Corona Update 23 Juli 2020

568

Ketika kamu udah nyaman terus tiba-tiba ilang….

Sumber foto: cnnindonesia.com
Duh, classic.
Well, sorry about that. Tapi inilah yang kejadian sama kita-kita warga Indonesia.
 
HAH satu Indonesia di-ghosting?
Lol nggak juga. Tapi inget nggak bahwa sejak awal Covid-19 menyebar di Indonesia, tiap sore pemerintah ng-update jumlah penambahan angka kasus harian? Nah mulai Selasa kemarin, pengumuman jumlah angka ini udah nggak akan ada lagi gengs…
 
KENAPA.
Alasannya sih karena Pak Jokowi udah ngebubarin Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang diketuai oleh Pak Doni Monardo, yang juga menjabat sebagai Kepala BNPB. FYI, kelompok gugus tugas inilah yang selama ini bertugas ngumumin pertambahan angka Covid-19.
 
I see…
Nah, pembubaran ini sendiri tujuannya adalah agar penanganan Covid-19 juga bisa sambil melihat situasi perekonomian nasional, khususnya tentang ketersediaan peralatan tes, perkembangan vaksin dan antibodi, dan program perekonomian yang multilayers.
 
OK go on…
Sebagai gantinya, Pak Presiden kemudian membentuk Komite Kebijakan pada Komite Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang ketua pelaksananya adalah Menteri BUMN, Pak Erick Thohir.
 
Terus tugasnya Pak Erick apa?
Pastinya sih untuk mengooordinasikan langkah-langkah penanganan yang dilakukan oleh dua satgas, yaitu Satgas Penanganan Covid-19 yang tetap dipimpin Letjen TNI Doni Monardo, dan Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional yang dipimpin sama Wakil Menteri BUMN, Budi Gunadi Sadikin.
So other than the long name, what else has changed?
Advertisement
Yaa ada beberapa, khususnya terkait perubahan proses pemaparan data-data tentang Covid-19. Pertamasekarang yang ngasih update itu namanya Wiku Adisasmito, bukan Pak Yuri atau Dokter Reisa lagi. Selain itu, dalam updatenya nanti, Pak Wiku nggak akan ngumumin soal jumlah kasus yang positif, sembuh dan meninggal. Jadi untuk update-update angka ini sih bisa dicek sendiri di website-nya, here.
Well, is this OK though?
Yha kalo menurut Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono sih gpp aja, karena menurutnya, update harian untuk jumlah kasus bakal bikin masyarakat panik dan nggak produktif. Lebih jauh, beliau memberi saran ke pemerintah untuk ngasih laporan analisis perkembangan kasus mingguan.  Laporannya bisa bahas tren kasus, konsekuensi, dan penanganan apa aja yang udah dilakukan pemerintah.
 
Does anyone say “NOT OK”?
Yes.  Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PAN Saleh Daulay minta pemerintah agar tetap ngasih laporan harian di TV.  Menurutnya, TV lebih tepat dibanding di website, karena nggak semua masyarakat punya akses ke internet.
Advertisement