Kasus Bencana Alam Di Beberapa Daerah Indonesia, Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat Sebut Kasus Kekerasan Terhadap Aktifis Meningkat Di 2020, Karya Seni Tertua Di Dunia Ditemukan Di Sulawesi Selatan, Jumlah Bangunan Gedung Pencakar Langit Menurun Sampai 20 Persen.

572

Good morning,

Hi there, if you woke up today on a comfortable, warm bed with a thick blanket, let’s take a moment to be grateful. Not so far from where you are, our brothers and sisters in other parts of this country are shivering cold from the disasters they’re facing. So, do whatever you can for them: donate, help, volunteer, stop the spread of misinformation. Be kind. We are in this together.

Let’s zoom in on: The natural disasters in Indonesia.

Yep, we started the year of 2021 to a quite rough start, but we’re a fighter, aren’t we? Di awal tahun ini, ada sejumlah bencana yang udah terjadi di the ring of fire aka Indonesia, and we’re gonna zoom in on each region, one by one. Through this quick recap:

First stop, Sumedang, Jawa Barat.

  • Pada Sabtu (9/1) last week, terjadi tanah longsor di Desa Cihanjuang, Sumedang sekitar jam 16.45 WIB.  Terus, terjadi lagi longsor susulan sekitar jam 19.30 WIB.
  • Akibat longsor tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat mencatat ada 1.020 orang yang mengungsi, 29 rumah rusak, dan 32 korban meninggal dunia.
  • Per Minggu (17/1) Tim Search and Rescue (SAR) gabungan bilang kalau masih ada 8 orang lain yang harus dicari.
  • Apa penyebab longsor Sumedang ini? Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana Geologi (PVMBG), seenggaknya ada lima penyebab longsor tersebut, di antaranya adalah kemiringan yang terjal, pelapukan bebatuan, kontur geografis yang yang merupakan lahan terbuka tanpa vegetasi, drainase yang kurang baik, hingga curah hujan yang tinggi.

 Next, updates from Kalimantan Selatan.

  • Jadi Kalimantan Selatan ini udah dilanda banjir sejak Selasa (12/11) malam minggu lalu. Hal ini kemudian menyebabkan air menggenang hingga banjir besar melanda berbagai daerah di sana. Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel waktu itu, (13/1) wilayah yang paling parah banjirnya itu di Kabupaten Banjar dan Tanah Laut.  Ketinggian airnya sampai 2 – 3 meter, dan setidaknya 10 kecamatan terdampak banjir tersebut.
  • Pemerintah Provinsi Kalsel telah menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir per Kamis (14/1).
  • Pada Jumat (15/1) Kalsel masih banjir juga gengs, dengan ketinggian air yang bervariasi.  Selain itu, ada lima wilayah lain yang juga kena dampak air pasang gara-gara curah hujan yang tinggi, yaitu di Kota Banjarbaru, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong.
  • Pada Sabtu (16/1) Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengerahkan 1.053 prajurit untuk membantu korban banjir di Kalsel. Selain menerjunkan personil, TNI juga memberi bantuan 34 perahu karet, 10.000 paket sembako, dan alat utama sistem senjata (alutsista) untuk keperluan evakuasi korban.
  • Per Minggu (17/1), BNPB melaporkan kalau ada setidaknya 27.111 rumah yang terendam banjir di Kalsel. Selain itu, tercatat ada 112.709 orang kehilangan tempat tinggal dan mengungsi, dan 5 orang tewas akibat tanah longsor yang terjadi akibat banjir, tepatnya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
  • Selain karena curah hujan yang tinggi, menurut Mongabay, Walhi (wahana lingkungan hidup), dan Jatam (Jaringan Advokasi Tambang), banjir disebabkan karena meluasnya lahan sawit dan masifnya pertambangan. Direktorat Jenderal Perkebunan (2020) mencatat kalau luas lahan perkebunan sawit di Kalsel mencapai 64.632 hektar.  Sedangkan pada acara Pekan Rawa Nasional I pada 2011, terdapat 19 perusahaan yang menggarap perkebunan sawit di lahan rawa Kalsel seluas 201.813 hektar.  Hal ini menyebabkan kondisi permukaan bumi yang kurang bisa meresap air hujan, dan akhirnya banjir.
  • Jembatan utama di Provinsi Kalsel yang menghubungkan antar-kabupaten dan kota putus kembali gara-gara longsor per Minggu (17/1) dini hari. Jadi jembatan yang terletak di Jalan A. Yani km 55.500 Kecamatan Mataraman ini merupakan jembatan penghubung jalan Trans Kalimantan antara Kecamatan Astambul dan Mataraman. Sebelumnya, pada Kamis (14/1) jembatan ini sempat tidak bisa dilewati karena banjir, namun sekarang jembatannya runtuh.

