Hasil Tes Vaksin Covid-19 AstraZeneca Inggris dan Sputnik V Rusia, Sekolah Negeri Dilarang Atur Seragam Siswa Berdasarkan Agama, Rencana Pengurangan Insentif Tenaga Kesehatan Hingga 50 Persen, Perusahaan Permen Ini Akan Bayar $30 Per Jam Untuk Uji Rasa Produk Mereka.

668

Hi there,

Wakey wakey. Today we got good updates from the vaccine world, and a newly signed regulation related to school uniform. Yep, unlike ‘The Plastics’ on Gossip Girl, The Government thinks that no one should tell anyone to wear pink on Wednesdays. Or hijab. But before we get there…

A good news from the vaccine world…

Yep, we’ve heard from Sinovac, Pfizer, Moderna, now let’s hear it from… AstraZeneca.

 
Tell me.
Well, jadi hasil penelitian atas vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi asal Inggris itu menunjukkan bahwa vaksinnya nggak hanya efektif dalam melindungi penggunanya dari penularan corona, tapi juga bisa mengurangi tingkat penularan virus secara substansial.
 
Whoaaa really?
Yep, jadi hasil penelitiannya menunjukkan bahwa angka hasil tes PCR positif berkurang hingga setengahnya setelah penggunaan vaksin AZ sebanyak dua kali. Jadi caranya, para peneliti ini mengumpulkan hasil tes swab PCR dari para peserta penelitiannya, dan hasilnya ditemukan bahwa positivity rate mereka yang udah dapet dua kali vaksin adalah 50%, sedangkan kalo baru sekali, maka positivity rate-nya adalah 67%.
 
Nice…
Yep, dengan hasil ini, maka para ahli menyebut bahwa vaksinnya AZ bukan hanya efektif dalam melindungi penggunanya dari virus, tapi juga bikin penularannya berkurang. Meski begitu, FYI guys bahwa penelitian ini belum di-peer review, jadi masih butuh ditinjau lebih lanjut.
 
Tell me more about this AZ vaccine again…
Jadi awalnya, diketahui bahwa vaksinnya AZ ini memiliki efektivitas sebesar 66,7% setelah suntikan kedua untuk melindungi penggunanya dari virus. Yha emang jauh kalo dibandingin sama Moderna maupun Pfizer yang mencapai 90%-an, namun ternyata, vaksinnya AZ ini udah cukup memberikan perlindungan dalam satu kali disuntik aja. Penelitian tadi juga menemukan bahwa vaksinnya bakal lebih efektif kalo diambil dalam jarak waktu yang berjauhan, yakni dari 6 sampai 12 minggu.
Now, let’s zoom in on…Russia.
Yep, Rusia juga punya vaksin Covid-19 gengs, namanya Sputnik VAaaand we also got a good news, di mana hasil uji coba tahap tiga menemukan bahwa tingkat efektivitas vaksin ini mencapai 91.6% untuk mencegah Covid-19, dan hingga 100% efektif dalam mencegah munculnya gejala dari sedang sampai parah.
 
Whoaaa excited! 
Yep, jadi angka 91,6% itu dihasilkan dari penelitian terhadap 19.866 relawan di mana 14.964 di antaranya menerima dua dosis vaksin, dan sisanya diberikan placebo. Hasilnya, setelah disuntik kedua, ditemukan ada 16 kasus Covid-19 di antara para relawan, dan 62 kasus positif ditemukan di kelompok yang menerima placebo. Jadi hasilnya yha 91.6% itu.
 
