Konferensi Pers Pemerintah Terkain UU Ciptaker, Kekuatan Monopoli Empat Perusahaan Teknologi Besar, Singapura Akan Membayar Warganya Untuk Memiliki Bayi Selama Pandemi, Taylor Swift Mendukung Joe Biden dan Kemala Harris Pada Pilpres AS

692

Who just said “dengerin penjelasan aku dulu…”?

Aku aku tapi mantanku gamau denger :”

🙁 sorry ’bout that. Tapi kita lagi mau bahas soal pemerintah.
 
Hah pemerintah kenapa?
Jadi kemarin, pemerintah goes all in dengan their version “dengerin aku dulu”-nya. Dalam kesempatan konferensi pers virtual itu, semua menteri yang ikut bahas UU Ciptaker pada duduk bareng and goes “but, listen…”
 
And they all are…
Ada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Pak Airlangga Hartarto, Menteri Ketenagakerjaan Bu Ida Fauziyah, Menteri Koperasi dan UKM Kang Teten Masduki, Menteri LHK Bu Siti Nurbaya Bakar, Menteri ATR Pak Sofyan Djalil, Menteri KKP Pak Edhy Prabowo (virtual), Menteri Perindustrian Mas Agus Gumiwang, Menteri Keuangan Bu Sri Mulyani, Menteri ESDM Pak Arifin Tasrif (virtual), Menteri Hukum dan HAM Pak Yasonna Laoly dan Kepala BKPM Bang Bahlil Lahadalia.
 
Whoaaa that’s a lot.
Rite. Jadi dalam kesempatan itu, para menteri memberi penjelasan soal
UU Ciptaker yang lagi banyak diprotes masyarakat. Adapun beberapa hal yang diklarifikasi adalah…
  • Menko Perekonomian menegaskan bahwa UU Ciptaker nggak menghapuskan ketentuan upah minimum. Tapi, upah minimumnya ditentukan sesuai pertimbangan pertumbuhan ekonomi dan inflasi. FYI sebelumnya dalam UU Ketenagakerjaan, upah minimum ini ditentukan berdasarkan sektor wilayahnya.
  • Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjelaskan bahwa UU Ciptaker justru mempermudah pencabutan izin usaha perusahaan yang merusak lingkungan. Hal ini karena dalam UU Ciptaker, izin AMDAL dan izin usaha disatuin, jadi kalo salah satunya dilanggar, maka izin bisa dicabut dua-duanya. Dalam aturan sebelumnya, izin AMDAL ini diterbitkan oleh pemerintah daerah dan kalo gaada izin lingkungannya, maka izin usaha nggak boleh terbit. Dalam UU Ciptaker, izin dialihkan ke pemerintah pusat.
  • Menteri Ketenagakerjaan membantah kalo UU Ciptaker ini disebut mempermudah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Alasannya, UU Ciptaker tetap mengatur mengenai syarat dan ketentuan perusahaan melakukan PHK, sesuai dengan aturan sebelumnya.
  • Kepala BKPM menyebut bahwa seiring dengan disahkannya UU ini, maka sebanyak 153 perusahaan siap menanamkan modalnya ke Indonesia. Menurutnya, kedatangan perusahaan tersebut akan menambah lapangan kerja di Indonesia.
  • Menkop UKM menyebutkan bahwa dengan adanya penyederhanaan izin pendirian UKM (Usaha Kecil Menengah) dalam UU Ciptaker, maka nanti kemampuan UMKM menyerap lapangan kerja akan semakin besar. Selain itu, aturan pendirian koperasi juga disederhanakan, yang tadinya harus memiliki 20 orang anggota pada saat mendirikan, kini cukup hanya 9 orang saja.
  • Menko Perekonomian menegaskan bahwa UU Ciptaker tetap mengatur tentang waktu kerja, waktu istirahat, dan juga cuti, including cuti haid, hamil, melahirkan, dan menyusui. Menurut Pak Airlangga, dalam hal ini nggak ada yang berubah karena masih merujuk dari aturan sebelumnya.

I see… anything else I should know?

Well, despite the “Dengerin penjelasan aku dulu!” movements from the government, masyarakat, mahasiswa dan buruh di berbagai daerah tetap melancarkan aksi protes untuk menolak UU Ciptaker ini. Gelombang protes ini dilancarkan ke berbagai lembaga perwakilan pemerintah kayak kantor DPR RI, DPRD hingga area kampus.

For when you’ve been using too many social media…

Well, kamu mungkin udah berhasil “dimonopoli” sama big tech companies.
 