 Third stop, Majane-Mamuju, Sulawesi Barat.

  • Yes, you heard it, terjadi gempa berskala 6,2 magnitudo di Majane-Mamuju pada Jumat (15/1).
  • Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengabarkan bahwa per Minggu (17/1), sudah ditemukan 73 korban meninggal dunia (64 korban di Kabupaten Mamuju, dan 9 lainnya di Kabupaten Majene). Selain itu, tercatat juga ada 826 korban luka-luka, dan 15 ribu warga yang terdampak dan harus mengungsi.
  • Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, BMKG Daryono bilang bahwa sejauh ini telah terjadi 28 gempa susulan. Dan kalau dihitung sejak Kamis (14/1) totalnya ada 34 gempa.  So far, gempa susulannya berskala di bawah magnitude 5.
  • Akibat gempa ini, gedung Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang berjumlah 4 lantai ambruk, dan hanya tersisa 10 persen dari bangunannya saja. Selain itu, Di Kabupaten Mamuju juga terdapat kerusakan berat di Rumah Sakit Mitra Manakarra, RSUD Kabupaten Mamuju, Pelabuhan Mamuju dan Jembatan Kuning yang berlokasi di Takandeang, Tapalang Mamuju.
  • Di Kabupaten Majene, ada 300 unit rumah yang rusak dan masih dalam proses pendataan per Jumat (15/1).
  • BNPB udah turun ke lokasi dan mengerahkan empat helikopter untuk melakukan penanganan darurat berupa 8 set tenda isolasi dan 10 set tenda pengungsi.  Selain itu, ada 2.004 paket makanan bergizi, makanan siap saji, 1002 paket lauk pauk, 700 selimut, 5 unit light tower, 200 unit velbed, 500 paket perlengkapan bayi, 500.000 buah masker kain, 700 pak mie sagu dan 30 unit genset 5 KVA yang disalurkan pada para korban.
  • So far, terdapat 10 titik pengungsian di Kabupaten Majene, dan ada 5 titik pengungsian di Kabupaten Mamuju.

 Not done yet, next stop: Probolinggo, Jawa Timur.

  • Erupsi Gunung Semeru terjadi pada Sabtu (16/1) jam 17.24 WIB, dan mengeluarkan awan panas hingga jarak 4 kilometer ke arah Besuk Kobokan. Akibatnya, ada sembilan kecamatan di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, kena hujan abu vulkanik.
  • Hujan abu vulkanik terjadi beberapa jam setelah erupsi, dan pada Minggu (17/1) sudah tidak ada hujannya lagi.
  • Sejauh ini nggak ada korban jiwa dan pengungsi akibat aktivitas Gunung Semeru.

One more: Manado, Sulawesi Utara.

  • Pada Sabtu (16/1) terjadi banjir dan tanah longsor di sembilan kecamatan dan 33 kelurahan di Kota Manado, Sulawesi Utara.
  • Sejauh ini, tercatat ada enam orang meninggal dan 500 orang mengungsi akibat banjir dan tanah longsor tadi. Disebutkan juga bahwa angka ini masih belum final, karena Tim SAR masih melakukan proses pencarian.
  • FYI, BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk waspada adanya cuaca ekstrem dan banjir di wilayah Indonesia hingga Maret 2021.  Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada Jumat (15/1), ada potensi multirisiko bencana, khusus untuk hidrometeorologi puncaknya bakal terjadi pada Januari-Februari 2021 ini.

Stay warm, stay thankful…


For when you got threatened for speaking out about climate change…

Environmental Human Rights Defenders (EHRD) can relate. 

