BPS Umumkan Terjadi Penambahan Jumlah Penduduk Miskin Di Semua Provinsi

461

For when more people are getting poorer…

Really?
Yep, according to the newest report from Badan Pusat Statistik aka BPS.
 
Explain. 
OK. Jadi guys kemarin banget, BPS baru aja mengumumkan bahwa telah terjadi penambahan jumlah penduduk miskin di semua provinsi di Tanah Air.
Seriouslyyy?
Yep, jadi dalam penjelasannya itu, BPS menyebutkan bahwa provinsi yang paling banyak penduduk miskinnya ada di pulau Jawa, yakni Jawa Timur (4,58 juta orang), Jawa Barat (4,18 juta orang), dan Jawa Tengah (4,11 juta orang). Meanwhile di luar pulau Jawa, provinsi yang paling banyak penduduk miskinnya adalah Sumatera Utara (1,35 juta orang), Nusa Tenggara Timur (1,17 juta orang), Sumatera Selatan (1,11 juta orang), Lampung (1,04 juta orang), dan Papua (912,23 ribu orang).
Terus kalo yang paling tajir?
More like provinsi yang paling rendah jumlah penduduk miskinnya kali ya, yakni Kalimantan Utara (52,7 ribu orang), Bangka Belitung (72,05 ribu orang), dan Maluku Utara (87,52 ribu orang).  
 
What about di ibu kota?
Yha nambah sih angka penduduk miskinnya. Jadi saat ini, jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta ada 496,840, naik dari sebelumnya yang ada di jumlah 480,860 per Maret 2020 kemarin.
I see…
Nah, masih dari datanya BPS, dengan hasil ini, maka diketahui bahwa jumlah total penduduk miskin
Advertisement
 di Indonesia jadinya 27,55 juta per September 2020 kemarin, which is sekitar 10,19 persen dari total penduduk Indonesia. Angka ini naik dari jumlah sebelumnya di angka 26,42 juta orang (9,78 persen) di bulan Maret 2020.
 
Well, any words from BPS?
Yep, menurut Kepala BPS, Suhariyanto, meskipun jumlahnya naik, namun angka ini teteup berada di bawah prediksi kenaikan dari lembaga internasional. Contohnya, Bank Dunia sebelumnya memprediksi bahwa tingkat kemiskinan di Indonesia naik 10,7 – 11,6 persen tanpa bantuan dari pemerintah. Jadi kata Pak Suhariyanto, ya naik sih, tapi nggak sedalam yang diprediksi…
Tapi alasannya apa sih kok bisa naik?
Yha apa lagi kalo bukan gara-gara Si Rona aka the pandemic gengs. Jadi emang pandemi ini memberi dampak buruk ke kesehatan, ekonomi, dan perubahan perilaku hingga mempengaruhi hampir semua lapisan masyarakat (especially the vulnerable….). Faktanya, BPS juga menemukan bahwa 7 dari 10 responden dengan ekonomi rendah mengaku bahwa pendapatannya menurun. On the other side, cuma 3 dari 10 responden dari kalangan ekonomi menengah dan atas yang bilang bahwa pendapatannya turun.
🙁  anything else? 
BPS juga mencatat bahwa rasio ketimpangan aka gini ratio di Indonesia juga meningkat, dari 0,381 di bulan Maret 2020 menjadi 0,385 pada September 2020 kemarin. FYI, gini ratio ini menunjukkan ketimpangan pengeluaran penduduk. Jadi, kalau gini ratio meningkat, berarti tingkat ketimpangan juga meningkat. In other words, jarak antara si kaya dan si miskin makin jauh.
Just like the distance between us #eh.
Advertisement