Proyek Taman Jurrasic Park Menuai Polemik, Tren Demokrasi Indonesia Dinilai Menurun Warga Takut Menyatakan Pendapat, Serikat Guru Berikan Rapot Merah Bagi Menteri Pendidikan, Kementrian Haji dan Umrah Arab Saudi Terima Jamaah Luar Negeri 1 November 2020

733

Hi there,

We know you’re no longer focused on your work anymore, because hey…the long weekend is coming! So, whether you’ll spend it by binging Netflix at home *like us*, or you already have plan to go on a trip, just…be sure that you never take your masks off in public space. And wash hands. And practice social distancing. And never text your ex whatever the excuse is. Happy Tuesday.

For when you’ve been seeing a lot of komodo news lately…

Oh yeah, I mean they’re cute…but what is this all about?

Jadi, isu ini bermula dari beredarnya foto seekor komodo yang terlihat lagi “menghadang” sebuah truk di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada caption-nya, dijelaskan soal rencana pembangunan taman Jurassic Park yang akhir-akhir ini lagi menuai kritikan di masyarakat.
 
I need some background.
You got it. Jadi pada Bulan Juli tahun lalu, Pak Jokowi bersama segenap jajarannya melakukan kunjungan Kawasan wisata Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo yang emang diproyeksikan sama pemerintah untuk dikembangkan menjadi 10 Bali Baru. Nah dalam kunjungannya ini, Pak Jokowi menjelaskan bahwa ada beberapa langkah yang diambil untuk mengembangkan destinasi pariwisata di NTT itu, di antaranya adalah bakal jadi kawasan wisata premium, totalitas pembangunan dan integrasi wilayah, dan tetap mengutamakan konservasi. Kata Pak Jokowi waktu itu, “Enggak mungkin kita buka ‘Silakan, silakan’, enggak ada seperti itu.”

OK. Terus…
Selanjutnya, pemerintah lewat Kementerian PUPR ambil bagian dari penataan menyeluruh di kawasan tersebut, termasuk pembangunan sarana dan prasarana pendukung pariwisata di Pulau Rinca. Nah dalam keterangan Menteri PUPR Basuki Hadmuljono guys, ada lima proyek penataan di Pulau Rinca. Jadi emang Pulau Rinca ini jadi salah satu wilayah yang mengalami perubahan design secara signifikan.
 
Emang apa sih tujuan pembangunannya?
Masih dari keterangannya Pak Bas, penataan ini adalah upaya melindungi Taman Nasional Komodo sebagai warisan dunia (World Heritage Site) UNESCO. Karena itu, penataan kawasan Pulau Rinca juga dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan dalam setiap tahap pembangunannya selalu dikoordinasikan dan dikonsultasikan kepada publik, demi mencegah dampak negatif terhadap komodo.
 
Now tell me about the projects…
Well, jadi ada upaya peningkatan dermaga yang udah ada di Dermaga Loh Buaya. Ada juga pembangunan pengaman pantai yang sekaligus berfungsi sebagai jalan setapak untuk akses masuk dan keluar kawasan. Ketiga, ada jalan akses penghubung antar dermaga, pusat informasi, serta penginapan untuk para pawang komodo, tour guide, dan peneliti.
 
So, in a nutshell, tourism?
Correct. Jadi secara keseluruhan untuk tahun ini aja, Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran sebesar Rp 902,47 miliar untuk ngerjain sekitar 43 paket kegiatan infrastruktur di KSPN Labuan Bajo. Adapun proyek-proyek ini meliputi peningkatan kualitas layanan jalan dan jembatan, penyediaan sumber daya air, permukiman, perumahan, sampe sentra souvenir, kafe, dan selfie spot.

Got it. 
Nah, sekarang kita masuk ke polemik pro-kontranya ya. Proyek taman Jurassic Park ini ditolak berbagai lapisan masyarakat karena dinilai bakal bakal mengganggu tempat tinggal para komodo yang merupakan endemik aka penghuni asli pulau tersebut. FYI guys, komodo ini merupakan jenis kadal terbesar di dunia yang statusnya terancam punah. Saat ini, jumlah komodo di alam liar hanya tinggal sekitar empat ribu ekor dan angkanya terancam terus menurun karena efek berbagai hal, kayak pemanasan global, hingga uhuk *us* uhuk.
 