Who? 
Aktivis hak atas lingkungan gengs.  Iya, jadi berdasarkan hasil studi dan monitoring yang dilakukan sama ELSAM, aka Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, diketahui bahwa telah terjadi peningkatan kasus kekerasan terhadap aktivis Hak atas Lingkungan dalam jangka waktu Mei – Agustus 2020 lalu. Angka ini meningkat dibanding periode sebelumnya.
Ouch…. 
Yep, jadi kalo pada periode sebelumnya yakni Januari-April jumlah kekerasannya ini ada 22 peristiwa, maka pada periode kali ini, jumlahnya naik jadi 28 peristiwa. Adapun aksi-aksi kekerasan tadi terjadi di 14 provinsi dan 22 kabupaten/kota…
Terus, paling banyak terjadi di mana? 
Di Jawa Barat, yang punya empat peristiwa. Terus paling banyak kedua terjadi di Papua Barat, Riau, Sulawesi Selatan, dan Jambi dengan masing-masing tiga peristiwa, dan dua peristiwa di Papua, Kalimantan Tengah, dan Jawa Timur.  Nah sisanya ada satu peristiwa di berbagai lokasi kejadian.
Hmmm ini pelaku kekerasannya siapa sih? 
Well, yang pasti sih aktor negara teteup yang paling banyak melakukan aksi kekerasan terhadap para aktivis lingkungan tadi ya guys. Adapun jumlah detailnya adalah polisi (22 peristiwa), TNI (2 peristiwa), Pejabat Negara (2 peristiwa), hakim (1 peristiwa).  Terus, kekerasan juga ada yang dilakukan oleh aktor non-negara termasuk perusahaan (15 peristiwa), orang tak dikenal (3 peristiwa), dan lainnya (1 peristiwa).  Jadi in total, ada 46 aktor yang terlibat dalam penyerangan terhadap masyarakat atau aktivis hak atas lingkungan.
 
Tell me more… 
Nah yang menarik nih guys, walaupun jumlah peristiwa kekerasannya ada 28, namun tindakan kekerasannya mencapai 32. Kenapa bisa begitu? Karena emang dalam satu kasus itu bisa terjadi beberapa kekerasan. Contohnya, misalnya ada aktivis yang ditangkap aparat, nah sebelum ditangkap, mereka diancam dulu, dipukulin, rumahnya dihancurin, and so on and so forth. This means, dalam satu kasus bisa jadi ada setidaknya tiga tindakan pelanggaran HAM yang dilakukan aparat.  That’s why angkanya lebih banyak.
Got it. 
Yep. Adapun 32 tindakan kekerasan tadi itu terdiri dari penangkapan dan intimidasi (9), serangan fisik (5), perusakan (3), penahanan (3), perampasan tanah (2), dan pembunuhan (1).  Terus, total korbannya ada 56 individu dan 9 kelompok.  Mereka terdiri dari petani (18), masyarakat adat (16), mahasiswa (15), nelayan (4), aktivis (2), dan jurnalis (1).  Kalau dilihat dari segi jenis kelamin, ada 53 laki-laki dan 3 perempuan yang menjadi korban.
Hah? Ada pembunuhan juga?? 
Iya.  Hal ini terjadi di Kabupaten Boven Digul, Papua pada Mei 2020, terhadap warga yang namanya Marius Betera. Jadi awalnya, beliau mendatangi Perusahaan sawit PT Tunas Sawa Erma untuk mempertanyakan tentang lahannya yang digusur paksa oleh pihak perusahaan. Namun beliau justru dianiaya oleh anggota polisi setempat sampai tewas.
Oh gosh, any typical cases? 
Well, berdasarkan laporan ini, ternyata ada juga tren di mana para aktivis diteror menggunakan sms dan WhatsApp guys. Contohnya adalah pada 21 Agustus 2020 lalu misalnya, di mana seorang staf dari organisasi masyarakat sipil yang fokus ke isu kehutanan dan pembalakan kayu di Papua mendapat sms dalam Bahasa Inggris yang menyebut bahwa pihak pengirim mengetahui kerja pendampingan yang dilakukan lembaga tersebut. Selain itu, penerornya juga bilang bahwa mereka tahu lokasi, tempat tinggal, dan profil keluarga dari sang staf.
Advertisement
Serem abis…
Yep, terus contoh lainnya adalah pada 11 Juni 2020 lalu, ketika seorang aktivis lain mendapat terror via WhatsApp yang disertai dengan KTP-nya. Terus, akun aplikasi pembayaran daring sang aktivis dan istrinya juga diretas. FYI, rangkaian kejadian ini terjadi nggak lama setelah sang aktivis jadi narasumber di sesi diskusi tentang Papua.
I see, terus gimana? 
ELSAM ngasih rekomendasi ke Presiden supaya Presiden bisa terus berkomitmen terhadap perlindungan HAM dengan cara:
  • Memerintahkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) agar menerbitkan peraturan menteri tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, aka pasal anti strategic lawsuit against public participation (anti-SLAPP).
  • Memerintahkan seluruh institusi keamanan dan penegak hukum, especially TNI dan Polri untuk melakukan evaluasi pendekatan keamanan-militeristik yang ditemukan di kasus-kasus penyerangan terhadap aktivis hak atas lingkungan.

