Inggris Memasuki ‘Babak Baru’ Di Luar Uni Eropa Karena Masa Transisi Brexit Berakhir

Yep, akhirnya setelah bertahun-tahun nego-nego back and forth soal pembagian gono-gininya, akhirnya pas malam tahun baru kemarin, Inggris resmi keluar dari Uni Eropa. Hal ini dipastikan setelah nego-negoan yang paling ribet dan panjang, yaitu soal perdagangan, udah disepakati sama kedua pihak.

Wait. Tell me more about…Uni Eropa
Well, you know, Uni Eropa merupakan perkumpulan negara-negara yang terletak di Eropa yang mengikatkan diri dalam keanggotaan organisasi multilateral, namanya Uni Eropa. Jadi negara-negara yang tergabung di Uni Eropa ini selain terletak dalam lokasi geografis yang sama, juga punya berbagai kebijakan bersama, kayak sama-sama pake mata uang Euro, sama-sama pake visa Schangen, sama-sama punya aturan yang lebih bebas untuk warganya kerja di negara Uni Eropa lain, punya aturan dagang ya sama, sampe….punya pemerintahan bareng-bareng yang mengatur hubungan antar anggota.

Nah sebagai salah satu negara yang terletak di Eropa, Inggris tentunya jadi anggota di Uni Eropa juga dong. Namun tahun 2016 lalu, warga Inggris kemudian melakukan referendum yang hasilnya, warga The Union Jack pengen keluar dari keanggotaan Uni Eropa. Alasannya? Yhaa macem-macemlah, namun mainly karena munculnya euro-skepticism aka yha spektis aja sama prospek UE ke depan, khususnya dalam hal ekonomi.

Nah setelah referendum ini, Inggris kemudian ngabarin Uni Eropa, they’re like, “Cuy gue keluar dari WhatsApp grup ya. Kan udah gamau jadi anggota lagi…” tapi yha ternyata tidak semudah itu, Fergusso. Karena emang kerja sama Uni Eropa ini erat banget, sampe banyak hal-hal yang harus diurusin teknisnya gimana kalo emang Inggris jadi keluar.

Nah salah satu topik yang lumayan lama dibahas antara kedua pihak adalah terkait perdagangan dan perpindahan barang dan jasa. Secara ya, Uni Eropa merupakan mitra perdagangan terbesar bagi Inggris. Terus kan banyak juga orang Inggris yang kerja di Uni Eropa, dan sebaliknya, jadi emang nego-negoannya harus detail banget. Nah namun pada tanggal 31 Desember lalu, kedua pihak udah mencapai kesepakatan dalam hal ini, meaning, significant changes will happen to both parties.  Catch up on the long story, short, here. FYI, isu perdagangan inilah yang bikin proses negosiasi Brexit ini jadi lama banget.

Jadi, akhirnya Inggris dan Uni Eropa menandatangani Perjanjian Kerja Sama dan Perdagangan pada minggu lalu.  Mereka akhirnya sepakat untuk melanjutkan perdagangan tanpa tarif atau kuota (tanpa pajak gengs), setelah Inggris keluar dari Uni Eropa per 1 Januari 2021.  FYI, dokumen perjanjiannya setebal 1.246 halaman! Isinya tentang kesepakatan secara detail terkait perdagangan, penegakan hukum, dan penyelesaian konflik antara Inggris dan negara-negara Uni Eropa.

Terkait progres ini, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bilang kalau sekarang Inggris punya kebebasan sendiri sebagai negara global, tanpa aturan-aturannya Uni Eropa. Beliau juga bilang kalau Inggris bakal tetap jadi negara yang terbuka, murah hati, berpandangan luas, internasionalis, dan menerapkan prinsip perdagangan bebas.

Dampak yang bakal paling berasa itu adalah pada pergerakan 500 juta orang antara Inggris dan 27 negara Uni Eropa. Dulunya mereka bebas bergerak tanpa visa, tapi sekarang, pemegang paspor Inggris harus pake visa dulu kalo mau tinggal di Uni Eropa selama lebih dari 90 hari dalam periode 180 hari. Terus, pemeriksaan bea cukai juga berlaku lagi bagi warga Uni Eropa yang mau ke Inggris dan sebaliknya. One more thing, terkait perdagangan, walaupun udah sepakat, London bakal tetap dapet beberapa aturan tambahan dalam melakukan transaksi bisnis dengan Uni Eropa.

Well, banyak pemimpin negara-negara Uni Eropa yang happy dengan kesepakatan dagangnya, kayak Jerman, Prancis, dan Presiden Komisi Eropa.  Btw, setelah pengumuman brexit, bokapnya Boris Johnson bilang kalau dia bakal pindah kewarganegaraan jadi warga negara Prancis.  Lols.