BPS: Indonesia Masih Berada Di Resesi Ekonomi Terburuk Sejak 1998, Akibat Gletser Yang Mencair Picu Banjir Bandang Di India 18 Orang Meninggal 165 orang Hilang, LSI Sebut Terjadi Peningkatan Tindak Korupsi Di Indonesia Dalam Dua Tahun Terakhir, Pihak Militer Myanmar Blokir Akses Sosial Media Di Negara Mereka

524

Hi there,

 
Good morning! On today’s newsletter we’ll talk a lil’ bit about KPK, Indonesia’s economic performance, to glacier in India. Nope, it’s not gonna be heavy, we promise. Now scroll down…

What’s shrinking in Indonesia?

Our GDP aka Gross Domestic Products. 
 
What do you mean? 
Jadi guys, menurut data tentang GDP yang dirilis sama Badan Pusat Statistik (BPS) minggu lalu, diketahui bahwa GDP Indonesia pada kuartal IV 2020 turun hingga 2,19 persen. FYI, penurunan ini adalah yang terburuk sejak 1998.
Remind me. What’s GDP again? 
Well, GDP adalah total produk dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam satu tahun, yang berguna buat ngeliat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Logic-nya, kalo produk dan jasa suatu negara naik, maka ekonominya naik dong, dan GDP-nya naik. Sebaliknya, kalo GDP suatu negara turun, otomatis aktivitas ekonominya turun, dan fenomena penurunan inilah yang disebut dengan resesi ekonomi. Nah, resesi ekonomi ini terjadi kalau GDP turun secara berturut-turut dalam beberapa periode waktu.
 
Feels like I get back to my Econ 101 again.
Rite. Nah dengan hasil laporan ini, maka udah clear nih, bahwa Indonesia masih berada dalam posisi resesi aka tumbuh negatif dalam tiga kuartal berturut-turut.
Oh no…
Jadi secara keseluruhan, di tahun 2020, GDP Indonesia jatuh atau minus 2,07 persen dari tahun sebelumnya.  Making this the worst recession since krisis keuangan tahun 1998 dulu (FYI, pas itu resesinya sampe minus 13 persen). Nah, pada kuartal akhir 2020 ini kan emang Indonesia udah mengurangi pembatasan sosial, tapi tetap aja konsumsi privatnya berkurang, jadi yha nggak ngangkat sih.
Kok bisa gitu? 
Yha salah satu penyebabnya adalah karena konsumsi rumah tangga yang turun 3,6 persen dari tahun sebelumnya, dan turun 4,1 persen dari kuartal sebelumnya. Meanwhile, investasi yang masuk juga turun hingga 6,2 persen. Sedangkan, belanja pemerintah yang diharapkan bisa menggerakkan ekonomi ternyata hanya sebesar 1,8 persen aja, justru lebih sedikit dibanding periode sebelumnya yang pertumbuhannya mencapai 9,8 persen.
 
How come?
Well, banyak faktor ya, di antaranya kalo menurut para ekonom sih, adalah penyerapan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang tidak maksimal.
What’s PEN?
Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional yang dikucurkan pemerintah sebagai respons atas pandemi Covid-19. Jadi kan dana PEN tahun 2020 kemarin itu totalnya Rp 695,2 triliun, namun menurut Menkeu Bu Sri Mulyani, pemerintah hanya mampu menyalurkan dana sebesar Rp579,78 triliun atau 83,4 persen dari anggaran.
 
Dialokasikannya ke mana aja?
So far sih Rp 63,51 triliun untuk klaster kesehatan, Rp 220,39 triliun untuk perlindungan sosial, Rp 66,59 triliun untuk kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, Rp 112,44 triliun untuk mendukung UMKM, Rp 60,74 untuk pembiayaan korporasi, dan Rp 56,12 triliun untuk insentif usaha.
Banyak ugha ya…
Yep, tapi yha gimana, ekonomi kita teteup turun. Menurut ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara, penurunan ini terjadi karena pemerintah salah langkah dalam menyalurkan stimulis keuangan di tahun lalu. Selain itu, kepercayaan masyarakat juga belum pulih karena pemerintah belum bisa mengendalikan tambahan kasus harian kasus covid-19, jadi yhaa banyak warga yang teteup menunda konsumsi dan naro uangnya di bank.
I see, anything else? 
Lebih jauh Bhima juga menyebut bahwa Indonesia butuh waktu lama untuk memulihkan ekonomi, karena kepercayaan masyarakat terhadap vaksin udah berkurang. Padahal, program vaksinasi merupakan senjata utama untuk mendorong perekonomian.

What’s just become the headline in India?

