What will likely be closed until the end of the year?
Sumber foto: cnbcindonesia.com
BALI.
Yep, sedih banget sih tapi iya, jadi tadinya, Pemerintah Pusat berencana untuk membolehkan wisatawan asing untuk masuk ke Bali per tanggal 11 September mendatang, namun kemungkinan besar, rencana tersebut bakal ditunda.
HAH Why?
Yha apa lagi kalo bukan karena Covid-19. Jadi keputusan ini diambil pemerintah setelah perkembangan terbaru menunjukkan bahwa jumlah penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia nambah terus, bahkan sekarang udah nyampe 154 ribu kasus positif.
Go on…
Selain itu, kemungkinan ini juga merujuk dari statement-nya Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut bahwa Indonesia nggak bakal nerima wisatawan mancanegara dulu sampe akhir tahun 2020 nanti. Kata Opung Luhut, untuk saat ini sektor pariwisata di Indonesia bakal fokus ke wisatawan domestik dulu, dengan target pengunjung sebesar 70 persen.
Well, what do the businessmen/women say about this?
Yha mereka worry lah, secara para pelaku pariwisata di Bali udah melakukan persiapan sejak beberapa bulan lalu untuk menyambut kedatangan para wisatawan asing. Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) DPD Bali I Nyoman Astama juga menyebut bahwa untuk memastikan bahwa protokol kesehatan bener-bener diimplementasikan, di Bali udah ada Satgas Gotong Royong yang dimotori oleh Desa Adat.
Now let’s hear it from the local government…
Well, Gubernur Bali, Wayan Koster memastikan bahwa pihaknya bakal ngikut aturan dari pemerintah pusat, termasuk kalo emang wisatawan asing baru bisa dateng ke Bali tahun depan. Menurutnya, kondisi di Bali juga belum kondusif, dan masih banyak juga negara yang belum mengizinkan warganya untuk keluar negeri demi menyetop penyebaran Covid-19.
I see. Anything else?
In case you’re wondering, sebagai provinsi yang 80% sumber pemasukan ekonominya adalah pariwisata, Bali menjadi salah satu provinsi yang terdampak paling buruk gara-gara Covid-19. Data menunjukkan bahwa seenggaknya ada 2.667 orang yang bekerja di sektor pariwisata yang di-PHK, dan lebih dari 73 ribu orang dirumahkan.