Cool…
Yep, hasil ini selain jadi berita baik, juga menampik sentimen negatif yang udah muncul di awal terkait vaksin Sputnik V yang dinilai banyak pihak terlalu cepat didistribusikan, padahal hasil uji klinisnya belum keluar. Selain itu, nggak kayak vaksin lain yang harus ditaruh di suhu super dingin, vaksin Sputnik V ini cukup ditaro di kulkas ajha. Adapun harganya juga cuma dibendrol US$10 per dosis.
Mayan murah ya. Nyampe ke Indonesia ga si?
Gatau guys jujur, karena kalo dari keterangannya pihak Kedubes Rusia pada November tahun lalu sih, Sputnik V ini belum masuk ke Indonesia. Namun, Dubes Lyudmila Vorobieva mengatakan bahwa Rusia siap bekerja sama dengan Indonesia dalam produksi dan distribusi vaksin Covid-19. Selain itu, disebutkan juga bahwa pihak Kedubes Rusia di Indonesia udah mendaftarkan vaksinnya ke BPOM. FYI, saat ini Sputnik V juga udah digunakan di berbagai negara kayak Serbia, Argentina, UAE, Iran, hingga Palestina. Rinciannya, vaksin ini udah digunakan pada 2 juta orang di seluruh dunia.

Who finally agrees on the dress code?

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas
 
They agree to wear pink on Wednesdays?
Dude they’re not The Plastics. Instead, mereka kemarin baru aja setuju untuk mengeluarkan aturan yang melarang pemerintah daerah dan sekolah negeri untuk mengatur seragam atau atribut siswa yang berhubungan sama agama. Persetujuan ini dituangkan dalam SKB Surat Keputusan Bersama ketiganya yang diumumkan melalui akun YouTube-nya Kemendikubud kemarin.
Where does this rule come from?
Well, remember
 kasus siswa di Padang yang nonmuslim namun diminta pakai jilbab oleh pihak sekolah? If not, then you can catch up here.  Nah, gara-gara kasus tersebut, tiga menteri di atas tadi akhirnya memutuskan aturan bersama yang intinya, in a nutshell, menyatakan bahwa sekolah maupun pemerintah daerah nggak boleh ngatur seragam siswa berdasarkan agama. Jadi kalo soal atribut agama yang dipake di seragam, itu nggak boleh dipaksa, namun juga nggak boleh dilarang pemakaiannya.
Why? 
Karena menurut Mas Menteri, keputusan pakai seragam sekolah yang berkaitan ke agama, kayak kerudung, itu adalah hak setiap siswa, orangtua dan guru secara individu, bukan sekolah. Jadi, terserah sama si siswa dan si guru apakah mereka mau pake baju lengan panjang atau nggak, atau pakai kerudung atau nggak.
I see, emang ada aturan yang mewajibkan gitu? 
Yes, ternyata ada gengs. Contohnya ya di Padang itu, di mana ada Instruksi Wali Kota Padang Nomor 451.442/BINSOS-III/2005 tentang seragam yang harus pake jilbab.  Aturan tersebut berlaku untuk siswa dari tingkat SD sampai SMA di Kota Padang. Instruksi tersebut ditujukan ke Dinas Pendidikan, Kepala Kantor Departemen Agama, Ketua DMI, Camat dan Lurah se-kota Padang.
So it’s been around since…2005?
Yap, emang kebijakannya udah berlaku lama banget. Menurut Iman Zanatul Haeri, Kepala Bidang Advokasi Perhimpunan untuk Pendidik dan Guru (P2G), pemerintah pusat kayak Mendagri dan Mendikbud sebelumnya juga salah karena peraturan tersebut selama ini udah ada dan cuma dibiarin aja. Artinya pemerintah pusat juga telah melakukan ‘pembiaran’.
I see, terus gimana? 
Well, sekarang baru deh diatur sama pemerintah pusat bahwa nggak boleh tuh, misalnya, jilbab diwajibkan atau dilarang :’). FYI, SKB ini berlaku di semua sekolah negeri di Indonesia, kecuali di Provinsi Aceh, secara mereka kan pakai perda syariah.  Terus, kalau ada sekolah negeri yang melanggar, mereka bakal dikenakan sanksi sesuai undang-undang yang berlaku.  Sanksinya bisa jadi sekolah tersebut nggak bakal dikasih dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) atau bantuin lain dari pemerintah.
Ok, anything else I should know? 
Yap. Dalam kesempatan yang sama, Mas Menteri juga menyebut bahwa Pemda dan kepala sekolah wajib mencabut aturan yang mewajibkan atau melarang atribut kekhususan agama paling lama 30 hari sejak SKB ini diputuskan, which is in a month.  Ia juga menyebut bahwa bakal ada pengawasan dan pembinaan secara bersama-sama, lintas kementerian dan pemerintah daerah atas penerapan SKB ini.