I see…
Selain itu, protes juga datang dari kelompok lingkungan. Direktur Walhi (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) NTT, Umbu Wulang meminta pada pemerintah untuk menghentikan dulu proyek ini dan mengembalikan fungsi pulau Rinca sebagai kawasan konservasi Komodo. Beliau juga menyebut bahwa proyek ini justru bakal mengganggu dan mengancam ekosistem (habitat/tempat tinggal) komodo yang merupakan satwa langka.
 
Well, I believe the government has a say…
Yep. Jadi menanggapi polemik ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut bahwa mereka bakal mengawasi proyek tersebut, dan bakal memastikan kalau nggak akan ada komodo yang jadi korban. Selain itu, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK, Wiratno, menyebut bahwa bakal ada 10 rangers yang berjaga untuk memastikan nggak ada komodo yang dalam bahaya.
 
Anything else I should know?
Nggak lama setelah rame-rame soal taman Jurrasic Park ini, kemarin, Pulau Rinca resmi ditutup buat wisatawan sampe Juni tahun depan. Adapun dari keterangan pihak pengelola, tujuan penutupan sementara ini adalah untuk memaksimalkan sejumlah proses pembangunan wisata di Pulau Rinca dan nggak ada hubungannya sama polemik yang ada.

What’s sending out an alarming message?

What?
The latest survey from Indikator Politik Indonesia. 
 
What is it about?
Our democracy. Jadi dalam hasil survei lembaga yang dipimpin sama Burhanuddin Muhtadi itu, disebutkan bahwa ada 36 persen responden surveinya yang bilang kalau saat ini Indonesia kurang demokratis.
 
Well, is it bad?
Depends on how you see it, but just fyi, angka yang bilang bahwa Indonesia less demokratis lebih besar daripada responden yang menyebut bahwa Indonesia jadi lebih demokratis saat ini. Adapun yang bilang kondisi Indonesia jadi lebih demokratis ada di angka 17,7 persen.
 
They do surveys? During the pandemic?
Yep, jadi metode surveinya ini dilakukan dengan metode simple random sampling dengan cara kontak telepon ke responden. Pada survei yang berlangsung pada 24 sampe 30 September ini, totalnya ada 1.200 responden dari 5.614 responden yang dihubungi oleh Indikator Politik Indonesia. Menurut Pak Burhan, survei ini memiliki toleransi kesalahan aka margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
 
Terus terus…
Nah selain tren demokrasi yang menurun, ditemukan juga bahwa makin kesini, warga makin takut menyatakan pendapat. Dijelaskan Pak Burhan, ada 21,9 persen warga yang menyatakan setuju pada statement “setuju atau tidak warga makin takut menyatakan pendapat?” Terus ada 47,7 persen yang cenderung setuju, 22,0 persen yang kurang setuju, dan untuk yang tidak setuju sama sekali ada di angka 3,6 persen.
 
OMG…
Rite. Nah soal temuannya ini, Pak Burhan ngingetin pemerintah untuk lebih memperhatikan pendapat masyarakat, apapun pendapatnya. Beliau menyebut bahwa saat ini, ada situasi yang di bawah alam sadar masyarakat yang mulai takut ngomong, padahal dalam konteks demokrasi partisipatoris, warga itu justru harus di-encourage berbicara apapun isinya.
 
Terus, dari pemerintah ada komentar nggak?
Ada dong. Menurut Jubir Istana Bang Fadjroel Rachman, Presiden Jokowi tegak lurus dan menegakkan sumpah presiden untuk menjalankan Demokrasi dan amanat UUD 45 tentang Kemerdekaan Menyatakan Pendapat di Muka Umum.

Who’s just got a red report card?

Mas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.

Hah kenapa emang? 
Iya, jadi kemarin, Mas Menteri dapat rapot merah dari Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) tentang satu tahun kinerjanya sebagai menteri. Berdasarkan survey FSGI, Mas Menteri nilainya kurang dari 68, which means rapot merah bagi mereka.
 
So they have scores for maths, social science, physics, etc?
Nope. More like on the policies. Jadi iya, kalo rapot adikmu isinya nilai-nilai dari berbagai mata pelajaran yang ada di sekolah, rapotnya Mas Nadiem ini terkait berbagai kebijakannya sebagai Mendikbud gengs.
 
