Negara Di Eropa Kembali Lakukan Lockdown

319

For when there’s another round of lockdown…

Seriously, again?

Yep, Again.
 
Where?
In Europe
Why?
Yha karena Covid-19. Jadi sampe minggu lalu aja, terhitung jumlah kasus baru Covid-19 di Eropa udah mencapai total 1,5 juta kasus. Rekor ini juga membuat Benua Eropa kembali jadi episentrum Covid-19.
Hah kok bisa sih?
Yhaaa banyak faktor sih, cuma menurut para expert, bisa jadi salah satu penyebab utamanya adalah karena banyak negara yang terlalu cepat melonggarkan kebijakan lockdownnya pada first wave Covid-19 di awal tahun 2020 lalu. Selain itu, pembukaan kembali sekolah dan berbagai fasilitas publik secara bersamaan di berbagai negara Eropa juga diperkirakan turut berkontribusi atas second wave ini.
 
Terus, lockdown-nya di mana aja?
Di berbagai negara, misalnya Prancis yang udah mulai memberlakukan national lockdown sejak awal November hingga satu bulan ke depan. Pada periode ini, sekolah dan tempat kerja tetep buka namun warga harus punya izin untuk keluar rumah. Kebijakan yang sama juga berlaku di Belgia dan Irlandia.
 
Go on…
Nah sedangkan di Jerman, pemerintahnya memilih untuk menerapkan ‘lockdown light’ aka pembatasan yang nggak ketat-ketat banget yang dimulai pada awal minggu ini. Selain itu, Austria juga mulai lockdown lagi per Selasa lalu, dan PM Boris Johnson of United Kingdom juga baru aja mengumumkan bahwa negaranya bakal lockdown sejak 5 November selama dua minggu.
I see…
Nah soal lockdown kedua ini, para ahli mengharapkan pemerintah negara-negara Eropa bisa memperbaiki blind spot yang terjadi pada first wave, yaitu kejadian di mana orang-orang pada nggak disiplin melakukan isolasi mandiri dan karantina. Hal ini diamini juga sama seorang ahli WHO, namanya dr. Margaret Harris yang menyebut bahwa di Eropa, aturan soal isolasi mandiri ini masih merupakan “missing link” dalam upaya mereka menanggulangi Covid-19.
 
Yhaaa terus gimana?
dr. Harris sih nyontohin yang bagus itu kayak kebijakan isolasi mandiri yang dilakukan negara-negara Asia Pasifik (Hong Kong, Australia dan Singapura). Di negara-negara ini, para pengunjung dari luar negeri diwajibkan untuk melakukan isolasi mandiri selama dua minggu di hotel atau fasilitas yang udah disediakan pemerintah. Hal ini berbanding terbalik sama negara Eropa, contohnya Spanyol yang membuka kembali perbatasannya pada Juli lalu tanpa ada kewajiban untuk karantina mandiri bagi para pengunjung.