Fasilitas Nuklirnya Disabotase, Iran Akan Balas Dendam pada Para Zionis (Yahudi)

485

When things are getting intense between Iran and Israel…

Yep, karena Iran menduga fasilitas nuklirnya disabotase sama Israel.

 
Disabotase gimana????
Ya mati gitu guys. Jadi Minggu (11/4) kemarin, fasilitas pengayaan uranium bawah tanahnya Iran, namanya Natanz mati total. Menurut pihak Iran, hal ini bisa terjadi karena ada serangan siber atau disabotase *looking at you, Israel*.
 
By who? 
Belum tahu sebenernya, karena masih diinvestigasi. Tapi Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif udah mengeluarkan keterangan yang menyebut bahwa pihaknya bakal balas dendam pada para Zionis (Yahudi). In his words: “The Zionists want to take revenge because of our progress in the way to lift sanctions. But we will take our revenge from the Zionists.”
 
Kenapa kok mereka bilang pelakunya Israel?
Karena emang menurut para intel Iran, serangannya dilakukan melalui cyber attack oleh pihak Israel. Jadi emang setelah dicek, ada serangan cyber yang ditargetkan khusus ke sumber listrik di sana, hingga menyebabkan blackout. Banyak yang curiga, pelakunya adalah agen intelijen Israel, Mossad. Di Israel sendiri, salah satu medianya Hareetz juga menyebut bahwa bisa aja neh, pelakunya emang Israel.
 
Ya ampuuun…
Nah, peristiwa ini kemudian memanaskan kembali hubungan antara dua negara yang emang nggak pernah adem-adem banget. Sebelumnya, Israel juga kerap berupaya menyabotase program pengembangan nuklir Iran dengan berbagai cara, kayak mematikan aliran listriknya atau membunuh para ilmuwannya.
 
Whaaaat?
Yep, nah untuk serangan kali ini, banyak pengamat yang khawatir bahwa hal ini bakal bikin upaya pemerintahan Amerika Serikat di bawah Biden yang ingin mendorong Iran untuk kembali menuruti aturan dalam “Nuclear Deal”-nya jadi makin susah.
 
Nuclear whaaaat?
Deal. Jadi ini adalah perjanjian antara Iran dan pemerintah negara-negara lain kayak Uni Eropa, Rusia, Inggris, Jerman, Prancis, dan China untuk mengurangi program pengadaan nuklirnya. Sebaliknya, pemerintah negara-negara tadi bakal dikit-dikit mengurangi sanksi dan embargo yang selama ini dijatuhkan terhadap Iran. However, di era Trump, perjanjian ini bisa dibilang nggak dituruti sama sekali, karena: 1. Trump memutuskan bahwa AS keluar dari Iran Nuclear Deal, 2. Trump memerintahkan serangan udara yang membunuh pemimpin militer Iran Qassim Suleymani. So, Iran was like, nope, not gonna follow the rules again!
Advertisement
 
I see…
Nah di bawah Biden, Amerika Serikat pengen kembali masuk ke Iran Nuclear Deal dan menggolkan aturan ini sebagai salah satu kebijakan luar negerinya. Sebenernya, perwakilan AS dan Iran udah sempet ketemuan di Vienna, Austria untuk bahas soal ini beberapa waktu lalu. Tapi ya itu tadi, sabotase yang diduga dilakukan sama Israel dinilai bakal bikin Iran “bete” lagi dan bikin usaha Biden jadi agak-agak…ribet lagi, gitu.
 
Terus kenapa Israel ngelakuin itu doong?
Well, kalo soal serangannya sih, Israel nggak menampik, tapi juga nggak mengakui bahwa mereka pelakunya. Tapi kalo soal Nuclear Deal, Israel emang dari awal udah bilang bahwa mereka nggak setuju sama cara Presiden Joe Biden yang mau memberlakukan kembali the nuclear deal. Hal ini karena Israel nggak percaya kalau Iran bakal mentaati kesepakatan itu walaupun sanksi dicabut.
 
Anything else? 
Well, Iran sih bilang kalau program nuklir mereka tujuannya untuk damai, kayak jadi sumber energi, bukan buat bikin senjata. Tapi Israel nggak percaya.  FYI, Iran emang merupakan salah satu negara yang mempunyai kekuatan nuklir. Hal ini menjadi ancaman buat negara-negara lain karena mereka khawatir karena ‘uranium’ yang dipakai untuk teknologi nuklir, juga bisa digunakan untuk membuat senjata nuklir.  Nah, untuk memastikan nuklir nggak dipakai sebagai senjata, muncul usulan perjanjian-perjanjian terkait pembatasan nuklir, dan jadilah, Iran Nuclear Deal tadi.
Advertisement