Firli Bahuri Sebut Dalam 17 Tahun Terakhir KPK Sering Mendapatkan Intimidasi dan Teror

481

Who’s celebrating its sweet seventeen?

KPK aka Komisi Pemberantasan Korupsi.
Whoaa…no blowing out candles this year?
Nope, cukup dengan peringatan hari lahir aja guys. Jadi dalam keterangannya kemarin, Ketua KPK Firli Bahuri, bilang kalau selama 17 tahun terakhir, KPK sering diintimidasi dan diteror ketika menjalankan tugas dan fungsinya.
 
Really?
Yep, jadi masih menurut Pak Firly, banyak anggota KPK ada yang mendapat intimidasi, ancaman atas keselamatan jiwa raga, hingga kekerasan/serangan fisik secara langsung ketika melakukan tugas-tugas KPK.
 
Whoaaa serem ugha.
Rite. Namun menurut Pak Firly, serangan-serangan tadi nggak bikin kinerja KPK turun, tapi justru jadi makin semangat dalam memberantas korupsi. FYI, menurut catatan KPK, ditemukan ada banyak ancaman yang muncul, dari yang berbau mistis, terror bom, penganiayaan, dan penyiraman air keras yang dialami oleh Novel Baswedan.
 
Ada contoh kasusnya gak?
Ada. Jadi salah satunya adalah kejadian mistis yang menimpa seorang pegawai KPK yang melakukan pemantauan di Bendungan Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat pada 2017 lalu. Waktu itu abis memantau, karyawan tersebut jadi sering mengalami sesak napas. Terus sampe udah pake ventilator dan dirawat di rumah sakit, ga diketahui juga apa penyakit yang sebenarnya diidapnya. Selain kasus berbau mistis tadi, ada juga sejumlah teror lain kayak pelemparan dua bom molotov ke rumah Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif pada Januari 2019.

What a risky job.
True. Nah untuk kinerjanya ini, KPK dapet apresiasi nih guys. Apresiasi datang dari Menko Polhukam
Advertisement
 Pak Mahfud MD yang menyebut bahwa KPK yang sekarang dipimpin oleh Pak Firli lebih bagus kinerjanya dibandingkan dengan Ketua KPK yang dulu, yaitu Agus Rahardjo.  This is because baru di tahun pertama, Firli dkk udah bisa menangkap dua menteri Kabinet Indonesia Maju, yaitu Edhy Prabowo dan Juliari Batubara.  Selain itu, banyak juga penangkapan dilakukan di tingkat DPR, DPD, DPRD, bupati, hingga wali kota.
Anyone disagree?
Yep, menurut peneliti ICW (Indonesia Corruption Watch), Kurnia Ramadhana, KPK justru kurang maksimal di bawah kepemimpinan Firli.  Hal ini karena jumlah operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh  KPK menurun drastis dibanding sebelumnya.  Di tahun ini, terjadi tujuh kali OTT, padahal di tahun sebelumnya ada 21 OTT (2019), 30 OTT (2018), 19 OTT (2017), dan 17 OTT (2016).
OK. Anything else I should know? 
Selain soal OTT, ICW juga menyoroti soal buronan korupsi di era kepemimpinan Firli yang justru bertambah. Jadi dari lima buronan yang belum ditangkap, ada dua yang kabur di era Firli Bahuri dkk yakni Harun Masiku dan Samin Tan. KPK pun bilang bahwa mereka menghargai pendapat ICW dan akan menyampaikan hal ini dalam laporan tahunan di akhir tahun ini.
Advertisement