WHO Sebut 10 Persen Dari Populasi Di Dunia Terinfeksi Covid-19, POLRI Tidak Mengeluarkan Izin Kegiatan Unjuk Rasa atau Demonstrasi, Bahaya Sampah Plastik Bagi Lingkungan, Menjadi Otentik Di Sosial Media Baik Untuk Kesehatan Mental.

531

Who’s just sent us some updates?

WHO.

Who? 
Funny. we’re talking about World Health Organization (WHO).
 
Oh. I am sensing it’s about Covid.
True ‘dat. Jadi dalam keterangannya Hari Senin lalu, kepala bagian emergency WHO dr. Michael Ryan menyebutkan bahwa hingga saat ini, diduga udah 10% dari seluruh populasi di dunia yang terinfeksi covid-19.
HAH apa sih.
Iya beneran guys. Jadi dalam keterangannya itu, dr. Ryan menyebutkan bahwa diduga satu dari 10 orang di dunia terinfeksi covid-19. Angka ini berarti lebih dari 20 kali lipat dari total kasus yang tercatat sejauh ini.
 
Kok bisa beda?
Karena menurut para ahli, selama ini banyak juga kasus-kasus Covid-19 yang nggak terlaporkan, hingga jumlah penularan aslinya bisa jadi lebih tinggi dari yang dilaporkan. FYI, 10 persen dari sekitar 7,6 Milyar penduduk bumi itu berarti sekitar 760 juta orang yha.
 
Whoaaa…
Iyaa, tapi itu berdasarkan estimasi aja ya guys. Hal ini karena emang menurut dr. Ryan, penularan Covid-19 yang emang masih berlangsung dan resiko penularan masih tinggi hingga saat ini. Beliau menyebutkan beberapa contoh, kayak Asia Tenggara yang lagi mengalami lonjakan jumlah kasus, kemudian Eropa dan wilayah Mediterania yang lagi terjadi peningkatan angka kematian.
Olrite. Anything else?
Terkait hal ini, general director WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut bahwa sejauh ini, negara-negara yang bisa memperbaiki situasi terkait Covid-19 adalah mereka yang punya kepemimpinan kuat, strategi yang jelas dan menyeluruh, dan melakukan komunikasi yang konsisten terhadap warganya. Jadi emang strong leadership PENTING banget gengs.

Who’s telling you to stay at home during the pandemic?

Well, at this point. Everyone.

Yep, and also, the police.
What?
Iya guys, jadi a small reminder buat kamu yang rencananya mau melakukan aksi demonstrasi atau unjuk rasa dalam waktu dekat ini, karena menurut Kepala Bagian Pelayanan Informasi dan Dokumentasi Biro PID Divhumas Polri Kombes Tjahyono Saputro, di masa pandemi Covid-19, kepolisian nggak akan mengeluarkan izin untuk kegiatan unjuk rasa atau demonstrasi.
Eh?
Yep, hal ini disampaikan beliau dalam channel Youtube BNPB kemarin. Menurutnya, larangan ini muncul karena dikhawatirkan akan menimbulkan klaster baru Covid-19 terhadap para peserta unjuk rasa.
Terus terus…
Lebih jauh Pak Kombes juga menjelaskan bahwa larangan pemberian izin unjuk rasa ini berlaku selama masa pandemi Covid-19, secara semua pihak nggak ada yang tahu kapan pandemi akan berakhir.
 
Tapi katanya mau ada yang demo soal Ciptaker…
Soal itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito udah ngingetin para buruh yang mau melakukan aksi unjuk rasa untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan dalam pencegahan virus corona. Beliau mengimbau bahwa untuk masyarakat yang ingin melaksanakan hak berdemokrasi agar tetap pake masker dan jaga jarak.
 
Anything else I should know?
FYI guys, seiring dengan disahkannya RUU Ciptaker sama DPR kemarin, maka buruh dan berbagai elemen masyarakat di berbagai wilayah di tanah air melakukan aksi unjuk rasa untuk menolak UU ini. Aksi ini akan berlangsung sejak kemarin hingga Kamis besok.