For when you’re feeling overworked but under-appreciated…

Aren’t we all?

Yep, but now we’re gonna talk about Nakes aka Tenaga Kesehatan Indonesia. 

Why? What happened? 
Karena pada awal minggu kemarin, Kementerian Keuangan baru aja ngirim surat ke Kementerian Kesehatan yang isinya tentang pengurangan insentif bagi para nakes yang menangani covid-19. Adapun pengurangan ini sebesar 50 persen.
Whaaaaaat?
Yep, jadi surat dari Bu Ani ke Pak BGS itu kemarin viral dan dalam suratnya tertulis besaran insentif para nakes, which is:
  • Dokter spesialis: Rp7,5 juta, before: Rp15 juta.
  • Dokter umum dan gigi:  Rp5 juta, before: Rp10 juta
  • Bidan dan perawat: Rp3,75 juta, before: Rp7,5 juta.
  • Tenaga kesehatan lainnya: Rp2,5 juta, before: Rp 5 juta.
  • Santunan kematian: Rp300 juta masih sama kayak tahun lalu.
  • Terus, yang baru: ada insentif buat peserta PPDS (program pendidikan dokter spesialis) sebesar Rp6,25 juta.
SAD.
Yep, sad. Terkait kondisi ini, IDI (Ikatan Dokter Indonesia) menyebut bahwa pemerintah nggak punya rasa prihatin terhadap para nakes di kondisi krisis kayak gini. Mereka khawatir, keputusan sepihak itu bakal bikin kecewa dan menyebabkan demotivasi bagi para nakes di seluruh Indonesia. Selanjutnya, Wakil Ketua Umum IDI Slamet Budiarto juga meminta pemerintah untuk duduk bersama dengan organisasi profesi terkait kebijakan ini.
Advertisement
Anyone else has a say?
Yep, Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadilah juga menyebut bahwa pemerintah nggak peka sama kondisi nakes di lapangan.  Menurutnya, walaupun nakes udah divaksin, bukan berarti beban kerjanya berkurang.  It’s the opposite, malah nambah since jumlah covid masih naik terus.
True, terus gimana? 
Well, Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani bilang kalau besaran insentifnya masih bisa dinego, kok gengs.  Menurutnya, Kemenkeu dan Kemenkes masih ngitung-ngitung lagi tentang rencana belanja tahun 2021 ini.  So far, anggaran kesehatannya itu sekitar Rp169,7 triliun, tapi karena perkembangan covid-19 yang dinamis (makin parah), jadi perlu anggaran lebih banyak. Beliau juga menyebut bahwa ada kemungkinan anggarannya bakal naik jadi Rp254 triliun. FYI, di tahun 2020, anggaran kesehatannya Rp63,5 triliun.
Got it. anything else?
Yes.  Pada rapat sama DPR RI kemarin, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga ditanya sama para anggota DPR terkait kebijakan ini. Pak BGS bilang, bahwa beliau udah ketemu sama Pak Presiden dan Bu Menkeu, dan kesimpulannya adalah, Menkeu udah menerima aspirasi dari para nakes. Karenanya, pemerintah akan mendiskusikan lagi terkait anggaran ini.