Hah apa sih?
Jadi kemarin guyz, Fraksi Partai Demokrat di senat (Demokratnya US yha bukan Demokratnya AHY! HEHEHE) baru aja menerbitkan hasil investigasi mereka terhadap kegiatan bisnis yang dilakukan sama empat perusahaan teknologi besar: Apple, Amazon, Facebook, dan Google.
Dan hasilnya…
Hasilnya memang diketahui bahwa keempatnya punya kekuasaan monopoli di bidang-bidang tertentu. FYI guys, investigasi ini dilakukan selama 16 bulan terhadap keempatnya dan menghasilkan 450 halaman laporan tentang mengapa mereka disebut berpotensi melakukan praktek monopoli.
 
Tell me more.
Iya, jadi dalam laporan tersebut diduga bahwa keempatnya punya kekuatan untuk monopoli di bidang-bidang tertentu, misalnya….
  • Apple:  Untuk Apple, kekuatan monopolinya terletak pada pengembangan software yang khusus untuk iOS. Dengan memiliki iOS ini, Apple jadi punya kontrol untuk pelanggan dan app developernya, hingga menyulitkan pesaingnya untuk masuk dan berkompetisi secara sehat di platform tersebut.
  • Facebook: menggunakan strategi/pola “copy, acquire, kill” untuk membeli competitor, like Instagram. Selain itu, Facebook juga disebut menikmati monopoli di bidang iklan dan pasar social networking.
  • Google: Google punya kekuatan untuk memonopoli upaya pencarian dan menghubungkannya dengan iklan yang ditawarkan. Dalam laporannya, disebutkan bahwa Google telah mengeksploitasi informasi penggunanya untuk di-track terus nih, apa aja yang dicari. Hal ini bikin Google punya data market intelligence yang nyaris sempurna.
  • Amazon: Memiliki kekuatan monopoli untuk ngontrol rekanannya (secara Amazon kan ngambil barang dari rekanan) dan para suppliers-nya. Laporan ini juga menyebutkan bahwa di atas kertas, Amazon menyebut rekanan third party-nya sebagai “rekanan” namun pada kenyataannya, mereka dianggap sebagai kompetitor internal.

Dude, scary. 

Right. Terkait penemuan ini, Partai Demokrat kemudian mengajukan proposal aturan biar para Tech Giants ini nggak terlalu berkuasa. Di antara beberapa aturannya adalah biar para perusahaan jangan punya terlalu banyak lini bisnis. Misalnya, Google harus divestasi atau ngelepas Youtube, begitu juga Facebook harus misah dari WhatsApp dan Instagram. Selain itu, Demokrat juga mengajukan penambahan budget buat lembaga pengawas platform-platform tersebut dan mendorong persaingan yang sehat antara masing-masing perusahaan.
Is that gonna happen though?
Not sure. Karena so far, keempat perusahaan ini menyangkal temuan-temuan yang dilaporkan oleh para investigator. Selain itu, Partai Republik (aka the Republicans) juga nggak setuju sama rekomendasi-rekomendasi dari laporan tersebut, termasuk rekomendasi tentang pemisahan struktural.

Who’s getting paid for having a baby?

Singaporeans.
Whoaaa seriously? 
Yes.  Hari Senin kemarin, Pemerintah Singapura baru aja mengumumkan bahwa pihaknya bakal ngasih bayaran ke calon orang tua yang mau punya bayi di masa pandemi covid-19.
Kok bisa???
Karena menurut Wakil Perdana Menteri Singapura, Heng Swee Keat, di masa pandemi ini, banyak pasangan yang memutuskan untuk menunda kehamilan. Hal ini tentunya karena ketidakpastian finansial di masa pandemi ini.
Terus terus…
Ya jadi harapannya, dengan adanya insentif ini, calon orang tua di Singapura nggak perlu takut dan menunda kehamilan karena keuangannya udah ikut dibantu sama pemerintah.
Advertisement
 
How much incentive are we talking about?
Gatau karena belum dikasih tahu berapa jumlah pastinya, tapi yang pasti insentifnya berupa uang tunai untuk sang pasangan.  FYI, meskipun Singapora bisa mengontrol penyebaran covid-19 di negaranya, namun pertumbuhan ekonominya tetap mengalami resesi. Selain itu, GDP-nya juga turun 12,6% dari tahun lalu.
I see, anything else? 
Well, Singapura memang memiliki angka kelahiran yang paling rendah di dunia, dengan angka kesuburan 1,14 kelahiran per perempuan.  Sejak tahun 1980an, Singapura punya kampanye publik untuk mendorong angka kelahiran dengan adanya insentif pajak dan insentif lainnya. Namun so far insentifnya nggak ngaruh gengs, karena angka kelahirannya masih rendah.