Okay, anything else? 

FYI guys, diketahui juga bahwa kasus-kasus kekerasan ini cenderung meningkat setelah terjadi pengesahan Undang-Undang No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) pada sidang paripurna tanggal 15 Mei 2020. Selain UU Minerba, para aktivis ini juga banyak memprotes RUU Ciptaker yang pada akhirnya disahkan pada 5 Oktober 2020 lalu.

For when you’re a fan of Ross’ stories…

You’re gonna love this one. 
 
Is it about dinosaurs? 
Nope, but it’s about rocks, more like rock arts aka cave arts.
 
Whooaaa tell me!
Ok. Jadi, baru-baru ini ditemukan karya seni/lukisan tertua di dunia yang ternyata berada di…..jeng jeng jeeeeng Sulawesi, Indonesia! Tepatnya di Goa Kapur Leang Tedongnge, Sulawesi Selatan gengs.
WHOAAA seriously? Lukisan apa? 
Lukisan babi. Jadi, penemuan ini merupakan hasil kerja sama antara Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Arkenas) dengan Universitas Griffith, Australia. Adapun hasil riset terkait penemuannya diterbitkan di jurnal ilmiah Sciences Advance, minggu lalu.

Terus terus…what did they find out?
Well, dari hasil penemuannya ini para arkeolog menyebut bahwa umur lukisan tersebut at least adalah 45,500 tahun! Terus, lukisan ini juga merupakan lukisan binatang tertua yang merupakan lukisan yang figurative aka yang menyerupai sesuatu, kebalikan dari lukisan abstrak.
I want to know more.
Got it. Jadi lukisan ini dibuat menggunakan tanah liat yang berwarna merah dan menggambarkan interaksi sosial antara dua babi. Diyakini, gambar babinya berjenis babi kutil (Sus celebensis) yang merupakan hewan endemik Sulawesi.
 
Cool…
Nah FYI guys, daerah Sulawesi ini juga dikenal sebagai rumah dari limestone caves (gua batu kapur). In fact, di tahun 2019, ditemukan seni gua (cave art) juga di lokasi yang berdekatan, dengan lukisan yang menggambarkan tentang adegan perburuan yang diprediksi umurnya sekitar 43.900 tahun yang lalu.
 
Interesting…
Yea right? Penemuan ini tentunya membuyarkan pandangan selama ini yang beranggapan bahwa lukisan tertua di dunia itu ditemukan di Eropa sekitar 40,000 tahun lalu, dengan bentuk lukisannya berupa simbol-simbol abstrak. Namun ternyata enggak guys, nenek moyang kita yang justru duluan bikin lukisan. Lukisan babi.
Got it…does anyone say anything? 
Menurut Maxime Aubert, arkeolog dan professor di Griffith University di Australia, penemuan ini tentunya bakal menantang kepercayaan masyarakat selama ini yang menyebut bahwa ekspresi seni muncul di Eropa. Dengan ditemukannya seni lukis di Indonesia yang ternyata lebih tua daripada di Eropa, hal ini tentunya membawa perspektif baru tentang early story of humanity.  
 
I see, anything else? 
Selain gambar tadi, ditemukan juga gambar babi kedua di gua lain di wilayah yang sama kayak gambar sebelumnya, tapi yang ini umurnya lebih muda, yaitu 32,000 tahun. Lebih jauh, para peneliti juga bilang bahwa future research di bagian timur Indonesia bakal menghasilkan penemuan-penemuan batu yang lebih tua, setidaknya hingga ke 65,000 tahun yang lalu.

What’s dropping faster than your phone battery?

The number of skyscrappers
Yep guys, ternyata pandemi Covid-19 ini beneran ngaruh ke berbagai hal, termasuk di antaranya adalah…bangunan pencakar langit. Gimana tuuuch ngaruhnya? Well, jadi menurut data dari the Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH) yang baru aja dirilis minggu lalu, diketahui bahwa jumlah bangunan gedung pencakar langit yang selesai dibangun di seluruh dunia pada tahun 2020 jumlahnya menurun hingga 20%. Jadi tahun lalu itu, jumlahnya ada 106 bangunan, turun dari tahun 2019 yang ada di angka 133 bangunan. FYI guys, jumlah tadi juga merupakan angka terendah sejak tahun 2014. Penyebabnya yha apalagi kalo bukan pandemi Covid-19 yang menyebabkan turunnya ekonomi dan larangan berkumpul yang bikin banyak proyek terbengkalai. However, despite the decline, masih ada juga nih guys, kota-kota yang berhasil menyelesaikan proyek gedung pencakar langitnya, di antaranya adalah di Dubai, New York, dan berbagai kota di China.