Kayak apa aja coba jelasin. 
OK. Jadi dalam survei dari FSGI, disebutkan ada delapan kebijakan yang ada nilainya. Adapun kebijakan-kebijakan ini di antaranya adalah:

  • Penghapusan Ujian Nasional (UN):  100
  • Kurikulum darurat di tengah pandemi: 80
  • Asesmen Nasional:  75
  • Bantuan kuota belajar: 65
  • Hibah merek Merdeka Belajar dari Sekolah Cikal: 60
  • Relaksasi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS):  60
  • Pembelajaran jarak jauh (PJJ):  55
  • Program Organisasi Penggerak (POP):  50

Explain…

Ok.  Jadi, dari delapan kebijakan di atas, menurut FSGI, hanya tiga kebijakan yang mendapat nilai yang baik.  For example, kebijakan penghapusan UN, FSGI sangat setuju dengan kebijakan ini karena dari dulu mereka memang selalu menyuarakan agar UN dihapus.  Selain itu, UN dihapus di saat pandemi seperti sekarang, jadi hal ini dinilai mampu menghilangkan tekanan psikologis siswa dan guru.  Konsep Asesmen Nasional juga dinilai baik walaupun implementasinya masih kurang. Ketiga, kurikulum darurat pandemi juga dapat nilai baik karena bisa meringankan beban siswa dan guru.
I see…how about the red ones? 
Ada lima kebijakan yang dinilai tidak berhasil.  Contohnya, kebijakan bantuan kuota belajar yang dinilai nggak merata.  Hal ini karena banyak siswa yang nggak punya gadgets
Advertisement
 atau jaringan internet, jadi bantuannya percuma. Proses penyaluran kuota juga kurang jelas, karena masih ada sekolah-sekolah yang belum dapat kuota. Menurut FSGI, sebaiknya anggaran bantuan kuota bisa dialihkan ke memfasilitasi gadgets untuk siswa, atau fasilitas WIFI di RT/RW, jadi dananya nggak mubazir.
 
Got it.
Nah soal Kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) juga dapat nilai merah karena setiap daerah punya tantangannya masing-masing. Contohnya, di Sulawesi Selatan, khususnya di Gowa, hanya 30 persen siswa yang bisa online, jadi banyak yang nggak punya akses internet. Terus tentang merek “Merdeka Belajar” yang dihibahkan untuk jadi merek dagangnya “Sekolah Cikal”. Menurut FSGI, penghibahan ini mengandung unsur konflik kepentingan, dan seharusnya melibatkan Kementerian Hukum dan HAM.
Terus, kata Kemendikbud apa?
Yhaa menurut Humas Kemendikbud, lembaganya  menghargai opini dan masukan dari seluruh elemen masyarakat. Selanjutnya, fokus utama Kemendikbud adalah untuk bekerja keras dan memberikan yang terbaik bagi peserta didik dan pendidik di Indonesia.

Guess who’s opening its gates again?

Saudi Arabia. 
Yep, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi baru aja mengumumkan bahwa mereka bakal mulai menerima Jemaah luar negeri lagi untuk menjalankan ibadah umrah, mulai dari 1 November 2020 mendatang. Adapun saat ini, mereka lagi finalisasi pedoman tata cara penerimaan jemaah luar negeri.  Selain itu, Maskapai Arab Saudi juga udah mengumumkan pembukaan kembali 33 tujuan perjalanan udara ke negara-negara yang ada di zona hijau, meskipun nggak dijelasin negaranya mana aja.
Terkait pelaksanaan umroh ini, rencananya otoritas setempat akan memberlakukan ketentuan sejumlah 20 ribu hingga 60 ribu jemaah per hari. Selain itu, hanya jemaah berusia 18-50 tahun yang boleh datang dari luar negeri, dan semuanya yang baru dateng akan langsung diwajibkan untuk karantina mandiri selama tiga hari.
Saudi Arabia sendiri udah mengalami penurunan drastis angka penularan Covid-19, di mana penularan hariannya turun hingga sekitar 400 kasus aja selama bulan Oktober ini. Kini, jumlah kasus aktif di Saudi Arabia berada di bawah 8.250 kasus, turun jauh dari angka tertingginya sebesar 63.026 pada pertengahan Bulan Juli lalu.

“Jangan kaget kalau wisatawan dihentikan saat libur panjang.”

Gitu kata Gubernur Jawa Barat Kang Ridwan Kamil kemarin, saat ngasih keterangan soal pengamanan menjelang libur panjang di daerahnya. Kata Kang Emil, Pemprov Jabar bakal mengadakan swab test acak buat wisatawan yang datang ke Jawa Barat demi mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19. Karenanya, Kang Emil bilang, jangan kaget yha kalo lagi otw kemudian dihentikan sama polisi atau tim satgas.
 
