For when things are heating up in Thailand…
Sumber foto: CNN.com
Now let’s get familiar with their political situations…
Well, I know they have a king…
Right. Nah beberapa waktu terakhir ini, kamu perlu tahu bahwa gelombang protes anti pemerintah baru aja terjadi di negeri Gajah Putih tersebut. Terhitung ada ribuan warga yang turun ke jalan di seantaro Thailand, mayoritasnya mahasiswa yang menuntut beberapa hal, tapi intinya satu: demokrasi.
Hah kok bisa?
Iya jadi a little background here, Thailand adalah salah satu negara kerajaan aka monarki yang pemerintahannya dipimpin sama seorang perdana menteri. Meski dipimpin seorang PM, Thailand punya hukum kerajaan yang merupakan salah satu paling ketat di dunia, di mana kalo kamu ngeledekin keluarga kerajaan, kamu bisa terancam hukuman penjara selama 15 tahun.
Whoaaa go on…
Nah, FYI, selama 70 tahun sampe tahun 2016, Thailand dipimpin sama seorang raja, namanya Bhumibol Adulyadej yang disayang banget sama warganya karena dipandang more like a fatherly figure yang bekerja keras menyejahterakan rakyat. Setelah beliau meninggal di tahun 2016 lalu, posisinya digantikan oleh anaknya, Maha Vajiralongkorn yaaaang…probably not so much like his father.
I see…
Nah, kamu masih inget kan bahwa teteup pemimpin pemerintahan di Thailand itu adalah seorang perdana menteri? Nah, saat ini, jabatan itu diisi oleh seorang mantan jenderal militer, namanya Prayut Chan-o-cha. PM inilah yang dituntut oleh para demonstran untuk turun dari jabatannya karena beberapa hal…
And those things are…
Yhaa reformasi demokrasi, perubahan atas undang-undang yang dibikin sama militer, memprotes hilangnya puluhan hingga ratusan aktivis prodemokrasi yang vokal terhadap pemerintah, pembubaran parlemen, and generally more and more civil rights for the people. Para pendemo ini juga turun ke jalan untuk memprotes status darurat yang berlaku sejak awal Covid-19 menyebar di Thailand yang kalo menurut mereka sih, status ini digunakan sebagai alat untuk membungkam para oposisi.
Terus hubungannya sama sistem monarki apa?
Yha karena salah satu tuntutan para pendemo juga adalah supaya model negaranya jadi monarki konstitusional aja, di mana pihak kerajaan juga berada di bawah aturan undang-undang yang berlaku.
So we’re talking about democracy?
That, mostly, but also failing economy, di mana banyak juga para pendemo yang menilai bahwa kerjaan makin sulit dicari dan kondisi ekonomi masyarakat makin menurun. Ditambah lagi Covid gini, Thailand yang pemasukan negaranya relies heavily on tourism diprediksi bakal mengalami penurunan ekonomi sampe 8%, dan merupakan salah satu negara yang kena efek paling buruk di Asia Pasifik.
I see…well, does the PM say anything?
Iyaa secara para pendemonya banyak mahasiswa, beliau bilang bahwa dirinya bisa merasakan kekhawatiran para orang tua. Selain itu, PM Prayut juga ngingetin warganya biar nggak melanggar aturan, khususnya aturan monarki tadi.
Iyaa secara para pendemonya banyak mahasiswa, beliau bilang bahwa dirinya bisa merasakan kekhawatiran para orang tua. Selain itu, PM Prayut juga ngingetin warganya biar nggak melanggar aturan, khususnya aturan monarki tadi.
OK. Anything else at this point?
Well, sebagai negara yang disebut paling paying respects terhadap rajanya, (hayooo siapa dari kamu yang pernah lagi mao naik kereta di Bangkok terus tiba-tiba semua orang berenti karena ada royal anthem tiba-tiba terdengar?), gaada yang menyangka bahwa gelombang demonstasi seperti ini bisa terjadi. Aksi protes yang dimotori oleh anak sekolahan dan mahasiswa ini juga menunjukkan bahwa setelah bertahun-tahun berada di bawah aturan militer, para anak muda kini menginginkan perubahan.
