Kontra Dengan WHO “Amerika Buat Vaksin Virus Corona Sendiri”

610

What do you say when you and your friends want to do a Zoom call but someone says no?

Sumber foto: cnn.com

Ih kayak Amerika Serikat de…
 
Hah kenapa?
Iya karena Selasa kemarin, Amerika Serikat udah resmi bilang “gue nggak ikutan ah” dalam inisiatif bersama yang diinisiasi sama Organisasi Kesehatan Dunia aka WHO.
 
Wait, inisiatif apa?
Inisiatifnya WHO untuk membuat dan mendistribusikan vaksin covid-19 secara global, yang dinamakan the COVAX initiative. Dengan keputusan ini,  Amerika Serikat nggak bakal gabung sama 172 negara-negara lain yang udah ikutan the COVAX initiative.
Why? 
Yha karena hubungan antara keduanya juga lagi nggak harmonis sih. Selama wabah Covid-19 ini terjadi, AS banyak nggak setujunya sama WHO dan puncaknya, pada Juli lalu, AS secara resmi keluar dari keanggotaan WHO. Beberapa alasan yang sering disebutin Trump terkait memanasnya hubungan ini adalah karena WHO itu ‘corrupt’ dan berpihak ke China.
 
Go on…
Nah dalam keterangannya Selasa itu, Jubir AS Judd Deere mengumumkan bahwa negaranya nggak akan gabung sama inisiatif yang diluncurkan oleh organisasi yang “korup” dan berpihak pada China, meski begitu, mereka teteup mau kok, kerja sama dengan negara-negara lain untuk mengalahkan Covid-19.
Hmmm ok, terus mereka bikin vaksin sendiri? 
Yap. AS sendiri punya program kayak COVAX Initiative itu, namanya Operation Warp Speed, di mana pemerintah federal, kerja sama dengan pihak swasta, berupaya mengembangkan vaksin untuk mempercepat proses penemuan, pengembangan dan distribusi vaksin Covid-19.
How they’re doing so far?
Good. Sejauh ini, ada dua vaksin covid-19 asal perusahaan Biotech di AS yang lagi diuji coba tahap ketiga, yaitu Moderna dan Pfizer/BioNTech. Selanjutnya, bakal ada dua calon vaksin lagi yang bakal mulai diuji coba tahap ketiga di pertengahan September nanti.
Advertisement
I see. Now tell me more about COVAX…
Jadi program COVAX itu dibuat WHO di awal tahun 2020 untuk menghimpun usaha dari para negara anggotanya untuk memastikan setiap anggota punya akses yang sama terhadap vaksin covid-19 dan penanganannya.  So far, ada 192 negara yang ikutan inisiatif ini, dan ada 9 calon vaksin yang lagi dievaluasi sama WHO. Target WHO adalah untuk punya setidaknya dua juta doses vaksin yang aman dan efektif by the end of 2021, untuk 20% kelompok paling rentan di dunia.
 
Well, did they say anything about Trump’s decision?
Belum sih, cuma dari awal, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus udah ngingetin negara-negara dunia untuk menghindari “vaccine nationalism”, di mana hanya negara kaya aja yang bisa mengembangkan vaksin. Menurut Tedros, hal ini nggak akan membantu upaya dunia untuk bisa “sembuh bersama”, secara sekarang, segala hal kan saling terhubung secara global.
OK. Anything else? 
Terkait program COVAX ini, Komisi Uni Eropa udah berkomitmen untuk berkontribusi sebanyak 400 juta euro untuk COVAX, tapi terms of involvement-nya masih dalam negosiasi.  Selain itu, negara-negara Uni Eropa yang udah sempat ‘ngobrol’ sama perusahaan Amerika Serikat yang lagi mengembangkan vaksin, kayak Merck, Inovio dan Novavax, bisa dipastikan nggak jadi deal sama perusahaan-perusahaan tersebut, karena mereka udah gabung di COVAX.
Advertisement