Donald Trump Tinggalkan White House Januari Mendatang

449

Who’s been giving a mixed-signal?

The crush I’ve been texting with, for sure.
Nope, we’re talking about the US President, Donald Trump.
 
Hah Trump kenapa lagi?
Yep, after a nerve-wrecking, nail-bitting, and exhausting US presidential election last month, berbagai hasil pemilu menunjukkan bahwa capres dari Demokrat, Joe Biden memenangkan Pilpres. Meaning Donald Trump kalah, so pada Januari mendatang Trump harus cabs dari White House and…get another job.
 
Yea I know.
Nah selanjutnya nih guys yang perlu kamu tahu, Trump sampe sekarang belum mengakui kekalahannya. Yha emang kan pas penghitungan suara juga Trump berkali-kali ngetwit terjadi kecurangan pemilu di berbagai state and he’s like either “I’ll sue!” atau “Recount!”
Terus terus…
Nah setelah beberapa minggu ini nggak ngomentarin soal hasil pilpres tapi masih ngomentarin yang lain (read: Covid updates), kemarin Trump akhirnya ngasih “tanda-tanda” bahwa dia bakal menerima kekalahan.
Hah gimana tanda-tandanya?
Jadi dalam sesi tanya jawab sama wartawan minggu lalu yang pertama kali digelar sejak kalah pemilu, Trump ditanya apakah dia mau keluar dari White House kalau penghitungan suara nanti telah selesai secara resmi. And in his words “Certainly I will”. Meski begitu, Trump tetap mengingatkan bahwa hal-hal masih bisa berubah sampe pengumuman formal selesai pada 14 Desember mendatang.
 
Kenapa 14 Desember?
Yha karena pada tanggal itulah, perwakilan electoral college dari seluruh negara bagian bakal ngumpul untuk menentukan pemenang resmi dari Pilpres tersebut. Nah kalo emang ada masalah, kayak gugatan dari pihak lawan dll, maka masalahnya harus diselesaikan sebelum 8 Desember.
 
So far ada?
Ada dong. Baik kubu Trump maupun kubu Partai Republik tentunya berusaha untuk menunda kemenangan lawannya dengan menggugat hasil pemilu. Contohnya di beberapa key states kayak Michigan, Georgia dan Pennsylvania yang hingga saat ini, proses hukumnya udah berjalan. Terus tadi malem banget nih guys, pengadilan di Pennsylvania
Advertisement
 baru aja menolak gugatan kubu Partai Republik yang meminta pengadilan untuk membatalkan sekitar 2,5 juta surat suara via pos.
Whoa…
Nah jadi kalo diliat dari itung-itungan sih, so far nothing stands in the way between Joe Biden and the White House. Kalo semuanya lancar, Biden bakal mulai ngantor di Oval Office mulai 20 Januari mendatang dan isu-isunya guys, Trump bakal berusaha maju lagi di pemilu 2024!
Ampun bang jago…
Serius. FYI aja juga bahwa dalam tiga minggu terakhir, Trump juga disebut udah melanggar berbagai tradisi terkait transisi pemerintahan dari satu presiden ke presiden lain di AS. Contohnya terkait vote certification, di mana Trump menyebut bahwa telah terjadi ‘voting fraud’ atau penipuan suara di daerah-daerah di mana dia nggak menang, padahal dia nggak punya barang bukti and all the details. Tentunya, gugatan kayak ini nggak bisa diterima sama Jaksa.
Sama kayak di mana gitu.
Yha in a land far far away for sure. Anyway so far udah banyak Kepala Negara yang ngasih ucapan selamat ke Joe Biden, kayak kepala negara dari Kanada, Inggris,Prancis, Jerman, Irlandia, Turki, Arab Saudi, Belanda, Qatar, Mesir, Ukraina, Lebanon, Norwegia, Yunani, Australia, Korea Selatan, Jepang, China, India, Indonesia and so on.
Advertisement