Just a friendly reminder….

Angel’s Stories

1. Lately I’ve been reading CMU stories. Ternyata banyak juga di luar sana yang struggle dengan kehidupannya masing-masing. I’m at the point dimana mau nangis karna kerjaan aja udah gabisa, gatau lagi harus gimana biar lega dengan segala stres ini. Kadang merasa kalau struggle yang gue rasain gak seberapa sama orang lain yg jauh lebih gak berintung dari gue, but sometimes gue juga ngerasa gue lebih struggle dibanding orang lain. Then, I realized that everybody has their own struggle and we cannot compare ours to others, but your emotions are still valid. And I just want to tell whoever reads this, that somewhere in the future you will be proud of what you’ve gone through today. Jadi tetap semangat and the brighter days are coming to you soon!
-auditor menuju peak season-
2. Hi Alena (Yogya) dan pembaca CMU, aku baca tulisanmu tanggal 22 Oktober 2020. aku mengalami hal yang hampir sama denganmu, tapi gak sampe titik kepikiran untuk bunuh diri (pernahnya ditelpon temen yang mau bunuh diri). For me, it take times for more than 6 months sampe akhirnya bener-bener damai dengan diri sendiri, kereleaan & penerimaan yang utuh terhadap diri sendiri, self acceptance (salah satu referensi bacaan: https://greatmind.id/article/on-marissa-s-mind-mencintai-diri).  Enam bulan itu mungkin titik terendah dalam hidup, lelah fisik dan mental karena beban dan tekanan kerja yang suuaangat buuueeesar (+ keresahan quarter life crisis). Awalnya mencoba bersikap bodo amat dan baik-baik saja, tapi sedih dan resah terus hadir, sadar kalo aku lagi gak baik-baik aja. Memberanikan diri untuk menghubungi teman-temanku satu per satu, membaca buku, berolahraga, dan pergi ke bioskop. Itu bisa membantu mengalihkan, meskipun tidak menyembuhkan. Kegiatan-kegiatan tadi mungkin bisa menjadi media yang membantu kita menemukan titik balik atas penerimaan kita pada diri kita. Jadi, yaa it’s okay to not be okay. You know your self, why you don’t listen to yourself. Sedih ya sedih, kecewa ya kecewa, resah ya resah, ambyar yo ambyar, gausah gengsi sama diri sendiri kalau memang lagi ga baik. Sama setiap individu punya pace dan ritmenya masing-masing. Jadi selama sedang “menaiki roller coaster” ya nikmati aja dan pastikan kita nggak keluar jalur dan celaka. Setelah akhirnya menerima dan bisa bersyukur, berikutnya mungkin bertumbuh. Menumbuhkan cinta pada diri sendiri, selflove. Babak ini menarik, karena kita sudah mulai mengenal dan tahu seperti apa diri ini merespon keadaan. Sama menariknya seperti dapet email pagi dari CMU hehe. Lestari untuk segala yang baik dan sedang berjuang, kamu lebih dari yang kamu pikirkan!
3. Kemarin petang hingga malam, hujan lebat berakhir gerimis membasahi barat Jakarta. Dalam perjalanan pulang ke rumah menyusuri Jalan Panjang pukul delapan malam, ku pandangi keadaan pinggir jalan. Sendu, aku terlarut dalam lamunan. Hingga tiba di sebuah perempatan lampu merah, pemandangan menghangatkan memikat mataku. Seorang bapak separuh baya penjaja jas hujan, terlihat bersenda gurau bersama kawan seperjuangannya. Mereka tertawa lepas di bawah rintik hujan, sama-sama mengenakan jas hujan berbahan plastik tipis yang warnanya senada dengan yang mereka jajakan. Pak, terima kasih ya sudah mengingatkanku, untuk berjuang dengan hati gembira, dan untuk berbagi suka dengan sesama. Sehat selalu Pak, kiranya Gusti beri berkat untuk Bapak.
-Gabriella, Jkt-
(We believe that angels, just like superheroes and cats, come in different costumes, but they’re here for the same reasons: to make our days brighter, our smiles wider, and our feelings happier. So during these uncertain times, we’ve decided to replace the love letter with stories about kindness, because now more than ever, our community needs that. Shoot us your kindness stories here (can be something you see or experience firsthand (or no), basically, anything!) and we will feature it here. You can also check our previous angel stories on our angel’s Instagram. Go go go!

Catch Me Up! Recommendations

Only speak good, especially to yourself. This is how to practice it. 

Advertisement