan, selalu ada kemudahan yang datang setelah kesulitan,”
Gitu guys isi pesan dari Pak Jokowi buat umat Buddha yang merayakan Hari Raya Waisak kemarin. Lewat akun Twitternya, Pak Jokowi juga menyebut bahwa saat ini, kita emang masih dicengkram pandemi, dan semoga kita selalu diberi ketenangan dan kedamaian.
Amin…

Catch Me Up! Recommendations

If you always come late and want to be more punctual about time… maybe you should start these habits.

Announcement


Thanks to Anna for buying us coffee yesterday!

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click hereAtau, kalo kamu mau beli merchendise resminya Catch Me Up! kamu juga bisa belanja-belanji di sini. Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kami kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Angel’s Stories

1. Beberapa hari lalu, aku dapet berita bahwa aku bakal di cut off dari kerjaan aku karena efek dari pengurangan kerja di era pandemi. Pas tau soal itu, aku ngerasa sedih banget karena aku merupakan tulang punggung keluarga setelah ayahku pensiun dan adik-adikku masih sekolah. Ibuku ya ibu rumah tangga aja. Waktu itu aku bingung banget dan akhirnya cerita ke seorang sahabatku yang emang udah lama jadi tempat curhatku. Ketika denger soal hal itu, dia langsung bantuin aku cari kerjaan baru, sambil merefer aku ke beberapa teman-temannya. Senin nanti aku akan wawancara di salah satu kantor berkat dari rekomendasi dia. Doain aku ya, teman-teman!
-Anonymous-
 
2. Suatu hari aku abis pulang kantor terus baru nyadar bahwa ban motor aku kempes! Aku panik banget karena aku bener-bener nggak ngerti kenapa bisa secepet itu kempesnya, dan saat itu sekelilingku udah gelap banget. Akhirnya aku terpaksa menuntun motorku sampe nemu tukang tambal ban terdekat. Sampai di sana, sambil nungguin motorku selesai ditambal, ibu-ibu yang ternyata istrinya si tukang tambal ngajakin aku ngobrol dengan friendlyyy banget. Dia terus nyemangatin aku dan sampe beliin aku minuman botol segala. Di situ aku sadar bahwa orang baik slalu ada.
-Ibu kota-
 
(We believe that angels, just like superheroes and cats, come in different costumes, but they’re here for the same reasons: to make our days brighter, our smiles wider, and our feelings happier. So during these uncertain times, we’ve decided to replace the love letter with stories about kindness, because now more than ever, our community needs that. Shoot us your kindness stories here (can be something you see or experience firsthand (or no), basically, anything!) and we will feature it here. You can also check our previous angel stories on our angel’s Instagram. Go go go!
Advertisement