18 Pendemo Tewas Akibat Bentrok Dengan Aparat di Myanmar

400

For when things are heating up in Myanmar…

Still? 
Iya, malah sekarang tambah parah protesnya. Things are getting deadly in there, di mana menurut catatan PBB per 28 Februari lalu, jumlah orang yang meninggal di Myanmar udah mencapai 18 orang dan sekitar 30 orang luka-luka.
 
Ya ampun, background lagi dong. 
Ok. Jadi gengs, Pemerintahan demokratis Myanmar di bawah kepemimpinan Aung San Suu Kyi baru aja dikudeta sama junta militernya per 1 Februari lalu. Alasannya, pihak militer menyebut bahwa pemilu yang dilaksanakan pada November 2020 lalu itu curang, dan mereka mau melaksanakan pemilu lagi aja, tahun depan.  Alhasil, Aung San Suu Kyi dan pejabat Myanmar lainnya ditahan dan junta militer lah yang mengambil alih pemerintahan. Gara-gara ini, masyarakat Myanmar melakukan aksi protes yang menuntut supaya Aung San Suu Kyi dan pejabat lainnya dibebasin dan menjabat lagi.  FYI, partai Suu Kyi menang dalam pemilunya.  Catch up here.
 
Ok, go on… 
Nah, awalnya, ada tiga pendemo yang jadi korban meninggal akibat bentrok sama polisi, but, demonya makin parah per hari Sabtu (28/2) kemarin.  Kantor HAM PBB melaporkan kalau ada setidaknya 18 pendemo yang meninggal karena bentrok sama aparat juga.
 
Gosh.. terus gimana?
Well, udah banyak negara-negara yang ‘mendesak’ Myanmar untuk menghentikan kekerasan terhadap para peserta aksi.  In fact, banyak yang udah ngasih sanksi internasional juga untuk Myanmar, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Selandia Baru, Uni Eropa hingga Inggris. Catch up more on the issue, here.  
 
Sanksinya apa? 

For example, Amerika Serikat udah ngasih peringatan bahwa mereka akan mengambil tindakan tambahan jika militer Myanmar tetap melakukan kekerasan terhadap para peserta aksi.  So far, 

Advertisement
AS udah ngasih beberapa sanksi ke Myanmar, di antaranya adalah membekukan aset pihak Junta militer senilai US $1 miliar, terus Jenderal Min Aung Hlaing yang merupakan pemimpin kudetanya juga udah dikasih sanksi tambahan (awalnya, doi disanksi karena kasus Rohingya). Finally, AS juga ngasih sanksi ke dua perusahaan konglomerat Myanmar: Myanmar Economic Holdings Limited dan Myanmar Economic Corp yang merupakan perusahaan holding dari berbagai sektor bisnis di sana, kayak perbankan, permata, tembaga, telekomunikasi, dan pakaian.

I see, anyone else? 
Yep, per Selasa (2/3) kemarin, negara-negara ASEAN juga ngumpul untuk khusus ngebahas kondisi Myanmar. Dalam keterangannya, para tetangga-tetangga ini zuzurrrr bahwa mereka ‘terkejut’ sama kekerasan yang terjadi di sana.
 
What did they say? 
Menlu Indonesia, Bu Retno Marsudi mendesak junta militer Myanmar untuk membebaskan Suu Kyi dan pejabat lainnya, dan supaya junta militer melakukan dialog dan komunikasi dengan seluruh pihak yang terkait.  Moreover, she also pressured supaya junta militer nggak pakai kekerasan ke para peserta aksi di Myanmar. Meanwhile, ASEAN bilang kalau mereka siap membantu Myanmar, kalau Myanmar mau.
 
Hmmm anything else? 
FYI, sejak ditahan, Suu Kyi didakwa dengan dua tuntutan oleh pihak militer, yaitu: tentang kepemilikan walkie talkie illegal, dan pelanggaran UU Penanggulangan Bencana Alam. Nah, Senin (1/3) kemarin dalam persidangan keduanya, Suu Kyi dapat dakwaan baru, which is dituduh melanggar aturan pemerintah terkait pandemi virus corona selama pemilu 2020.
Advertisement