Publik Heboh Karena Munculnya Kembali Wacana European Super League (ESL)

634

For when you’ve been hearing about the European Super League a lot lately…

(But before… we talked bout this in our podcast too! So you can check it out there if you’re more like a listening person 🙂
 

Well, here’s your update. All of it.

 
Iya guys, jadi saat ini, publik dan peminat sepak bola pada umumnya lagi heboh karena munculnya kembali wacana European Super League (ESL).
 
What’s that? 
Jadi ESL ini adalah kompetisi sepak bola di Eropa dengan format yang beda dengan kompetisi yang udah ada saat ini. Jadi konsepnya sih hampir sama dengan Champions League, di mana ada klub-klub elit Eropa bertanding di liga tersebut, namun di ESL, bakal ada 15 peserta permanen.
 
Hah maksudnya?
Gini, jadi kamu pasti ngeh kan, bahwa pada Champions League, klub-klub yang bisa bertanding di level itu hanyalah klub yang ada di posisi puncak di liga domestiknya. Misalnya, cuma klub yang ada di posisi 1-4 di Liga Inggris (Premier League) yang lolos ke Liga Champions. Begitu juga dengan Liga Italia, Liga Spanyol, dan Bundesliga Jerman.
 
Terus…
Nah terus, kalo di European Super League, sistem kualifikasi tadi nggak ada. Jadinya, di ESL bakal ada 15 klub, yang regardless penampilannya kayak apa di liga domestik, mereka bakal tetap bisa bertanding di Super League. So far sih baru 12 klub yang mengumumkan ikutan liga ini, dan katanya tiga lagi bakal menyusul. FYI, ke-12 klub tadi berasal dari Inggris, Spanyol, dan Italia, dan so far nggak ada klub dari Jerman dan Prancis.
 
Geeeezzzz… klub apa aja yang ikutan?
Ada AC Milan, Arsenal, Atletico Madrid, Chelsea, Barcelona, Inter Milan, Juventus, Liverpool, Manchester City, Manchester United, Real Madrid, dan Tottenham Hotspur.
 
OK and then…
And then, sistemnya nanti, European Super League ini bakal diikuti oleh 20 klub. 15 di antaranya udah ditentukan tadi, dan lima lagi sisanya bakal diperebutkan oleh klub-klub lain yang belum jelas juga sistem perebutannya gimana. Dengan model begini, 15 klub tadi udah pasti tuh, bakal main di ESL pada setiap musimnya.
 
Terus, kenapa banyak yang nolak?
Yha karena dengan cuma melibatkan klub-klub besar, maka duitnya juga cuma akan berputar-putar di antara mereka, dan dananya jadi nggak perlu didistribusikan juga ke klub-klub kecil lewat UEFA (kayak yang dilakukan di Liga Champions). Dalam jangka panjang, diperkirakan liga model gini bakal bikin liga domestik mati, klub kecil dananya makin terbatas, hingga sepak bola, yang selama ini dipandang sebagai permainan segala lapisan, jadi hanya mendatangkan cuan buat orang tajir aja.
 
So, is this about money, tho?
Huge part of it, yes. Adapun salah satu alasan dibentuknya ESL adalah karena masalah finansial yang dialami klub-klub besar yang disebabkan oleh corona. Menurut pihak panitia, total kerugian dari 12 tim ESL di musim 2019 – 2020 mencapai 1,2 triliun poundsterling. Selain itu, mereka juga terjerat utang yang totalnya sekitar 5,6 miliar poundsterling. Hal ini karena dengan nggak adanya pertandingan sepak bola, atau pertandingannya gaboleh ditonton banyak orang, maka pemasukan dari pembelian tiket juga makin menipis.
Advertisement
 
I see…
Nah, menurut Ketua ESL sekaligus Presiden Real Madrid Florentino Perez, justru ESL adalah cara supaya klub-klub sepak bola bisa ‘selamat’ dari krisis keuangan mereka. Terus, Perez juga zuzur mengatakan bahwa Real Madrid uangnya tinggal dikit dan udah nggak untung lagi. Klub-klub lain juga nasibnya sama, no money, jadi salah satu cara untuk menyelamatkan klubnya dari krisis keuangan adalah dengan menggelar ESL ini.
 
Emang banyak banget duitnya ESL?
Banget. Menurut keterangan resmi panitia, jumlah hadiahnya empat kali lipat lebih banyak dibanding hadiah di kejuaraan Liga Champions yang biasa diadakan oleh UEFA. Selain itu, setiap founding team bakal mendapatkan 3,5 miliar euro (Rp 61,1 triliun) dengan cara ‘ikutan’ aja. FYI, liga ini rencananya bakal dimodalin sama bank asal Amerika Serikat, JP Morgan. Keterlibatan JP Morgan ini juga jadi salah satu poin yang dikritisi fans, karena bikin sepak bola Eropa jadi kapitalis banget, kayak berbagai turnamen olah raga di Amrik.
 
What do people think about this?
Mostly disagree. Penolakan atas ESL ini datang dari para pemain, pelatih, fans (terutama banget), hingga pemimpin negara. Terkait hal ini, bahkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson udah bilang bahwa doi bakal melakukan segala upaya untuk menghalangi klub Inggris ikutan liga ini. Penolakan juga datang dari otoritas sepak bola Eropa, UEFA yang menyebut bahwa ESL ini merupakan bentuk kerakusan dan keegoisan, dan UEFA bahkan udah menyiapkan sanksi buat klub yang masih ngotot ikutan ESL.
 
Apa aja sanksinya? 
Misalnya kayak nggak membolehkan klub yang ikut ESL untuk berpartisipasi di liga domestik, dan pemainnya nggak boleh membela timnas. Selain itu, klub-klub ini juga bakal dilarang ikutan kompetisi yang diadakan oleh UEFA, kayak Liga Champions, Liga Eropa, Piala Super Eropa, dll.
 
So, what now?
Well, saat ini sih, semua skenario masih mungkin terjadi, dan pihak-pihak terkait masih terbuka untuk bernegosiasi. However, kalo jadi, maka European Super League bakal digelar tahun ini, di Bulan Agustus.
Advertisement