Menteri Kesehatan Menandatangani MoU Kerja Sama dengan KPU RI, 18 Pendemo Tewas Akibat Bentrok Dengan Aparat di Myanmar, B.117 Varian Terbaru Covid-19 Terdeteksi di Indonesia, Apakah Kamu Seorang Nomophobia atau Bukan?

495

Hi there,

 
Yep it’s still Wednesday but we want to get into a little lover spirit today. In times like these, love can always brighten up your day and make sh**ty days feel a little….less sh**ty. Speaking of lover, don’t forget to check our first podcast ever here (airing at 7 AM!), and we really hope you’ll like it. It is fueled mostly by passion and free flow of coffee from you, so THANK YOU.

For when you need to collab to beat the virus…

Kemenkes can relate.
 
Wah…collab ama siapa? 
Sama Komisi Pemilihan Umum (KPU) gengs. Jadi, kemarin (2/3) banget, Pak Menkes Budi Gunadi Sadikin (BGS) baru aja menandatangani MoU untuk kerja sama dengan KPU RI.
 
Kerja sama apaan cuy?
Kerja sama untuk meminta akses data pemilihnya KPU, demi melaksanakan program vaksinasi covid-19.  Menurut BGS, data pemilihnya KPU adalah data yang paling update dibanding dengan lembaga-lembaga lain (cieeee….). Terus menurutnya juga, data KPU udah berdasarkan pada domisili warga, jadi warga nggak perlu pulang kampung dulu untuk mendapatkan vaksinasi.
 
Tapi kenapa KPU?
Yha karena kan KPU ini punya data kamu-kamu yang nyoblos (dan enggak), dan secara pemilunya dilaksanakan tiap lima tahun, maka datanya juga bakal di-update terus selama lima tahun itu. Pihak KPU juga bilang bahwa data pemilih yang mereka punya kemungkinan besar sesuai dengan kondisi di lapangan, apa lagi  Desember lalu, mereka juga abis ngadain Pilkada kan, jadi most likely, datanya udah paling update.
 
Sounds good, KPU.
Yep, jadi dalam keterangannya juga, Pak BGS bilang bahwa Kemenkes nggak perlu ngumpulin data yang bukan tupoksi aka kerjaannya, jadi lebih baik pakai data-data dari institusi lain yang lebih update.  Kalau di Kemenkes, data yang mungkin update, adalah data BPJS Kesehatan, tapi bersifat dinamis. Therefore, Kemenkes harus minta data-data dari instansi lain untuk double check dan sesuai kebutuhan.
 
Ok, KPU bilang apa? 
Plt Ketua KPU, Ilham Saputra sih fine-fine aja atas kepercayaan Kemenkes yang mau pakai data mereka.  Menurutnya, data pemilih KPU udah di-update, bahkan diawasi sama partai politik dan Bawaslu juga. Pak Ilham juga said thank you karena KPU bisa ikut berkontribusi ke program vaksinasi secara nasional.
 
I see, anything else? 
FYI, data yang dikasih KPU ke Kemenkes adalah data pemilih dari usia 18 tahun ke atas.  Datanya merupakan data pemilih dari Pemilihan umum/Pemilihan Gubernur, Bupati, atau Walikota.  FYI, katanya Pak BGS ‘kapok’ pakai data yang ada di Kemenkes, karena datanya nggak sesuai sama fakta di lapangan.

For when things are heating up in Myanmar…

Still? 
Iya, malah sekarang tambah parah protesnya. Things are getting deadly in there, di mana menurut catatan PBB per 28 Februari lalu, jumlah orang yang meninggal di Myanmar udah mencapai 18 orang dan sekitar 30 orang luka-luka.
 
Ya ampun, background lagi dong. 
Ok. Jadi gengs, Pemerintahan demokratis Myanmar di bawah kepemimpinan Aung San Suu Kyi baru aja dikudeta sama junta militernya per 1 Februari lalu. Alasannya, pihak militer menyebut bahwa pemilu yang dilaksanakan pada November 2020 lalu itu curang, dan mereka mau melaksanakan pemilu lagi aja, tahun depan.  Alhasil, Aung San Suu Kyi dan pejabat Myanmar lainnya ditahan dan junta militer lah yang mengambil alih pemerintahan. Gara-gara ini, masyarakat Myanmar melakukan aksi protes yang menuntut supaya Aung San Suu Kyi dan pejabat lainnya dibebasin dan menjabat lagi.  FYI, partai Suu Kyi menang dalam pemilunya.  Catch up here.
 
Ok, go on… 
Nah, awalnya, ada tiga pendemo yang jadi korban meninggal akibat bentrok sama polisi, but, demonya makin parah per hari Sabtu (28/2) kemarin.  Kantor HAM PBB melaporkan kalau ada setidaknya 18 pendemo yang meninggal karena bentrok sama aparat juga.
 
