RUU PKS ditunda, Kerjasama ASEAN Australia, TikTok dilarang di India

576

Hi, good morning.

Today, we’re officially on the second half of 2020. We don’t know about you, but the first quarter felt so much like the first 45 minutes of a football game: unexpected, carefully played, and got you a little impatient. However, there is always the second half when we are better prepared, have already learned from our past mistakes, and are determined to do the best this time. So here’s for your second half. Don’t forget to take your 15 minutes break.


First stop, we’ll take you to Senayan aka DPR RI.

Probably not my favorite place to hangout in Senayan, but go on. 
Definitely. Sency is more fun, but let’s talk about RUU PKS, aka Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual.
 
Dude I have no idea what that is.
That’s why we’re here. Jadi RUU PKS ini adalah rancangan undang-undang yang bakal ngatur secara mendetail terkait berbagai bentuk kekerasan seksual. Jadi dalam RUU yang disusun sejak tahun 2012 ini, diperjelas tentang apa aja sih jenis-jenis kekerasan seksual…
 
Which are…
Totalnya ada sembilan, yaitu pelecehan seksual, eksploitasi seksual, pemaksaan kontrasepsi, pemaksaan aborsi, pemaksaan perkawinan, pemaksaan pelacuran, perbudakan seksual dan penyiksaan seksual. Nah, kalo RUU PKS ini disahkan, maka orang-orang yang melakukan tindakan yang disebutin di atas bisa kena hukuman pidana.
 
Hah emang selama ini enggak?
Short answer. Enggak. Long answer, enggaaaaak jelas karena definisi di peraturan kita yang berlaku sekarang cuma nyebutin kata “pencabulan” dan “pemerkosaan”. While we may all agree what “pemerkosaan” is, tapi pencabulan itu maknanya vague banget, makanya di RUU PKS ini, gaada lagi tuh kata pencabulan, tapi diperjelas dengan jenis-jenis kekerasan seksual tadi. Jadi kalo ada yang jelas-jelas melakukan aksinya, ya bisa jelas banget juga, hukumannya apa.
OK, I got the idea. Tapi kenapa emang harus diperjelas sih?
First of all, 100 points if you can tell us what “pencabulan” is. Secondly, fakta di lapangan menunjukkan bahwa peraturan yang ada sekarang belum maksimal dalam melindungi para korban kejahatan seksual di Indonesia yang angkanya makin memprihatinkan. FYI, menurut data dari Komnas Perempuan, dalam kurun waktu 10 tahun (2001 – 2011), setidaknya ada 35 perempuan dan anak perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual setiap harinya.
Ouch…
Right. Selain itu, kalo RUU PKS ini disahkan, maka para korban kejahatan seksual juga dijamin untuk bisa mendapatkan pendampingan baik secara psikis, hukum, ekonomi, dan sosial. Mereka juga wajib dilindungi sama para penegak hukum dan wajib mendapatkan bantuan pemulihan. Saat ini, nggak diatur nih yang begini-begini.
Got it. So, what’s happening now?
Nah udah kan, RUU-nya kayak gitu. Sekarang mind you that RUU PKS ini masih sebagai “rancangan”, belum berlaku sebagai aturan. Untuk bisa jadi aturan, harus disahkan sama DPR dulu. A little background here, di DPR itu, buanyaaak banget RUU yang dibahas, dan tiap tahunnya, ada beberapa RUU yang masuk “priority list” untuk segera disahkan.
 
Jadi, RUU PKS ini masuk priority list?
Iya awalnya udah masuk priority list di tahun 2020 ini, meaning udah tinggal selangkah lagi untuk dibahas dan disahkan EEEEH taunya kemaren banget, DPR bilang bahwa RUU ini ditarik dari priority list.
HAH kenapaaa?
Kalo kata salah satu anggota DPR yang ikut ngebahas, namanya Marwan Dasopang dari Fraksi PKB sih, karena pembahasannya sulit, also karena lagi Covid-19, lembaganya mau fokus beresin RUU soal Penanggulangan Bencana dulu. Another catch, kalo jadi dipindahin ke tahun depan, RUU PKS ini rencananya bakal digabung sama RUU Kesejahteraan Lanjut Usia dan pembahasannya bakal diulang lagi dari awal.
 
