Aksi Protes dan Kemarahan di Inggris Menuntut Pemerintah Lebih Peduli Pada Keselamatan Perempuan

373

For when you are a woman and have ever got catcalled when walking down the street…

Seriously guys, this has to be end. 
Cape banget ga sih, digodain atau di-catcall pas lagi jalan sendirian tuh? Jadi guys, kalo kamu cewek, maka chances are, kamu pernah mengalami namanya di-catcall atau digodain pas lagi jalan kaki sendirian. Ini malesin banget kan yha, tapi di Inggris, hal ini lagi jadi pembahasan hangat.
 
What happened? 
Everybody, meet: Sarah Everard (33) seorang perempuan yang hilang dan dibunuh oleh polisi. Jadi awalnya, dia diculik pas lagi jalan kaki pulang dari rumah temennya ke rumahnya sendiri di London pada tanggal 3 Maret lalu. Setelah dilaporkan hilang dan dilakukan pencarian, jenazah Everard kemudian ditemukan di hutan di daerah Ashford, Kent.
 
OMG go on 🙁
Setelah polisi melakukan penyelidikan, diketahui bahwa pelaku pembunuhan adalah personil elit kepolisian yang bernama Wayne Couzens. Pengungkapan kasus ini kemudian menyebabkan aksi protes dan kemarahan di seluruh penjuru negeri, dan menuntut pemerintah supaya lebih peduli pada keselamatan perempuan. Aksi ini ramai dengan tagline #shewasjustwalkinghome
 
Agree, she was just walking home 🙁
Yep, dan aksinya juga makin besar demi memunculkan kesadaran publik untuk menciptakan ruang publik yang aman buat perempuan. Jadi guys, ketika kasusnya pertama muncul, maka bermunculan jugalah kesaksian di sosial media soal pelecehan di tempat umum yang banyak dialami oleh para perempuan. Lalu pada Sabtu lalu, sang pelaku Wayne Couzens udah mengikuti proses pengadilan, dan pada momentum itu, banyak masyarakat yang melakukan aksi protes untuk mengecam tindakannya. Namun, aksi ini dihadapkan dengan kekerasan polisi, di mana ada beberapa pendemo perempuan yang diborgol dan diseret oleh aparat keamanan. In fact,
Advertisement
 polisi juga menahan beberapa pendemo pada Senin (15/3) kemarin, gara-gara nggak mau membubarkan diri dan dianggap membahayakan ‘aparat’ yang lagi jaga.
 
I see…
Nah balik lagi ke pengakuan di sosial media, ditemukan bahwa banyak perempuan Inggris yang speak up tentang pengalaman mereka masing-masing. Di antara kisahnya misalnya banyak cewek yang merasa nggak aman kalau lagi di luar rumah, even pas jalan di daerah yang nggak sepi. Terus banyak juga yang cerita bahwa mereka harus selalu memegang kunci in case ada yang tiba-tiba nyerang, atau mereka nggak berani pake headphones kalau lagi jogging (biar bisa teteup aware sama sekitarnya). Selain itu, ada juga yang sering pura-pura nerima telepon demi menghindari orang-orang yang mengganggunya.
 
Ternyata nggak di sini aja ya…
Iya, dan nggak di UK aja juga. Sadly, fenomena kayak gini banyak terjadi pada perempuan di seluruh dunia. In fact, WHO (World Health Organization) baru aja mem-publish laporan yang bilang kalau satu dari tiga perempuan secara global pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual dalam hidupnya. Selain itu, Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus juga bilang kalau violence against women adalah “endemic in every country and culture”, dan kondisinya makin parah sejak pandemi.
🙁
Advertisement