Well, sebagai negara yang disebut paling paying respects terhadap rajanya, (hayooo siapa dari kamu yang pernah lagi mao naik kereta di Bangkok terus tiba-tiba semua orang berenti karena ada royal anthem tiba-tiba terdengar?), gaada yang menyangka bahwa gelombang demonstasi seperti ini bisa terjadi. Aksi protes yang dimotori oleh anak sekolahan dan mahasiswa ini juga menunjukkan bahwa setelah bertahun-tahun berada di bawah aturan militer, para anak muda kini menginginkan perubahan.
What’s more extreme than your mood during PMS?

Sumber foto: cnn.com
The weather. EXTREME weather.
Eh?
Iya, jadi studi baru yang dilakukan di Amerika Serikat baru aja sends a chilling message: resiko meningkatnya pemanasan di kota-kota besar di Amerika Serikat, bakal melonjak hingga 13 sampe 30 kali lipat di tahun 2100 mendatang, kalao emisi gas rumah kacanya nggak dikendalikan.
Whoaaaa tell me more. PLZ.
Ok. Jadi dalam studi yang di-publish kemarin di dalam Journal Proceedings of the National Academy of Sciences, dijelaskan bahwa ada dua tantangan terbesar di abad ini terkait extreme weather: kemampuan manusia dalam mengatasi pemanasan global dan kemampuan kita beradaptasi terhadap suhu bumi yang naik.
Whooaa.. details please.
Right, before we go on, here’s a quick review. Pemanasan global/global warming itu berarti adanya kenaikan suhu iklim di bumi kita. Kenapa bisa naik? Karena adanya gas rumah kaca yang terperangkap di permukaan bumi, hingga akhirnya buminya makin panas. Gas-gas rumah kaca ini terdiri dari mostly karbon dioksida, methane, dan lainnya. Nah, ketika suhu iklim kita naik, cuaca bakal jadi lebih ‘extreme’ or lebih ‘parah’. Jadi, ketika panas, bakal panas banget, dan ketika dingin, bakal dingin banget. Right now, we’re talking about dampak yang ‘panas banget’.
Got it, lanjut…
Back to the study, jadi penelitian ini berfokus pada 47 kota besar di Amerika Serikat. Adapun hasil pengukuran para peneliti menunjukkan bahwa New York City merupakan kota dengan resiko exposure terhadap suhu panas yang paling tinggi dibanding kota-kota padat lainnya, disusul kemudian oleh Washington, Atlanta dan Los Angeles.
Sounds like all big cities…
Smart cookie. Jadi emang makin padat kotanya, kemungkinan warga terekspos ke resiko cuaca panas yang ekstrim juga makin tinggi. Meski begitu, penelitian lain juga menyebutkan bahwa “Sun Belt cities” kayak Atlanta, Austin, Miami, dan Orlando juga bakal mengalami cuaca panas parah.
Ini semua gara-gara apa si?
Yha emisi gas tadi. Selain itu, faktor utama lain yang juga menyebabkan extreme heat di kota-kota besar adalah makin masifnya proyek pembangunan, which means, makin sedikitnya ruang terbuka hijau, makin banyaknya bangunan yang menyerap panas, sampe efek penggunaan aspal yang juga bikin hareudang, hareudang, hareudang…
Terus gimana?
Yhaaa tentu kota-kota tadi udah harus mulai mikirin pendekatan pembangunan urban yang juga peduli terhadap isu lingkungan, considering bahwa sekitar 80 persen penduduk AS tinggal di area urban. Selain itu, fakta juga menunjukkan bahwa terekspos panas ekstrim merupakan salah satu penyebab kematian di negara tersebut, dengan 702 rata-rata kematian setiap tahunnya.
For when the government says “I got my eyes on you….”