Gabisa kerja DPR aja yang dipercepet HEEE
Yha kan lagi Covid beb. Kata Ketua Badan Legislasi, aka bagian di DPR yang ngurus soal priority list ini, dari pada nggak bisa selesai, mending dibuka ke publik aja soal terhambatnya kinerja DPR karena adanya Covd-19 dan PSBB. Jadi yaa mon maap priority list-nya juga harus dikurangi. Selain itu, sang Ketua Baleg, namanya Pak Supratman juga bilang bahwa beberapa RUU yang dikeluarin dari priority list tahun ini bisa dimasukin ke priority list tahun depan.

Who’s just shaking hands…virtually?

ASEAN Countries and Australia.

On what?
On agreeing to handle the Covid-19 together. Jadi kemarin sore, para menteri luar negeri negara-negara ASEAN dan Australia baru aja meeting untuk membahas soal upaya bersama antara kedua belah pihak dalam merespons situasi darurat kesehatan dan pemulihan pasca wabah Covid-19.

Tell me more. 
Got it. Jadi dalam meeting yang digelar secara virtual itu, Bu Menlu Retno Marsudi menyampaikan supaya negara-negara ASEAN dan Australia menjalin kerja sama yang lebih erat, terutama dalam pemulihan pasca pandemi. Selain itu, beliau juga menyampaikan pentingnya peningkatan kerja sama atas tiga hal, yaitu penemuan obat dan vaksin, kerja sama antar kawasan, dan kerja sama penanganan kejahatan lintas negara.
 
I feel like taking an IR class…
Great. Let’s see if you like it. Anyway jadi dalam hal vaksin, Bu Retno bilang bahwa Indonesia turut mensponsori resolusi di World Health Assembly (WHA) yang berkomitmen untuk penemuan vaksin yang efektif dan murah. Terus dalam meeting itu, Bu Retno juga bilang bahwa Indonesia udah setuju untuk menampung pengungsi Rohingya secara sementara.
Rohingya?
Iya, pengungsi yang dari Myanmar ituloh. Jadi kata Bu Retno, prioritas kita saat ini adalah untuk ngebalikin para pengungsi ke negaranya aka Myanmar dengan aman dan bermartabat. Makanya, kondisi di Rakhine State, nama daerah tempat para pengungsi ini berasal, harus buru-buru kembali kondusif.
 
I see, anything else?
Selain meeting sama Australia, sejak awal munculnya pandemi Covid-19, para Menlu ASEAN juga udah melakukan pertemuan dengan empat mitra dialog lainnya. Keempat mitra ini adalah ASEAN-RRT (Republik Rakyat Tiongkok), ASEAN-Amerika Serikat, ASEAN-Rusia, dan ASEAN-Australia.
Advertisement
 
Now you know who signs in more often to their Zoom accounts other than your boss.

For when Tik Tok has been your best friend during quarantine…

The people in India can’t relate.

Iya gengs, secara TikTok baru aja dilarang di India. Keputusan ini diambil pemerintah setempat menyusul semakin panasnya hubungan antara India dan China (TikTok dari China), akibat bentrokan antara tentara dari kedua negara di perbatasan yang menyebabkan setidaknya 20 orang tentara India meninggal. Selain TikTok, ada 58 aplikasi lain asal China yang di-block di negaranya Shahrukh Khan tersebut dengan alasan mengancam kedaulatan dan keamanan negara. Selain itu, Kemenkominfo India juga bilang bahwa pihaknya banyak mendapat laporan kalo aplikasi-aplikasi asal China itu diduga mencuri data penggunanya secara mencurigakan. FYI, India merupakan salah satu pasar terbesar TikTok di mana 30% dari total 2 Milyar download atas aplikasi tersebut berasal dari India. Menanggapi pelarangan ini, pihak pemerintah China bilang bahwa keputusan India ini mengkhawatirkan banget, secara mereka harusnya teteup melindungi kepentingan para investor asing yang udah mengikuti sama peraturan di India.


