Yha jadikan sekarang ini lagi berlangsung sidang tahunan Dewan HAM PBB (Human Rights Council) yang ke ke-46 yang dimulai pada Senin (22/2) sampai 23 Maret 2021 nanti di Swiss. Dalam kegiatan ini, ada sekitar 130 negara anggota yang berkumpul baik secara fisik maupun online untuk membahas tentang perkembangan HAM di dunia. Nah, salah satu topik yang dibahas adalah soal kasus etnis Uighur di China.
Etnis Uighur?
Iya. FYI, etnis
Uighur ini adalah kelompok minoritas di China, yang mayoritas beragama Islam Sunni. Terus, mereka tinggal di bagian baratnya China, tepatnya di Xinjiang, dan beribukota Urumqi. Para etnis Uighur ini berbahasa Turkic dan budaya mereka mirip kayak orang Turki, Uzbekistan, Mongolia, Kazakhstan, dan Kirgistan (secara sebelahan).
Go on…
Nah tentunya soal etnis Uighur ini, kamu udah sering denger pemberitaan terkait berbagai aksi diskriminasi yang diduga dilakukan sama pemerintah China terhadap mereka, mulai dari menandai individu-individu yang melakukan kegiatan keagamaan kayak naik haji, pake jilbab, dan menolak makan babi, hingga mengirim orang-orang Uighur ke kamp “pendidikan” yang katanya sih, di dalamnya terjadi berbagai aksi pelanggaran HAM.
Tell me more….
Nah terkait kondisi ini, banyak juga ahli dan aktivis hak asasi manusia yang melaporkan bahwa saat ini, ada
at least satu juta etnis
Uighur dan minoritas Muslim yang ditahan di kamp-kamp di Xinjiang.
Not just camps, tapi pemerintah China juga diduga udah melakukan sterilisasi secara paksa terhadap para perempuan di sana dan menerapkan kerja paksa pada para warganya. Tindakan-tindakan ini yang menjadi dasar kenapa China dituduh melakukan ‘genosida’ terhadap etnis Uighur dan muslim.
Genosida?
Iya, atas aksinya ini, China disebut telah melakukan aksi genosida terhadap warganya sendiri. Selain itu, kecaman juga datang dari beberapa negara anggota Dewan HAM PBB. Contohnya Menlu Jerman,
Heiko Maas yang bilang kalau penahanan sewenang-wenang terhadap etnis minoritas di Xinjiang harus menjadi perhatian. Terus juga ada Menlu Turki Mevlut Cavusoglu yang meminta China supaya bisa transparan tentang isu di Xinjiang dan juga meminta pemerintahnya melindungi hak-hak orang Uighur dan Muslim lainnya di sana.
That’s all?
Of course not. Some countries are taking a stronger stance, for example Pemerintah Amerika Serikat yang sejak bulan lalu menyebut bahwa tengah terjadi genosida di Xinjiang. Dalam hal ini, mau pemerintahannya Trump atau Biden, dua-duanya satu suara guys, yaitu ada genosida. Terus ada juga
Kanada yang kemarin baru aja meloloskan voting di parlemennya untuk mengakui bahwa China emang telah melakukan genosida terhadap warganya,
and finally…The UK.
The UK says what?
They said something like: Ini pelanggaran HAM-nya beneran ada loh dan tiap hari selalu ada laporan baru. Selain itu, Inggris juga meminta China untuk memberikan akses seluas-luasnya ke PBB untuk memantau langsung kondisi di Xinjiang dan melakukan investigasi atas dugaan pelanggaran HAM di sana.
And I believe China has a say?
Yep, of course pemerintah China menolak tuduhan tersebut dan dalam pernyataannya di sidang HAM PBB, they’re like, “Yha silakan aja cui dateng dan liat sendiri.” Selain itu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi juga bilang bahwa kamp-kamp “pendidikan” yang jadi sumber protes negara-negara lain itu emang kamp untuk memberikan pelatihan kejuruan yang menurut mereka emang dibutuhkan demi melawan ekstrimisme.