Who’s just voiced out her political support?
Taylor Swift.
Yep, calling all Swifties for the most anticipated announcement ever: Taylor Swift endorses Joe Biden dan Kemala Harris.

Dalam tulisannya di VMagazine yang baru aja dirilis kemarin, Taylor akhirnya buka suara soal siapa capres yang bakal didukungnya pada Pilpres AS yang digelar bulan depan, dan as you expected, jawabannya adalah kandidat dari Partai Demokrat, Joe Biden dan Kemala Harris.

Taylor bilang, saat ini kita butuh presiden yang menganggap serius krisis kesehatan global dan memprioritaskan kesehatan warganya. Kita juga butuh presiden yang bikin orang-orang non kulit putih, kelompok LGBTQIA+, perempuan dan berbagai komunitas lain merasa aman dan dilindungi. Nah, satu-satunya cara untuk mencapai hal itu adalah dengan memilih pemimpin yang mau mengadapi masalah-masalah tersebut dan nyari solusinya.
Thus, ladies and gentlemen, in her words:
“I will proudly vote for Joe Biden and Kamala Harris in this year’s presidential election. Under their leadership, I believe America has a chance to start the healing process it so desperately needs.”

“Vaksin terbaik saat ini adalah patuh protokol kesehatan,”

Gitu kata Kepala BNPB Doni Monardo kemarin saat meeting sama para pejabat daerah di rumah jabatan Gubernur Gorontalo. Kata Pak Doni, emang sebelum ada vaksin atau obat, upaya terbaik yang bisa dilakukan adalah mencegah penularan dengan menuruti protokol kesehatan.

 
Now singing: don’t show up, don’t come out…

Angel’s Stories

1. Jadi sudah 8 hari ini memutuskan puasa sosmed karena sedang dalam fase insecure parah. Jujur, nilai minusnya aku jadi gak paham apa yang terjadi di sekitar. Hanya bergantung penuh ke email dari CatchMeUpId haha. Tapi karena puasa ini, aku lebih intens video call dengan mama di Indonesia. Jadilah tahu cerita-cerita kecil tentang kebaikan tetangga di sekitar rumah. Inti ceritaku adalah buat yang lagi merasa lelah, gak apa banget loh rehat dengan puasa sosmed sejenak. Alihkan dengan ngobrol intens sama orang tersayang, atau mulai journaling. Sungguh rasanya nyaman sekali kembali menemukan diri sendiri di tengah kekacauan dunia saat ini. Semangat yaa, kita bisa melewati masa sulit ini bersama 🙂
-warga +62 yang sedang merantau di +61-
2. Kuliah online bener-bener bikin jenuh dan stres. Kalo di kampus biasanya bisa ketemu temen-temen, makan bareng, ngobrol, rapat organisasi, hal-hal itu yang justru ngangenin dan keep us in a right mind. Ga banyak aktivitas yang bisa diikutin selama online, tapi akhirnya aku putusin untuk ikut kegiatan volunteer, mengajar adik-adik kelas 5 SD.  Meskipun ngajarnya online juga sih, tapi rasanya ntah kenapaa happyy banget. Refreshing aja gitu buat aku, ketemu wajah-wajah baru yang lucuu hehe. I hope I can hold up to these online classes dan bisa bantu adek-adek dalam pelajaran sekolahnya juga. 😊
-Anon-
3. Situasi pandemi yang penuh stressors begini memang mau ga mau maksa kita buat baik-baik sama diri sendiri. Ketimbang mumet dan merasa pathetic/merana pada akhirnya aku lebih mikirin diri sendiri, makan yang pengen dimakan, beli yang pengen dibeli. Pokonya apapun untuk diri sendiri dulu deh. Tambahin self-rewards.
-ansos15-
(We believe that angels, just like superheroes and cats, come in different costumes, but they’re here for the same reasons: to make our days brighter, our smiles wider, and our feelings happier. So during these uncertain times, we’ve decided to replace the love letter with stories about kindness, because now more than ever, our community needs that. Shoot us your kindness stories here (can be something you see or experience firsthand (or no), basically, anything!) and we will feature it here. Come, share us your versions of angels!)

Catch Me Up! Recommendations

In times like these, financial security is key. Check this out so you can save more $$$ for the future
Advertisement