“Kita hanya kerja, kerja, kerja keras,”

Gitu kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (raise your hand if this is the first time you heard his name!) pas ditanya soal kemungkinan reshuffle yang disampaikan Pak Jokowi beberapa waktu lalu. Kata Pak Agus, ya soal reshuffle mah urusan Pak Jokowi, jadi dia mau fokus kerja aja.
 
Ketika ditanya keluarga kenapa muka kamu keliatan capek terus…

Angel’s Stories 

1. Nama saya Eka Putri Endriana, biasa dipanggil Kaput. Saya seorang calon mahasiswa dari Surabaya. Di sekeliling saya, ada beberapa kawan-kawan yang kesulitan membayar biaya pendaftaran UTBK. Maka saya membuka donasi di Kitabisa.com sejak 22 Mei. Alhamdulillah banyak sekali orang baik yang membantu. 170 kawan saya kini bisa membayar uang pendaftaran UTBK dan bersiap mengikuti ujian minggu depan. Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan doa serta materinya dan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas kebaikan kalian semua. (Kaput, Surabaya)

2. Jadi tetangga depan rumah gue belakangan ini rumahnya sering banget gelap. Gak ada satupun lampu yang dinyalain. Gue gak tau alesannya apa. Suatu ketika, mamah gue ke Indomaret dan ketemu si tetangga itu. Dia nyamperin mamah gue,  dan minta mamah gue bayarin blender nya, karena dia blom bayar listrik dan udah ditagih terus. Di situ mamah gue blom bisa iya in karena emang lagi ga butuh blender. Beberapa hari setelahnya, si tetangga ke rumah gue, menanyakan hal tersebut. Saat itu mamah gue lagi ga pegang duit sama sekali, karena abis bayaran skolah adek gue. Dengan berat hati mamah gue ga bisa bantu si tetangga. Karna gue denger omongan mereka, gue bilang ke mamah gue, “Kalo gue ada duit pegangan, ga banyak sih, cuman gapapa kasih ke si tetangga aja dulu. Blendernya ga usah dikasih. Kalo dia mau ganti silakan, klao engga juga gapapa.” Di situ gue lega dan happy banget bisa bantu. Dan mamah gue bilang bahwa nanti uang yang gue kasih bakal diganti sama mamah gue. Gue percaya, kalo kita memudahkan urusan orang, suatu saat urusan kita akan dipermudah oleh semesta 🙂
-Ciracas-
3.  So, months ago temen satu circle-ku tiba-tiba lempar isu di circle pertemanan kami. Kami yang biasanya kerjanya ngomongin orang, tiba-tiba dilempari isu soal Hate speech. Iya hate speech. Selama dia ngejelasin, selama itu pula kami jadi sadar tentang bahayanya hate speech. Kami juga sekaligus tertusuque nih di situ. Akhirnya beberapa bulan lalu kami memutuskan untuk membuat social movements yang namanya #JempolBaik. Kami buat akun di Instagram @jempolbaik.id yang niatnya adalah untuk meningkatkan awareness tentang hate speech dan ngajak temen2 di luar sana untuk bijak bersosial media. Kami harap movements kami bisa sedikit ngimpact. Minimal di diri kami sendiri, jadi mulai mikir-mikir kalau posting atau komen di sosial media.

(We believe that angels, just like superheroes and cats, come in different costumes, but they’re here for the same reasons: to make our days brighter, our smiles wider, and our feelings happier. So during these uncertain times, we’ve decided to replace the love letter with stories about kindness, because now more than ever, our community needs that. Shoot us your kindness stories here (can be something you see or experience first hand (or no), basically, anything!) and we will feature it here. Come, share us your versions of angels!)


Catch Me Up! Recommendations

This documentary will open your eyes on how sexual assault could reaaallly destroy someone’s life.

Advertisement