The glaciers.
What happened?
Jadi, Minggu (7/2) kemarin, glacier (es gletser) di bagian utaranya Uttarakhand, yang terletak di wilayah pegunungan Himalaya, India, cair dan ‘pecah’. Bencana ini sampai menghancurkan dua proyek pembangkit listrik tenaga air yang berada di dekat lokasi kejadian, dan menyebabkan banjir bandang di sepanjang sungai.
Gosh, seriously? 
Yes.  Setidaknya sejauh ini, udah ada 18 orang yang meninggal dan 165 orang hilang gara-gara bencana tersebut. Masyarakat yang tinggal di sekitar sungai pun dianjurkan untuk evakuasi, in case air sungainya meluap. Terkait bencana ini, polisi menyebut bahwa ada 15 orang yang terjebak di dalam terowongan di area PLTA, tapi untungnya udah berhasil dievakuasi.
Go on…
Menurut pejabat setempat, emang ada terowongan di lokasi proyek pembangkit listrik tenaga air di Uttarakhand yang tersumbat oleh puing-puing longsoran gara-gara es gletser yang pecah itu. So far, ada lebih dari 2000 anggota Indian’s National Disaster Response Force (NDRF) yang udah di lokasi untuk menyelamatkan para korban.
Tapi kok bisa glacier-nya pecah? 
Good question. Para ilmuwan menyebut bahwa es gletser yang pecah di tengah musim dingin adalah merupakan dampak dari climate change. Para peneliti ini juga udah memperingatkan bahwa suhu yang naik bakal menyebabkan es gletser mencair dengan cepat hingga mengakibatkan “pecahan” tadi. Bahkan, studi terbaru menunjukkan bahwa glacier yang menjadi sumber air sepuluh jutaan manusia bisa hilang by the end of the century. 
Oh no…how’s the situation now?
Sekarang sih, arus air di sungai udah nggak terlalu deras lagi, dan pemerintah setempat lagi berupaya untuk menyelamatkan para pekerja yang masih terjebak di lokasi longsor.
I see, anything else? 
Terkait bencana ini, banyak pihak yang mengkritik pemerintah India tentang kenapa mereka membangun waduk deket banget sama glacier-nya, secara kan saat ini bumi tengah menghadapi climate change. Para ahli menyebut, pemanasan global ini bisa bikin glacier-nya nggak begitu “kokoh” hingga mudah menyebabkan longsor.
Elsa, do you wanna build a snowmaaan?

For when you get a negative feedback about your job…

Komisi Pemberantasan Korupsi aka KPK can relate.
Why? What happened?
Jadi minggu lalu, Lembaga Survei Indonesia (LSI) baru aja nge-release hasil surveinya terkait peningkatan korupsi dalam dua tahun terakhir di Indonesia. Dan hasilnya, mayoritas responden bilang bahwa terjadi peningkatan korupsi dalam dua tahun terakhir ini.
Serius???
Yep, jadi dalam survei LSI yang dilakukan terhadap para pelaku usaha dan opinion makers ini, diketahui bahwa 58 persen dari masing-masing kelompok responden menyebut bahwa korupsi meningkat dalam dua tahun terakhir. Terus, sekitar 25,2 persen menilai bahwa nggak ada perubahan dalam perkembangan pemberantasan korupsi, dan hanya 8,5 persen menilai korupsinya menurun. FYI, riset ini dilakukan pada Desember 2020 hingga Januari 2021 lalu.
OK go on…
Lebih jauh, Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan juga menjelaskan bahwa ada sekitar 23,4 persen responden yang menilai bahwa memberikan sesuatu kayak uang, barang, hiburan, hingga hadiah di luar persyaratan atau ketentuan kontrak ke pemerintah adalah hal yang ‘wajar’ supaya prosesnya lebih lancar. Jadi, kayak wajar-wajar aja ngasih ‘terima kasih’ ke pemerintah supaya proses apapun itu dilancarin. FYI, this is called gratifikasi, dan banyak yang masih ok about this. But this is actually not OK.
I know.
Yap. Lanjut lagi ya, jadi ada sekitar 21,1 persen pelaku usaha yang menganggap praktek nepotisme itu ok-ok aja, dan 13,6 persen bilang kalau hal tersebut adalah tindakan yang harus dilakukan untuk memperlancar urusan. Meanwhile, ada 50,9 persen pelaku usaha yang menganggap bahwa nepotisme itu nggak etis.
Good to know, anything else? 

Berdasarkan survei tadi, para responden juga generally nggak puas sama kinerja KPK, dengan rincian angka puas sekitar 48 persen, yang tidak puas 51,1 persen. Adapun penilaian terendah KPK terjadi dalam tindakan pencegahan.

I see, any comments from KPK? 
Well, menanggapi hasil survei ini, Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri menyebut bahwa KPK selalu terbuka terh adap penilaian publik dan bilang kalau pemberantasan korupsi adalah tanggungjawab bersama. Hal ini dimulai dari komitmen kuat pimpinan negara, jajaran penegak hukum, dan semua lapisan masyarakat. Menurutnya, survei LSI menunjukkan kalau harapan masyarakat besar terhadap KPK, jadi hal ini bisa menjadi motivasi KPK untuk kerja lebih baik.
Advertisement

