Walhi NTT: Banjir Bandang dan Longsor di NTT Dipicu oleh Kerusakan Lingkungan

352

Who has a say about the disaster in NTT?

Wahana Lingkungan Hidup aka Walhi NTT.
 
What do they say?
Well, kemarin, Direktur Eksekutif Walhi (Wahana Lingkungan Hidup) NTT Umbu Wulang T Paranggi, banjir bandang dan longsor yang baru aja terjadi di NTT sejak Minggu kemarin itu ternyata juga dipicu sama kerusakan lingkungan.
 
Really?
Iya. Menurutnya, kerusakan lingkungan yang terjadi di NTT adalah akibat dari alih fungsi lahan, pertambangan dan pembalakan liar. For example, adanya alih fungsi lahan di kawasan hulu Sumba Timur untuk investasi pabrik gula.  Artinya, yang tadinya hutan, ditebang dan diubah jadi perkebunan tebu.  Selain itu, Kabupaten Malaka juga udah sering banjir karena adanya pembangunan di daerah sungai dan hulu.
 
Tell me more…
Selain kedua tempat tadi, Wulang juga menyebut bahwa pulau Adonara tidak pernah terkena banjir sebelumnya, dan bukan merupakan daerah dalam peta rawan bencana. Namun belakangan ini, diketahui ada aktivitas pembalakan liar di sekitar Gunung Boleng, yang diduga turut berkontribusi terhadap terjadinya banjir di sana.  Sementara itu, Kabupaten Lembata memang merupakan daerah rawan longsor karena berada di lereng Gunung Merapi.
 
I see, terus gimana dong? 
Walhi meminta pemerintah untuk menetapkan NTT dalam status darurat bencana. Hal ini berdasarkan pada UU tentang Penanggulangan Bencana yang terdiri dari cakupan lokasi, jumlah korban, kerusakan prasarana dan sarana, gangguan terhadap fungsi pelayanan umum dan pemerintahan, dan kemampuan sumber daya alam dan juga buatan.  Selain itu, menurut Walhi kerugian akibat bencana banjir dan tanah longsor tersebut sudah mencapai triliunan rupiah.  Bahkan, Walhi menyatakan bahwa bencana banjir yang juga merupakan akibat dari fenomena La Nina ini bakal meluas ke seluruh pulau di NTT.
Advertisement
 
Oh no….
:(. Lebih jauh, Walhi juga meminta pemerintah untuk fokus ke pencarian, penyelamatan, pertolongan darurat, dan evakuasi korban ke tempat yang aman. Selain itu, pemerintah juga diharapkan bisa memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang terkena dampak. Adapun yang perlu jadi perhatian adalah, like penyediaan air bersih dan sanitasi, pangan, sandang, pelayanan kesehatan, pelayanan psikososial, penampungan, dan tempat hunian.
 
Where’s the government on this?
Well, kemarin sih Pak Jokowi udah meminta kepada Kepala BNPB Doni Monardo, Kepala Basarnas Henri Alfiandi, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk menangani bencana banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang di NTT. Selain itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga disuruh gercep mengatasi bencana alam tersebut.
 
I see, anything else? 
Berdasarkan update terakhir, menurut Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi, terdapat 69 korban jiwa akibat banjir di Flores Timur, tepatnya di Kecamatan Ile Boleng, Adonara Timur, dan Lembata. Meanwhile, tiga ratusan orang di Lembata dilaporkan harus mengungsi. Terus sejauh ini, menurut BNPB, terdapat 68 korban meninggal, 15 orang luka-luka, 70 orang hilang dan setidaknya 2.655 orang terdampak banjir.
Advertisement