Gosh.. terus gimana?
Well, udah banyak negara-negara yang ‘mendesak’ Myanmar untuk menghentikan kekerasan terhadap para peserta aksi.  In fact, banyak yang udah ngasih sanksi internasional juga untuk Myanmar, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Selandia Baru, Uni Eropa hingga Inggris. Catch up more on the issue, here.  
 
Sanksinya apa? 

For example, Amerika Serikat udah ngasih peringatan bahwa mereka akan mengambil tindakan tambahan jika militer Myanmar tetap melakukan kekerasan terhadap para peserta aksi.  So far, AS udah ngasih beberapa sanksi ke Myanmar, di antaranya adalah membekukan aset pihak Junta militer senilai US $1 miliar, terus Jenderal Min Aung Hlaing yang merupakan pemimpin kudetanya juga udah dikasih sanksi tambahan (awalnya, doi disanksi karena kasus Rohingya). Finally, AS juga ngasih sanksi ke dua perusahaan konglomerat Myanmar: Myanmar Economic Holdings Limited dan Myanmar Economic Corp yang merupakan perusahaan holding dari berbagai sektor bisnis di sana, kayak perbankan, permata, tembaga, telekomunikasi, dan pakaian.

I see, anyone else? 
Yep, per Selasa (2/3) kemarin, negara-negara ASEAN juga ngumpul untuk khusus ngebahas kondisi Myanmar. Dalam keterangannya, para tetangga-tetangga ini zuzurrrr bahwa mereka ‘terkejut’ sama kekerasan yang terjadi di sana.
 
What did they say? 
Menlu Indonesia, Bu Retno Marsudi mendesak junta militer Myanmar untuk membebaskan Suu Kyi dan pejabat lainnya, dan supaya junta militer melakukan dialog dan komunikasi dengan seluruh pihak yang terkait.  Moreover, she also pressured
Advertisement
 supaya junta militer nggak pakai kekerasan ke para peserta aksi di Myanmar. Meanwhile, ASEAN bilang kalau mereka siap membantu Myanmar, kalau Myanmar mau.
 
Hmmm anything else? 
FYI, sejak ditahan, Suu Kyi didakwa dengan dua tuntutan oleh pihak militer, yaitu: tentang kepemilikan walkie talkie illegal, dan pelanggaran UU Penanggulangan Bencana Alam. Nah, Senin (1/3) kemarin dalam persidangan keduanya, Suu Kyi dapat dakwaan baru, which is dituduh melanggar aturan pemerintah terkait pandemi virus corona selama pemilu 2020.

What’s finally come to Indonesia?

I know. The mutated coronavirus.

Smart cookie. Jadi emang guys, kemarin banget, pemerintah aka Wakil Menteri Kesehatan Pak Dokter Dante Saksono mengumumkan bahwa….varian terbaru Covid-19 yang pertama kali dideteksi di Inggris, namanya B.117 udah dideteksi di Indonesia.

HAH kemarin banget?
Yep, kemarin banget. Jadi kalo pada 2 Maret tahun lalu, untuk pertama kalinya kasus Covid-19 diumumkan di Indonesia, maka pada 2 Maret tahun ini, varian Covid-19 yang udah bermutasi, ditemukan di Indonesia.
 
Gaada yang mending sih.
Yha emang ga ada. Nah soal varian baru ini, Dokter Dante menjelaskan bahwa temuan tersebut adalah berdasarkan pada hasil penelitian terhadap sekitar 426 spesimen. Dari 400-an spesimen, ada 2 kasus yang mengarah pada varian B117, dan kemarin malam, confirm deh, bahwa itu emang kasusnya.
 
OMG terus…
Nah terus, Dokter Dante juga menyebut bahwa penemuan varian B117 ini menjadi tantangan baru dalam penanganan Covid-19. Karenanya, tantangan tersebut harus mendorong Indonesia untuk mengembangkan proses riset yang cepat, model penanganan yang lebih baik serta studi epidemiologi secara analitik terkait proses mutasi Covid-19 terjadi di Indonesia.
 
But like…should I be worried, though?
You should. Karena kemarin, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 juga udah menyampaikan kekhawatirannya, kalo-kalo mutasi virus janis ini bakal kebal terhadap kinerja vaksin. Namun FYI guys, beberapa produsen vaksin yang udah ada kayak Moderna dan Pfizer-BioNTech sih bilang bahwa vaksin mereka teteup ampuh ya.
 
I see…Terus terus, apa bedanya virus yang baru sama versi lama?
Yang pasti sih, virusnya 50%-70% lebih mudah menular dibanding versi sebelumnya. Hal inilah yang sebenernya paling mengkhawatirkan, karena bakal bikin sistem rumah sakit kita yang udah kewalahan bakal makin kewalahan. Selain itu, so far sih belum ditemukan bukti bahwa virusnya lebih fatal.
 
