Mabes Polri Jakarta Selatan Diteror

439

For when you need an update on Mabes Polri attack.

We know, we know, we’re a lliiiittle late.
But here, we got all the recap. From A to Z. So be ready.
 
OK. Try me.
So, pada Rabu sore minggu lalu (31/3), Mabes Polri yang di Jakarta Selatan, diteror. Kayak yang kamu udah tahu, pelaku teror adalah seorang perempuan berinisial ZA, berusia 25 tahun, yang meninggal di tempat karena terkena tembakan petugas. Jadi awalnya, menurut keterangan dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit, pelaku masuk lewat pintu belakang Mabes Polri dan menanyakan di mana pos pelayanan.
 
Terus…
Terus, petugas yang lagi jaga kemudian mengarahkan pelaku ke pos pelayananan yang dimaksud. Namun setelah berjalan menuju kantor pos pelayanan, si pelaku balik lagi dan menyerang petugas yang lagi jaga tadi. Kapolri juga menyampaikan bahwa pelaku melepaskan enam kali tembakan, jadi polisi langsung mengambil tindakan tegas dan terukur (ditembak di jantung), sampai pelaku tewas di tempat.
 
Tell me more about ZA…
Jadi, ZA ini adalah mantan mahasiswa yang drop out di semester lima.  Kapolri juga menyebut bahwa ZA berideologi ISIS dan dia merupakan ‘lone wolf’ atau pelaku aksi teror yang dilakukan secara individu, tanpa bantuan kelompok lain. ZA diduga berideologi ISIS karena dia memiliki akun Instagram yang baru dia buat, dan postingan terakhirnya adalah bendera ISIS dan caption tentang perjuangannya.  Selain itu, polisi juga menemukan surat wasiat ZA untuk keluarganya. Meanwhile, menurut dugaan ayahnya ZA, M. Ali, ada pihak yang menuntun anaknya untuk nekat menyerang markas pusat kepolisian.  Terus, menurutnya juga, ada orang lain yang memberikan senjata api ke ZA.
 
I see, terus gimana? 
Well, kalau menurut Badan Intelijen Negara (BIN), aksi ZA tergolong masih amatir. Juru Bicara BIN, Wawan Purwanto mengatakan bahwa hal tersebut bisa dilihat dari pola gerak-gerik ZA saat melakukan penyerangan dari rekaman CCTV.  Selain itu, ZA juga belum masuk radar pencarian BIN, jadi mereka kaget juga, dan menduga kalau bisa saja ini memang merupakan aksi lone wolf
Advertisement
 So far, BIN masih fokus untuk mencari keterangan dari orang-orang yang sering komunikasi sama ZA.
 
I also heard things about Perbakin…
Oh yea that, too. Jadi nggak lama setelah identitasnya terungkap, beredar juga foto kartu keanggotaan ZA di Perbakin, stands for Persatuan Berburu dan Menembak Seluruh Indonesia. Terkait hal ini, Dewan Pembina Perbakin Bambang Soesatyo bilang bahwa ZA bukan anggota grup Perbakin, melainkan anggota klub menembak airsoft gun.
 
OK. So, what’s now?
Menanggapi maraknya dugaan aksi terorisme di Tanah Air, rencananya TNI dan Polri akan membangun Pos Komando Taktis (Poskotis) di seluruh wilayah untuk mencegah penyebaran paham terorisme.  Menurut Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, bakal ada empat sampai enam Poskotis di setiap daerah di Indonesia, dan akan melibatkan ribuan personil.
 
Anything else? 
Jadi guys, serangan terhadap kantor polisi bukan merupakan hal yang baru. Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi beberapa aksi teror di kantor polisi, sebagai berikut: serangan seorang pria di kantor polisi Karanganyar, Jateng (Juni 2020), bom Polrestabes Medan (akhir 2019), kerusuhan Mako Brimob Depok (2018), serangan di Polrestabes Surabaya (Mei 2018), terorisme di kantor Polda Riau, Pekanbaru (2018), Bom di Polresta Surakarta dan terror serangan pesan beruntun (Juli 2016).
Advertisement