Sumber foto: cnbcindonesia.com
Bukan “big brother is watching you”?
IH BUKAN. HEHEHE
Ok terus ini mau bahas apa?
Soal harga swab test Covid-19 di rumah sakit swasta yang bakal diatur pemerintah.
Whoaa really??
Iya. Jadi, Pemerintah bilang kalau sebentar lagi bakal ada batasan harga swab tes di rumah sakit swasta. Tujuannya of course supaya harganya nggak terlalu mahal gengs.
Tell me more!
Jadi dalam konferensi persnya kemarin, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menjelaskan bahwa, in his words: “Untuk masyarakat yang tes mandiri di fasilitas swasta, kami akan segera melakukan pengaturan harga agar tidak terlalu tinggi sehingga membebankan.”
Sounds good…
Right. Jadi emang awalnya, Pak Wiku ditanya soal rapid test yang dinilai nggak terlalu akurat untuk mendeteksi virus corona. FYI, untuk harga rapid tes sih sebelumnya udah dikasih batasan tarif tertinggi oleh Kementerian Kesehatan, yaitu Rp150 ribu. Aturannya ditulis dalam Surat Edaran tentang Batasan Tarif Tertinggi Pemeriksaan Rapid Tes Antibodi. Meanwhile, swab test itu lebih akurat, tapi, as we all know, biayanya jauh lebih mahal, yaitu sekitar Rp1juta-Rp2 juta.
Jadi gimana dong?
Well, Pak Wiku menjelaskan bahwa kalo swab tesnya di fasilitas kesehatan rujukan pemerintah, maka pasien nggak bakal dibebani biaya apapun, mau rapid tes atau swab tes, intinya gratis. Sedangkan kalau di fasilitas kesehatan yang swasta, pemerintah bakal atur batasan harganya.
For when there’s finally a good news on Covid-19…

Sumber foto: CGTN
Yep, ada berita gembira guys.
Dari hasil studi ketahanan tubuh aka immunity study terbaru (NOTE: masih penelitian awal dan belum di-peer reviewed) diketahui bahwa orang-orang yang udah pernah kena Covid-19 memiliki antibodi yang kuat dan bisa melindungi mereka dari infeksi Covid-19 lagi. Hal ini tentunya jadi berita gembira buat kalangan peneliti karena pas awal-awal, banyak pihak yang masih mempertanyakan terkait berapa lama zat antibodi bisa terbentuk setelah seseorang terinfeksi virus. FYI, antibodi ini penting banget untuk perlindungan tubuh dari infeksi virus yang sama ke depannya. Nah ternyata, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa antibodi yang terbentuk bisa melindungi pemiliknya dari virus selama beberapa bulan, dan hal ini tentunya positif banget, karena berarti dua hal: pertama, penderita Covid-19 yang udah sembuh bisa terhindar dari infeksi lagi, dan kedua, kalo nanti vaksinnya udah ketemu, seseorang bakal terlindungi dari wabah tersebut selama waktu yang cukup lama.
Clap clap…
“Authorities have identified households with pet dogs and are forcing them to give them up or forcefully confiscating them and putting them down.’’
Kata sebuah sumber yang menyebutkan bahwa pada bulan lalu, pemimpin Korea Utara Kim jong-Un baru aja memerintahkan warganya untuk menyerahkan anjing peliharaannya pada negara. Alasannya sih, karena punya hewan peliharaan itu merupakan sifat kaum “borjuis”, tapi menurut sumber rahasia tadi, banyak pihak yang khawatir bahwa the dogs could probably end up at someone’s dinner table, seiring dengan makin parahnya krisis pangan di negara paling tertutup itu.