FYI, gedung pencakar langit kerap kali dipandang sebagai salah satu indikator pertumbuhan ekonomi, karenanya, penurunan jumlah bangunan ini bikin para ahli khawatir. Hal ini juga diperparah dengan fakta bahwa pembangunan gedung pencakar langit itu butuh waktu bertahun-tahun buat dibangun sampe selesai. Artinya, efek ekonomi dari pandemi tadi juga bakal kerasa sampe beberapa tahun ke depan.
 
HIKS.

“Makin sehat dan segar,”

Gitu kata Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi setelah menerima vaksin Covid-19 pada minggu lalu. Pak Edy jadi orang yang divaksin pertama di provinsi tersebut dan beliau bilang, bahwa akan ada sanksi untuk warganya yang menolak vaksin.

When you’re finally exercising again after months of binging K-drama…


Catch Me Up! Recommendations

Let’s start the week with something interesting… like these facts about your food. Nyam nyam. 

A thank you note…

Terima kasih buat Pembaca Setia dan Evelin yang udah nraktir kami kopi kemarin!

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click hereDengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kami kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Angel’s Stories

1. Karena pandemi, banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan susah cari kerja lagi. Hal ini juga terjadi pada anggota tim ayahku. Setelah proyek selesai, mereka pada nganggur nih. Mau cari proyekan baru juga sulit di masa kayak gini. Setelah beberapa bulan pandemi, ada salah satu anak buahnya ayah yang ke rumah, cuma sharing-sharing cerita aja. Besoknya ayah kasih aku alamat rumah sambil bilang, “Kak, delivery order makanan enak ke alamat ini ya, ayah yang bayarin.” Ternyata itu alamat anak buahnya yang kemarin datang ke rumah. Pas aku tanya kenapa, ayah jawab, “Ya kasihan belum ada kerjaan lagi, lagi susah gini, biar anaknya seneng juga.” Ayah juga sering ajarin aku, “Kalau pengen berbagi, lihat orang terdekat dulu. Sebelum berbagi ke orang asing, lihat dari keluarga, rekan kerja, atau sahabat, ada nggak yang lagi butuh banget?” Aku bangga banget bisa belajar empati dengan contoh langsung. Semoga banyak di luar sana yang terus berbagi, dan nggak berhenti setelah pandemi ya 💖
-Sha-
2. Numpang curhat ya CMU hehe. Sejak Oktober 2020 kemarin gue udah daftar magang sana sini, dan sampe saat ini gue belom keterima di manapun. Dari 70-an applications yang dikirim, gue cuma kepanggil interview di dua tempat, yang mana dua-duanya ga lolos haha. Sekarang udah masuk semester 8. Jujur cemas banget belum magang sama sekali. Gue ngerasa gagal dan ga berguna aja udah umur 21 masih belum puya pengalaman kerja. Kemaren akhirnya curhat ke temen yang udah kerja (dia lulusan D1), betapa susahnya cari magang. Dia bilang, “Jangan nyerah, istirahat dulu gapapa, tapi ayo daftar lagi.” Gue udah cape banget, ngerasa bego aja udah daftar sekian banyak ga dapet-dapet… Akhirnya setelah sekian banyak obrolan gue nanya ke dia, “Lu dulu daftar ke berapa tempat sampe akhirnya dapet kerja?” Dan dia bilang 1200-an, segitu cuma yang langung di aplikasi job board, belum yang lewat email. Gue cengo. Langsung tersadar, kalo usaha gue gaada apa-apanya dibanding dia. Harusnya gw lebih tangguh lagi dari yang sekarang dan ga boleh banyak ngeluh. Emang ga gampang cari kerja, kalo gampang orang gaakan bisa mengapresiasi pekerjaan mereka masing-masing. Gue harus ikut mendewasakan diri, ga bisa cuma nambah umur doang. Semangat dear myself, dan semangat buat semua pejuang jobseekers di luar sana 🙂
-Mahasiswa kampus biru, yang lagi di kota hujan.-
(We believe that angels, just like superheroes and cats, come in different costumes, but they’re here for the same reasons: to make our days brighter, our smiles wider, and our feelings happier. So during these uncertain times, we’ve decided to replace the love letter with stories about kindness, because now more than ever, our community needs that. Shoot us your kindness stories here (can be something you see or experience firsthand (or no), basically, anything!) and we will feature it here. You can also check our previous angel stories on our angel’s Instagram. Go go go!
Advertisement