For when you should realllly consider using less plastics…

Seriously, it poses dangers to our environment, our ocean, our wildlife…
And you want to talk about what?
This time, let’s zoom in on: microplastics.
What are they?
Material plastik yang udah ancur dan ukurannya jadi keciiil banget aka sekitar 5 milimeter aja. Soal plastik ini, masyarakat diyakini emang udah tau tuh, soal banyaknya plastik di permukaan laut dan gimana plastik-plastik ini bisa ditemukan di area laut yang paling terpencil sekalipun. Tapi, belum banyak yang udah tau soal microplastics dan bahayanya.
 
I see...terus terus…
Jadi dalam studi baru yang dilakukan oleh Australia’s National Science Agency (CSIRO) dan dipublikasikan Hari Senin lalu, diketahui bahwa ada sekitar 14 juta ton microplastics yang ada di permukaan dasar laut.  Hal ini berarti jumlahnya lebih dari 35 kali jumlah plastik yang selama ini dipercaya mengambang di laut.
WHAT?
Yep. Jadi studi ini adalah studi pertama yang mengestimasi jumlah microplastics di laut di tingkat global. Untuk melakukan penelitiannya ini, para peneliti menggunakan robot submarine untuk mengambil sample dari sedimen laut di kedalaman 3000 meter di enam lokasi di the Great Australian Bight, sekitar 380 kilometer dari pesisir pantai Australia Selatan.
And, what did they find out?
Dari 51 sampel yang berhasil diambil, ada rata-rata sekitar 1,26 bagian-bagian microplastics yang ditemukan di setiap 1,26 gram sedimen. Para peneliti menyebut bahwa  jumlah tersebut menunjukkan jumlah microplastics yang 25 kali lebih banyak dibanding studi-studi deep-sea sebelumnya. Menurut Justine Barrett dari CSIRO, bahkan permukaan laut yang paling dalam tetap rentan kena polusi microplastics.
 
Tapi kok bisa plastiknya berakhir di dasar laut?
Iya karena plastik yang dibuang ke laut itu bakal tercabik-cabik hingga jadi seukuran microplastics itu. Terus, microplastics-nya akan terus mengendap di dasar laut dan akhirnya mencemari dasar laut hingga yang paling dalam. Menurut Justine, penemuan ini membuktikan bahwa sampah plastik adalah salah satu masalah kunci dari permasalahan lingkungan. Belum lagi, diprediksi polusi plastik ini bakal terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan.
 
Yaudah gue nggak pake plastik lagi…
Good. But we probably need more people to do that. Karena dalam penelitian lainnya diketahui bahwa walaupun kita udah melakukan upaya global dan terkoordinasi untuk mengurangi sampah plastik, diprediksi bahwa masih ada sekitar 710 juta ton plastik yang bakal mencemari lingkungan by 2040.
Yah jadi gimana?
Well, menurut para peneliti, emang penting banget untuk nyari solusi yang efektif untuk menghentikan polusi plastik sebelum dia berakhir di lautan. Pemerintah juga harus kerja sama dengan industri dan masyarakat untuk mengurangi sampah plastik yang berakhir di laut.

For when you’ve been using too many filters on social media…

Yep, filtering your content jadi isinya happy terus, jalan-jalan terus, atau pipimu jadi tirus emang menggoda.
But you might want to reconsider doing that, karena hasil penelitian terbaru yang dilakukan sama Nature Communications menunjukkan bahwa kamu akan lebih happy dan mentalmu akan lebih sehat kalo kamu lebih authentic di media sosial.
Gimana hal ini bisa diketahui? Jadi para peneliti ini melakukan penelitian atas 10.560 akun pengguna Facebook yang aktif sejak tahun 2007 hingga 2012. Mereka kemudian diminta untuk mengisi kuis tentang personality dan kepuasan hidup, kemudian dibandingin sama jejak digital mereka di Facebook. Hasilnya, orang-orang yang mengekspresikan diri mereka secara lebih zuzur, atau gausah zuzur banget deh, tapi mendekati pandangan mereka atas diri sendiri, diketahui punya tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi. Nggak diketahui kenapa orang yang postingannya kebanyakan pencitraan lebih nggak bahagia dibandingin yang zuzur, namun menurut para peneliti ini, bisa jadi karena lack of self-awareness, yang bikin mood kita jadi turun dan ujung-ujungnya, jadi lebih nggak bahagia.
 