For when you’re wishing for a dream job…

Most likely as a…Candyologist.
Aka orang-orang yang kerjanya nyobain permen dan cokelat. Beneran ada gengs, kerjaan kayak gini. Jadi, ada perusahaan Kanada namanya The Candy Funhouse, yang lagi nyari karyawan full-time and part-time untuk nyobain produk-produk mereka yang meliputi permen dan cokelat. Jadi posisi para “candyologist” ini tugas utamanya adalah untuk nyobain makanan-makanan manis tersebut dan ngasih opini aka honest review.  Kalo terpilih, setiap karyawan bakal bertanggungjawab untuk nyoba beberapa produk dari total 3000 produk yang saat ini udah dimiliki perusahaan tersebut.
The best part is, posisi candyologist ini bakal ‘remote’ aka nggak perlu ngantor. Selain itu, mereka juga bakal digaji lumayan lhaa jadi untuk yang part-time, kamu bakal kerja 15 jam/minggu dan dibayar $30/jam. Sedangkan yang full-time gajinya sama aja, tapi jumlah jam kerjanya 40 jam/minggu.  Deadline aplikasinya tanggal 15 Februari 2021 nanti, setelah Valentine’s Day. 
 
Who’s sending their CVs?

“Makin ribut, makin bagus,”

 
Gitu kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko terkait isu bahwa dirinya mau mengkudeta Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Menurut Pak Moeldoko, yha dinikmati aja isunya, karena kalo makin diributkan lagi, bakal makin bagus lagi.
 
Now you know who loves noises other than your neighbor…

Catch Me Up! Recommendations

Already in the mood for some Valentine’s movies? Here, we got you the list

A thank you note…

Thanks to EaJPark for buying us coffee yesterday!

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click hereDengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kami kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Angel’s Stories

1. Jadi aku punya temen deket yang udah jarang banget ketemu dan ngga sering chat juga, tapi ya aku masih nganggap dia sahabat aku. Terus, tadi pagi aku bangun dan liat ada 5 voice notes yang dia kirim jam 1 pagi. Intinya dia cerita kalo dia lagi ada masalah, dan di akhir dia ngomong, “I’m glad I can always tell you anything because you always know exactly what to do.” Jujur semakin dewasa aku semakin butuh persahabatan yang kayak gini, yang ngga terlalu demanding minta waktu untuk chatting tiap hari atau hang ousetiap pekan. Kadang yang dateng pas lagi butuh aja karena dia tau aku bisa dengerin ceritanya tanpa menghakimi (dan tentu dia pun mau melakukan sebaliknya), itu lebih dari cukup sih. Aku ngga ngerasa dimanfaatkan pas dia lagi butuh aja, instead aku malah senang karena di tengah-tengah kesibukan hidup masing-masing, ternyata aku masih dibutuhin 🙂
-Anonymous-
2. After sending my resume to 57 companies since Nov 2020, I did my first interview with one of them, which is my #2 top list company. But unfortunately I didn’t get called for the next step. It was an unhappy experience because I already wanted it so bad. After couple weeks, I got invited to an interview from another company which actually is not really on my top list. But, I have given my best for it tho. Sadly, it didn’t pass as well. After those two rejections, I kinda lost my hope :))) #lemah. Then, I prayed, I said that I don’t wanna put my hope on a company anymore, I’d put it into His hand instead. In January 2021, I got called for an interview and long story short, I got the job and only within 2 weeks, I started my first day of work. And yaassh it’s my #1 top list company! oftentimes, an angel is literally an angel 😉
-jode, Bali-
 
3. Gue ketemu pemulung sama anaknya umur tiga tahun lewat di depan rumah. Kebetulan saat itu anak pemulungnya ga pake celana. Akhirnya pemulung itu dipanggil oleh nyokap gue, dikasihlah baju ponakan gue yang udah kekecilan plus dua pasang sandal. Si anak seneng banget, langsung senyum terus dari dikasih sampai ninggalin rumah gue. Ngeliat orang lain bahagia aja gue udah ikut bahagia.
-Adit, jakarta-
(We believe that angels, just like superheroes and cats, come in different costumes, but they’re here for the same reasons: to make our days brighter, our smiles wider, and our feelings happier. So during these uncertain times, we’ve decided to replace the love letter with stories about kindness, because now more than ever, our community needs that. Shoot us your kindness stories here (can be something you see or experience firsthand (or no), basically, anything!) and we will feature it here. You can also check our previous angel stories on our angel’s Instagram. Go go go!
Advertisement