When 2020 won’t stop giving you the WTF moment…
Angel’s Stories
1. Stay healthy everyone! Nenek baru dateng ke rumah kontrakan baru. Ya, namanya kadang orang tua, jadi cara mendidiknya juga cukup beda. Singkat cerita, aku masih pengangguran. Nunggu pengumuman SBMPTN. Lulusan SMA. Udah coba nyari kerja, tapi, apa dikata, pandemik juga. Beliau langsung dong nyuruh-nyuruh dan bilang kalau aku ga boleh nyusahin ibukku biar kaya saudaraku yang lain katanya. I’m so depressed with that actually. And yes, the real hero finally came, ibukku, yang tau aku down. Akhirnya beliau langsung bilang kalau aku udah dapet kerjaan. Biar nenekku ga nge-down in aku. Dan ibu udah nenangin aku. Bahkan aku sempat tanya ke beliau, “Apa aku merepotkan? “ beliau jawab, “Nope. Never,” nangis dong aku. Aku tau, aku ngrepotin keluarga. Tapi, bukankah kita harus percaya bahwa dibalik usaha dan doa, Allah selalu memberikan yang terbaik bagi hambaNya? Dan itu tidak selalu sama dengan ekspektasi kita? And, big luv for my mom who always stays beside me and encourages me. Semoga tahun ini aku keterima kuliah. Aamiin

-Someone, Mojokerto –
2. Hello, Catch Me Up! Dan orang baik yang menginspirasi. Aku mau mengulang cerita dari nama Adler. Jadi tuh, aku berangkat kerja setiap jam 6 pagi dan naik angkot 3 kali ke Jakarta Barat karena ga ada bus, dan selalu duduk di depan samping supir angkotnya. Aku sering berdoa agar diberi kesempatan berbuat baik, sepertinya aku diberi kesempatan itu meski baru beberapa hari ini. Jadi beberapa hari ini aku beli roti si bapak yang jualan lewat setiap pagi di gang dan rotinya aku kasih supir angkotnya. Alhamdulillah aku sangat bersyukur langsung diganti dengan dibeliin makan siang terus sama bosku. Ga hanya itu, semenjak seminggu ini aku mengalami patah hati yang bikin aku merasa orang yang aku sayangi selalu pergi, tapi sekarang aku merasa bisa mulai menyayangi diri sendiri dengan mencoba berbuat baik dan menyadari orang baik di sekelilingku. Aku sangat berharap bisa berbuat seperti ini setiap hari seperti orang baik yang menginspirasi aku. Dan karena pulang-pergi Jakarta aku selalu pake masker, hand sanitizer dan bawa disinfektan untuk melindungi orang-orang yang aku temui. Stay safe everyone, semoga sehat selalu dan bersemangat!
-Adler, Baker Street 221B-
3. Kejadian ini sudah lama banget, zaman sekolahan. Waktu itu setiap hari aku pulang sekolah naik busway, dan kebiasaanku bawa botol air minum tiap hari di sisi kanan/kiri tas. Nah, tiba-tiba botolnya hilang. Mana Tupperware, lagi! Aku nggak berani ngasih tahu Mama karena memang nggak tahu hilangnya di mana. Tiga hari pasca hilangnya botol, aku lagi merenung di busway terus ngelihat botol yang mirip di samping supirnya. Waktu ditanya, ternyata beliau ngelihat ada botol yang menggelinding pas selesai kerja dan nyelamatin botolku. Mungkin botolku jatuh waktu busway super rame. Aku seneng banget. Ya Allah, masih ada aja orang baik. Buat bapaknya, makasih banyak. Meskipun sekarang botolnya udah tiada tapi kebaikan bapak masih saya ingat sampai sekarang.
-Nisrina H-
(We believe that angels, just like superheroes and cats, come in different costumes, but they’re here for the same reasons: to make our days brighter, our smiles wider, and our feelings happier. So during these uncertain times, we’ve decided to replace the love letter with stories about kindness, because now more than ever, our community needs that. Shoot us your kindness stories here (can be something you see or experience firsthand (or no), basically, anything!) and we will feature it here. Come, share us your versions of angels!)
Catch Me Up! Recommendations
Long weekend is coming, and nothing screams relaxing louder than binge watching some good quality movies. Here’s our list, with a liiiiitttttle hint of…feminism.