I see… anything else I should know?
FYI, sejauh ini virus jenis B117 udah ditemukan di 94 negara, dan Inggris menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak dengan 92 ribu kasus. Adapun untuk kasus yang masuk ke Indonesia ini, menurut Pak Menkes Budi Gunadi Sadikin, berasal dari mereka yang masuk dari Arab Saudi.

  • For when you’ve been doomscrolling until 3 AM…
Don’t.
Because you will have poor sleep quality. Jadi hal ini diketahui dari hasil penelitian dari Frontiers in Psychiatry yang baru aja merilis studi terbarunya pada Selasa (2/3) kemarin. Untuk melakukan penelitiannya itu, para researchers mengikuti kebiasaan penggunaan smartphones pada  1,043 pelajar di King’s College London, yang umurnya antara 18 – 30 tahun. Hasilnya, berdasarkan kuesioner yang disebarkan, hampir 40 persen mahasiswa di sana yang ‘addicted’ aka kecanduan HP, dan mereka juga punya kebiasaan untuk tidur lebih larut, yaitu di atas jam 1 malam. Selain itu, para mahasiswa yang addicted sama HP juga rata-rata kualitas tidurnya jelek, karena penggunaan hape sebelum tidur bisa mengganggu circadian rhythm kita, yang akhirnya bakal mempengaruhi jam tidur normal kita.
 
Nah, menurut Dr. Vsevolod Polotsky dari Johns Hopkins University School of Medicine, kalo mau mengurangi ketergantungan ini, maka aturan nomor satu sebelum tidur mestinya adalah “no computers, cell phones, and PDAs di kamar, setidaknya satu jam sebelum jam tidur kita.  Hal ini karena sinar LED bisa menekan/memperlambat level hormon tidur kita.  FYI, kecanduan HP juga sering disebut “nomophobia” which stands for NO Mobile PHOne phoBIATake this quiz if you wanna know kamu nomophobia atau nggak. Go go!

“Semoga corona pendek umur dan binasa selamanya,”

 
Gitu kata Gubernur Jawa Barat Kang Ridwan Kamil kemarin, pas lagi membahas soal kehadiran virus corona di Indonesia yang udah genap satu tahun. Kang Emil bilang, Perang belum selesai, jadi masyarakat diminta tetap disiplin sebelum pandemi diproklamasikan berakhir.

Amiiin now (don’t) blow your candles…

Catch Me Up! Recommendations

It’s Wednesday, and all of us probably need a liiiiittle pick-me-up inspiration to start the day. So, here’s the list of the book written by inspiring women to get through today. You got this.

A thank you note…

Thanks to Turfa, Swiftie, Ninal Navi for buying us coffee yesterday!
(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click hereDengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kami kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Angel’s Stories

 
1. So at the weekend, aku mengunjungi temanku yang jaraknya lumayan jauh untuk perjalanan 1 jam menggunakan motor. Hal ini aku lakukan karena aku merasa hidupku Nolep ( no lyfe ) banget, terkungkung dalam layar kecil ( HP ). Dalam perjalanan pulang aku merasa fresh, ternyata aku kanget ngrasain macet, deru mesin kendaraan, melalui jalan yang ga pernah aku lalui, membaca map untuk sampe tujuan. Hal-hal sekecil itu terkadang tidak bisa aku rasakan karena meladeni rasa malas yang akhirnya weekend-ku hanya sebatas layar kecil di genggaman. Buat temen-temen jika merasa stuck dalam hidup cobalah melakukan perjalanan ke tempat yang belum pernah kamu tuju, agar Seninmu menjadi lebih fresh karena lembaran memori yang baru.
-Lemon Machiatto-
 
2. Tiba-tiba dapet pesan, “Kamu ga cape apa, kuliah sambil kerja? Kamu jadi ga bisa sering-sering nongkrong dan jalan-jalan.” Iya, banyak banget hal yang harus dikorbankan ketika kenyataan bilang kalo aku harus kuliah sambil kerja. Kadang suka iri sama temen-temen yang masih bisa jalan dan nongkrong santai di kafe. Aku yang masih muda ini juga ingin habiskan waktu jalan atau nongkrong. Ingin jadi egois dan membiarkan diri lebih banyak bersantai. Tapi heyyy ….I just wanna say, “Jangan korbankan masa depan kamu hanya karena kamu egois hari ini.” Untuk siapapun yang baca ini dan lagi di fase mager dan bosan. Yuk, semangat lagi. Sesuatu yang baik menantikan kamu.
-MG, Bandung-
 
(We believe that angels, just like superheroes and cats, come in different costumes, but they’re here for the same reasons: to make our days brighter, our smiles wider, and our feelings happier. So during these uncertain times, we’ve decided to replace the love letter with stories about kindness, because now more than ever, our community needs that. Shoot us your kindness stories here (can be something you see or experience firsthand (or no), basically, anything!) and we will feature it here. You can also check our previous angel stories on our angel’s Instagram. Go go go!
Advertisement