This is the D-day of the US Election.
HELLO HELLO. Welcome to your US election update.
This morning as you are reading this, you might notice that no, we still don’t know who the winner is. Yep, sampai newsletter ini selesai ditulis (which is around 3-ish AM last night), emang proses pemungutan suara di Amerika Serikat masih berlangsung. So we’re gonna update you with any results, process, and (possibly) drama about the election later today on our Twitter (follow us if you haven’t!).
Nah, meski prosesnya masih berlangsung, kita bakalan teteup doong ng-update kamu sama berbagai perkembangan di Hari H pemungutan suara. Ada apa ya yang seru-seru? Yuk cek yukkk….
-
Sebelum tempat pemungutan suara dibuka hari ini, udah ada lebih dari 102 juta orang Amerika yang menggunakan hak pilihnya. Emang opsi untuk bisa memilih lebih awal aka early voting jadi pilihan alternatif bagi masyarakat US, seiring dengan wabah pandemi Covid-19 yang bikin mereka menghindari pergi ke TPS langsung biar nggak menciptakan kerumunan.
-
Pada ke mana para capres hari ini?
Joe Biden pulkam ke kampung halamannya di Wilmington, Delaware dan memulai hari dengan menghadiri kebaktian di Gereja. Abis itu, beliau mengunjungi makam anaknya, Beau Biden, dan makam mendiang istri dan anak perempuannya, Neilia dan Naomi Biden.
Donald Trump memulai hari di White House dan pagi-pagi udah cabs bersama rombongan ke kantor pusat kampanyenya di Arlington, Virginia. Rencananya, Trump dan wapres Mike Pence bakal melewati election night barengan di White House. -
Sehari sebelum pemilihan suara, area di sekeliling White House udah dilindungi oleh pagar kawat yang dipasang cuma dalam waktu semalam. Menurut otoritas setempat, pagar tersebut dipasang untuk menghindari “worst case scenario” yang mungkin terjadi dari hasil pilpres.
- Terus untuk mereka yang memilih untuk datang ke TPS, gimana protokol kesehatannya? Yang pasti, pake masker. Kalo nggak pake masker, para pemilih ini ada yang dikasih masker sama petugas, atau dipisahin nyoblosnya jadi barengan sama orang-orang yang juga ga pake masker. Selain itu, ada juga petugas yang pake face shield dan memasang plexiglass sebagai upaya social distancing.
Now, a little math…
Ketahuilah guys, bahwa sistem pemilu di US lebih complicated dibanding kita yang berdasarkan pada sistem one man one vote. di US, instead of memperebutkan ratusan juta suara yang diitung langsung, para capres di sana cuma perlu mendapat dukungan sebanyak 270 electoral college.
Apakah electoral college ini?
Electoral college adalah jumlah hak suara yang dimiliki oleh tiap negara bagian di AS. As you know, AS punya 50 negara bagian. Nah masing-masing negara bagian ini punya jatah suara yang ditentukan dengan jumlah penduduknya. Makin banyak penduduk, makin banyak jumlah electoral college-nya, makin punya peran penentu dalam pilpres.
Contohnya…
California. Yep, state ini merupakan negara bagian dengan jumlah populasi paling banyak di US, sehingga mereka punya 55 electoral college. Sedangkan misalnya Delaware, kampung halamannya Joe Biden, punya populasi yang termasuk paling sedikit di US, makanya electoral college-nya (kita singkat EC aja kali ya) cukup tiga ajha.
I see…go on.
Nah jadi dengan jumlah kepemilikan EC yang beda-beda, total dari semua EC yang diperebutkan dalam pilpres adalah 538. Tapiiiii cukup memenangkan 270 EC aja, maka seseorang udah bisa jadi presiden. Here’s where the battle begins….
I am reading…
So in 2016, mantan capres dari Demokrat, Hillary Clinton kalah dari Donald Trump. Saat itu, Hillary mengantongi 232 EC. Nah kalo ga terjadi perubahan dukungan dari empat tahun lalu itu, maka itungannya, Biden cuma perlu mendapat dukungan dari 38 EC lagi untuk mencapai 270 EC.
Well, will it be possible?
Mungkin aja sih, secara hasil survei sebelum pilpres menunjukkan bahwa terjadi perubahan dukungan dari state yang dulunya mendukung Trump, jadi mendukung Biden, meskipun pergeserannya ini tipiiiiiis banget. Contohnya adalah Pennsylvania yang punya 20 EC di mana pada 2016 lalu, Trump menang tipis banget di sana. Begitu juga Arizona (11 EC) dan Georgia (16 EC) yang menurut beberapa survei sih, menunjukkan kemungkinan akan merubah dukungannya dari Trump di 2016 jadi ke Biden di tahun ini.
What about Trump’s opportunity?
Tentu saja Trump tidak tinggal diam, Fergusso. Trump berusaha mempertahankan basis dukungan di negara-negara bagian yang emang mendukungnya di tahun 2016. Salah satu negara bagian yang Trump berusaha pertahankan adalah Florida (29 EC) yang menurut hasil survei sih, udah tipissss banget hampir disalip Biden. Selain itu, Trump juga makin sering menyuarakan soal keraguannya atas integritas hasil pemilu, dan pernyataannya yang bakal menolak hasil tersebut kalo pemilunya curang.
Dude, today is sooooo interesting.
Agree. Get your coffee, cancel your calls and sit in front of your cable TV right after you’re finished reading this email in the morning. Again, kita bakal nge-update kamu as soon as the results come in, all you have to do is follow us on our Twitter. See you there!