Ekstrimisme?
Iya, jadi masih menurut Wang Yi, emang kamp-kamp tersebut merupakan upaya pemerintah dalam membendung aksi terorisme dan buktinya, udah nggak ada kasus terorisme selama empat tahun. Selain itu, Wang Yi juga bilang bahwa saat ini ada 24.000 mesjid di Xinjiang yang membuktikan bahwa ga pernah tuh ada upaya genosida atau diskriminasi agama di sana.
OK. Anything else I should know?
Selain isu
HAM di Xinjiang, pada sidang tahunan kali ini, para perwakilan negara-negara juga membahas soal kondisi HAM di Myanmar, Ethiopia, Sri Lanka, dan kondisi pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny yang lagi ditahan sama pemerintahan Putin. Dalam pidatonya Senin lalu, Sekjen PBB Antonio Guiterres bilang bahwa saat ini, seluruh penjuru dunia sedang mengalami berbagai kasus pelanggaran HAM.
:((((((
What everyone is mourning about in the US….
The death of 500,000 Americans to coronavirus.
Iya guys, jadi Hari Senin lalu, Amerika Serikat baru aja mencapai angka kelam akibat pandemi, yaitu kematian lebih dari
500,000 orang warganya karena terinfeksi Covid-19. Kondisi ini kemudian diperingati di area White House, Washington DC dengan menyalakan lilin sebanyak jumlah korban meninggal.
Thoughts and prayers…
Yes. Nah ternyata, jumlah ini emang kelam banget karena angkanya melebihi jumlah orang Amerika Serikat yang meninggal gara-gara Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan Perang Vietnam, kalo disatuin semua. FYI, sejauh ini, Amerika Serikat juga merupakan negara dengan angka kematian karena Covid-19 terbanyak di seluruh dunia.
Ouch…
Terkait this grim milestone, Presiden Amerika Serikat Joe Biden bilang bahwa dirinya tahu banget, gimana sedihnya ketika seseorang yang kita cintai meninggal dan kita nggak bisa berada di sampingnya. Also, in his words: “I know that when you stare at that empty chair around the kitchen table it brings it all back no matter how long ago it happened, as if it just happened that moment.”
:'(…
Yep, meski begitu, Biden juga bilang, “We will get through this” dan meminta warganya untuk tetap optimis. Biden bilang, kondisi akan segera membaik dan Amerika akan kembali berbahagia. Untuk memperingati momentum ini, Biden juga meminta kantor-kantor pemerintahan, pangkalan militer dan perwakilan AS di luar negeri untuk mengibarkan bendera setengah tiang selama lima hari.
OK. Anything else I should know?
Well memang dalam pandemi Covid-19 ini, Amerika Serikat memiliki statistik yang lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain. Misalnya dalam jumlah kematian, AS jadi negara dengan jumlah kematian terbanyak dengan jumlah 500K, sedangkan yang kedua ada Brasil, dengan jumlah kematian 247K. Same thing goes to angka positif, di mana saat ini, AS punya 28 Juta kasus positif, jauh di atas India yang ada di posisi kedua dengan jumlah kasus 11 Juta dan Brasil di posisi ketiga dengan jumlah 10,2 Juta kasus.
For when you haaaaaaate wearing glasses under your mask…

We all know the struggle.
Iya, emang perjuangan banget pake kacamata sambil pake masker tuh, karena most of the time, kacamata-mu jadi sering berembun. Eits, tapi guys, kamu mungkin bakal mempertimbangkan lagi untuk nggak ganti ke kontak lensa dulu, karena ternyata penelitian terbaru menemukan bahwa mereka yang pake kacamata punya resiko lebih kecil untuk terinfeksi virus corona. Jeng jeeeeng….
Yep, jadi hal ini diketahui dari hasil penelitian yang baru aja dilakukan di
India belakangan ini. Jadi dalam penelitian itu diketahui bahwa untuk orang yang pake kacamata, maka risiko terinfeksi covid-19-nya berkurang sampe tiga kali lipat. Hal ini bisa terjadi karena salah satu media penularan virus adalah ketika kamu mengucek mata, hidung atau mulut dengan tanganmu. Namun dengan pake kacamata, maka kemungkinannya, kamu bakal lebih jarang mengucek mata, hingga bikin risiko kamu tertular semakin kecil.