Always be yourself…even on social media.

“Kalau tidak percaya, nanti saat pemilu jangan dipilih,”

Gitu kata Wakil Ketua DPR RI asal Fraksi Partai Golkar yang juga memimpin rapat saat paripurna UU Ciptaker kemarin, Azis Syamsuddin saat ditanya soal pendapatnya terkait penolakan netizen atas UU Ciptaker yang rame di socmed. Menurut Azis, yha klo nggak percaya, 2024 nanti, partai maupun calegnya gausah dipilih lagi. Kan rakyat yang memutuskan.
 
This is why you should to know your representatives, guys…

Angel’s Stories

1. Hari ini cukup padat karena dari pagi sampai sore ada meeting terus-terusan yang bahasannya juga berat banget. Serasa cape banget kerja begini trus selama hampir seminggu dan ngerasa jenuh banget karena aku belum lama lulus kuliah dan puji syukur udah dapet kerja ngga lama setelah lulus (padahal masih pandemi begini). Malam harinya aku nyempetin buat telfonan sama dosen pembimbing skripsi dan beliau sempet cerita kalau di kampusku (jurusanku juga) ada banyak mahasiswa baru yang mengundurkan diri karena di daerah rumahnya susah sinyal dan jadi kendala banget untuk kuliah online. Padahal mereka mayoritas diterima kuliah lewat jalur undangan. Seketika aku merasa bodoh masih ngeluh dengan kerjaan yang dialami sekarang sementara masih banyak adek-adek aku yang kuliah pun masih terhalang kendala koneksi. Intinya kita jangan lupa untuk liat ke bawah biar selalu bersyukur sama apa yang kita punya sekarang.
-anon-
2. Jadi akhir-akhir ini, aku lagi ngerasa sendirian banget karena aku stuck di kosan. Aku nggak berani pulang ke kampung karena lokasinya jauh. Selain itu, kadang masih ada kerjaan yang menuntut aku ke kantor sesekali. Nah semingguan terakhir ini aku merasa mentalku mulai terganggu karena selain terisolasi, aku juga merasa makin susah menyelesaikan target kerjaan yang sebenernya tugas aku pada biasanya. Aku kemudian memutuskan untuk jogging di sekitaran kosan untuk menghirup udara segara dan tanpa diduga, mood-ku jadi jauh lebih baik! Terus juga pas jogging itu aku ketemu cewek yang bawa anjing, dan karena suka banget anjing, aku minta izin untuk nge-pet anjingnya dan dikasih dong! Ternyata hal kecil kayak gini udah cukup bikin kita seneng ya, terima kasih CMU udah bikin platform kayak gini 🙂
-Someone in Jaksel-
3. This story is dedicated to those who are still keeping the ‘kpop itu gak ada sisi bagusnya’ or something like that in their minds. Recently I feel like hella lonely, kuliah online sucks, rasanya ada jarak sama temen-temen karena jarang ketemu. Salah satu hal yang bikin aku still motivated dan bahagia di tengah situasi ini adalah Stray Kids, boyband JYP Ent. Their leader, Chan or Christopher, always does weekly live broadcast and tells us several motivational words plus song recommendationsMany people are gaining strengths through his words, termasuk aku. He’s such an angel and I’m glad to know him.
-Anonymous-
(We believe that angels, just like superheroes and cats, come in different costumes, but they’re here for the same reasons: to make our days brighter, our smiles wider, and our feelings happier. So during these uncertain times, we’ve decided to replace the love letter with stories about kindness, because now more than ever, our community needs that. Shoot us your kindness stories here (can be something you see or experience firsthand (or no), basically, anything!) and we will feature it here. Come, share us your versions of angels!)

Catch Me Up! Recommendations

In times like these, financial security is key. Check this out so you can save more $$$ for the future
Advertisement