For when you cannot access your social media…

People in Myanmar can relate.
Yep guys, jadi seiring dengan makin panasnya kondisi politik di Myanmar, pihak militer yang udah mengambilalih kekuasaan dari pemerintah demokratis pada minggu lalu memutuskan untuk memblokir akses ke sosial media di negaranya. Jadi Hari Jumat kemarin itu, kementerian informasi di Myanmar memerintahkan berbagai provider seluler yang beroperasi di negaranya untuk ngeblok platform sosial media kayak Facebook, Twitter, hingga Instagram. Hal ini dinilai banyak pihak dilakukan oleh pemerintah militer untuk memastikan bahwa kekuasaannya tetap terkontrol setelah mengkudeta Aung San Suu Kyi dkk.
Terkait pemblokiran ini, berbagai paltform sosial media pun angkat suara. Twitter menyebut bahwa pemblokirannya mengkhawatirkan karena mengancam hak kebebasan berpendapat di masyarakat. The same goes to Facebook, yang mengakui bahwa Instagram udah di-block secara permanen oleh provider seluler yang ada di Myanmar. Terkait hal itu, Facebook juga meminta pemerintah militer untuk segera menghentikan pemblokiran, biar warganya bisa mengakses informasi-informasi penting dan tetap bisa berkomunikasi dengan keluarga.

“Saya kerja aja,”

Gitu kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo pas ditanya soal isu reshuffle yang menyeret namanya dan Kepala KSP Moeldoko kemarin. Pak SYL bilang, dia nggak mau menanggapi isu-isu soal reshuffle dan mau fokus kerja aja, di Kementan.

When you decided not to join the drama at the office…

Catch Me Up! Recommendations

If you want to lose weight, you might want to avoid these habits. 

A thank you note…

Suka memberi, Dhiya, Lin, Oci, Leonita, Vi

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click hereDengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kami kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Angel’s Stories

1. Loncat ke laut demi sebuah plastik! Hahahaha ini serius, dan waktu kita berdua ngelakuin itu kita ga mikir panjang banget. Kita cuman mau ngambil itu plastik. Nah, tapi tenang, kita ga se-superhero itu kok. Cerita awalnya adalah ada salah satu temen kita yang mabuk laut banget. Dan kita ga punya plastik di kapal. Akhirnya waktu ada satu plastik itu, kita minta dia simpen baik-baik. Eh taunya itu plastik malah terbang. Dan aku ter-trigger omongan temenku yang nyuruh loncat. Sayangnya gelombang laut lagi gede banget dan tuh plastik gak keambil. Terus salah satu temenku yang nyuruh loncat ngerasa bersalah kali ya, akhirnya dia ikut loncat juga. Hahaha lucu deh. Pas kita pikir-pikir ini kita emang mau nyelamatin lingkungan atau gamau ada yg muntah aja. Kalo di-videoin, mungkin kita udah masuk tv kali ya? Atau dijadiin ambassador sama organisasi lingkungan 😂
-Girls trip in Gili-
2. Terima kasih untuk sebuah Angel’s Story hari Kamis, 4 Februari 2020 dari Kak Jode. So, I’m currently in that position, tapi bedanya aku lagi berjuang untuk cari lowongan internship. Udah puluhan resume aku kirim ke perusahaan, tapi baru dapet undangan interview di satu perusahaan and I didn’t pass it :)) habis ditolak 1 perusahaan aku langsung ngerasa demotivated dan rasanya mau nyerah aja. Tapi cerita Kak Jode ngebuka pandangan aku, jadi aku harus tetap berusaha dan percaya sama rencana Tuhan. Terima kasih Catch Me Up! dan Kak Jode atas ceritanya yang sangat menginspirasi :))
-mahasiswa yang sedang berjuang :)-
3. Semenjak pertama kasus covid diumumkan di Indo, tanpa sadar sisi gue yang sensitif terhadap social issues dan children makin besar. Kalo liat anak kecil jualan di pinggir jalan gitu apa lagi ujan ujanan beneran langsung berlinangan air mata. Sebagai orang yang suka mengamati entah kenapa gue sedih banget kalo liat yang begitu. Sampai akhirnya pas gajian kemarin, nyisihin uang yang lumayan besar untuk didonasikan buat anak anak jalanan dan bencana alam di Indonesia. Sempet mikir kan ya kira-kira bisa bertahan sampai akhir bulan apa nggak (maklum anak rantau), tapi percaya aja nanti ada jalannya. Dan syukur alhamdulilah banget selang seminggu dapat tambahan pemasukan yang nilainya 10 kali lipat. Wow! Puji syukur banget, dan masih gak nyangka aja beneran secepat itu digantinya.. Trus sekarang jadi lebih komit buat tetep ngelakuin itu dengan nominal segitu. Doain biar bisa ngasih yang lebih lagi. Aamiin.
-yons-
(We believe that angels, just like superheroes and cats, come in different costumes, but they’re here for the same reasons: to make our days brighter, our smiles wider, and our feelings happier. So during these uncertain times, we’ve decided to replace the love letter with stories about kindness, because now more than ever, our community needs that. Shoot us your kindness stories here(can be something you see or experience firsthand (or no), basically, anything!) and we will feature it here. You can also check our previous angel stories on our angel’s Instagram. Go go go!
Advertisement