Adapun penelitian ini dilakukan terhadap 304 orang (223-nya laki-laki dan 81 di antaranya perempuan) di sebuah rumah sakit di India dengan usia antara 10 sampai 80 tahun dan semuanya punya gejala Covid-19. Dari jumlah ini, 19 persen atau 60 orang di antaranya pake kacamata sepanjang waktu. Lebih jauh, penelitian ini juga menyebutkan bahwa yha emang sih, infeksi virus corona yang berasal dari mata itu emang jarang banget terjadi, namun perpindahan droplet dari mata ke hidung atau mulut sangat mudah terjadi. Karenanya, penggunaan kacamata pada jangka waktu yang lama diyakini bisa mengurangi risiko penularan Covid-19. Sedangkan buat para pekerja kesehatan, mereka harus go the extra miles dengan pake safety googles.
“Tidak boleh pengelolaan alam semesta ini over maskulin ataupun sebaliknya over feminin. Keseimbangan maskulin dan feminin dalam menjalankan fungsi kekhalifahan manusia sangat kita perlukan,”
Gitu kata Imam Besar Masjid
Istiqlal, Nasaruddin Umar kemarin, pas menjelaskan soal program The New Istiqlal yang baru diluncurkannya. Jadi program ini bakal berisi kajian dari para ulama perempuan yang akan mengkaji kitab-kitab agama Islam, terutama Alquran-Hadis, dalam perspektif kesetaraan gender. Pak Nasar juga bilang, mungkin program beginian adalah yang pertama kalinya di dunia Islam.
We’re soooo signing up!
Catch Me Up! Recommendations
If you misss doing exercise at the gym, but still a little scared, you can have one at the comfort at your home. Here’s how.
Thanks to Y for buying us coffee yesterday!
(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi?
Here, here…just click here. Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kami kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-
support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan.
Thank you so much!)
1. Aku mau mengucapkan terima kasih kepada “Bloom in Spring” yang tanggal 15 Februari lalu memberitahu tentang amalan 30 Hari membaca Al Waqiah. Lalu aku coba ikuti (ga berharap banyak juga karena yang penting baca Alquran kan memanng baik) lalu benar keajaiban pun datang di hari ke 6 :’) Gajiku tiba-tiba naik sebesar 25% alhamdulillah. Terima kasih sudah mengingatkan untuk selalu agar selalu berbuat baik dan menjaga amalan baik.
-SKA di Bandung-
2. Ayahku positif covid dan untungnya aku, ibu, dan adek negatif. Akhirnya kita sekeluarga isolasi mandiri di rumah. Ayah berubah jadi kayak anak kecil yang selalu marah kalo perintahnya ngga diturutin. Padahal kita (ibu, aku, adek) sebisa mungkin penuhin kebutuhan dia sambil tetep nerapin 3M and that’s just so difficult to handle. Aku sampe kesel bilang ke ayah tolong jangan gitu. Kita semua capek, tolong ngerti sedikit kalo ayah manggil dari kamar dan kita telat responsnya. Tapi ibu bilang harus tetep sabar, mau gimanapun orang sakit pasti ada aja masalahnya. Aku langsung mikir, kok bisa dia sesabar itu padahal ibu yang lebih banyak ngelakuin ini itu :’). She has a big heart that I always adore<3
-V. A-
(We believe that angels, just like superheroes and cats, come in different costumes, but they’re here for the same reasons: to make our days brighter, our smiles wider, and our feelings happier. So during these uncertain times, we’ve decided to replace the love letter with stories about kindness, because now more than ever, our community needs that. Shoot us your kindness stories here (can be something you see or experience firsthand (or no), basically, anything!) and we will feature it here. You can also check our previous angel stories on our angel’s Instagram. Go go go!