PSBB dan Karhutla, Blokir Internet di Myanmar, Amazon Investasi Energi Bersih, Pelukan di Panti Jompo

581

It’s almost weekend already…

Hi. It’s June 25th. Crazy how time flies so fast, right? It’s nothing new but we’ve been trying this new habit named “meditation”, that only takes 10 minutes every morning. It teaches us to stay in the present moment, and in the long run, It is proven to reduce anxiety. Oh, yep. Much needed. Here’s for your free trial.


What’s the effect of PSBB to our environment?

Gambar: cnnindonesia.com

Clearer, fresher air, blue skies. . .
True, and one more thing, ngurangin terjadinya karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan).

Masa?
Iya. Kata Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Doni Monardo sih gitu gengs. Jadi dalam keterangannya kemarin, Pak Doni bilang bahwa pembakaran hutan berkurang gara-gara banyak daerah yang menerapkan PSBB.

But… how is it related?
Yha related donk. Intinya kata Pak Doni, angka kebakaran hutan tahun ini berkurang kalo dibandingkan tahun lalu, apalagi dengan berlakunya kebijakan PSBB di berbagai daerah.

OK go on…
Nah, menurut catatan BNPB, di tahun 2015 ada 2,6 juta hektar lahan yang terbakar, terus di tahun 2019 terjadi pengurangan ke 1,6 juta hektar. Selain itu, Pak Doni juga mengingatkan warga untuk jangan bakar-bakar hutan dulu deh, karena lagi ada wabah Covid-19.

Same question. How is it related?
Nah, kalo yang ini sih clearly, karena kebakaran hutan bisa memperparah resiko Covid-19 di Indonesia. Secara kan kalo ada karhutla warga bakal menghirup kabut asap, nah asap ini bisa menyebabkan penyakit saluran pernapasan hingga asma, yang bikin penderitanya lebih beresiko kena Covid-19. Secara semuanya menyerang ke paru-paru.

True… terus gimana cara pencegahan Karhutlanya?
The use of technology, khususnya teknologi modifikasi cuaca (TMC). Selain itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar juga bilang bahwa fase kritis pertama karhutla di tahun ini udah lewat, yaitu di bulan Maret dan April lalu. Nah sekarang kita memasuki fase kedua, yaitu Juni-Agustus/September.

I see…
Selain dengan menggunakan TMC, rekomendasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga turut ngebantu proses penanggulangan karhutla.  Jadi, ada rekayasa hujan untuk membasahi lahan gambut yang gampang kebakar. Adapun daerah yang rentan itu biasanya berada di Provinsi Riau, Sumatera Selatan, dan Jambi. Di fase pertama, TMC dilakukan sama BPPT dan TNI AU pada Mei kemarin.

Ok. Anything else?
FYI, sejauh ini jumlah titik api di fase pertama yang berhasil diturunkan adalah 39% dibanding tahun sebelumnya.  Kalau dilihat dari Satelit NASA, total jumlah titik api di tahun 2019 itu ada 1.381 titik, sedangkan di tahun 2020, per tanggal 1 Januari-9 Juni angkanya berkurang jadi 837 titik.


For when you’re tired of hearing Covid-19 news every day…

Gambar: cnnindonesia.com

Some people in Myanmar can’t relate.

Hah gimana maksudnya?
Iya, while kamu udah bosen banget baca berita soal Covid-19 (trust us, US TOO!), namun ada satu negara yang ratusan ribu penduduknya justru nggak tau apa itu Covid-19.

HAH serius?
Yep, please welcome, the Rohingya refugees yang tinggal di Rakhine State, Myanmar. Jadi kan mereka ini tinggal di kamp-kamp pengungsian, dan sejak tahun lalu, akses internet di sana diblokir full.

Whaaat??
Iya, alasan pemerintah setempat sih katanya untuk menghentikan penyebaran informasi yang bisa menyulut konflik antara kelompok militer dan pemberontak di sana. Tapi jadinya, para pengungsi yang berjumlah 800 ribuan orang itu malah jadi gatau apa-apa soal Covid-19.

Myyyy goodness.
Yeah, it’s that bad. Jadi menurut Kelompok HAM kayak Human Rights Watch (HRW) dan Amnesty International, tindakan pemerintah Myanmar ini bahaya karena nggak cuma menyebabkan pelanggaran HAM makin rawan terjadi, tapi juga warga jadi gatau bahwa mereka harus pake masker/physical distancing/cuci tangan karena informasinya di-block.

Terus emang kenapa di-block sih?
Jadi hal ini bermula dari bentrokan yang terjadi antara tentara militer Myanmar dengan kelompok pemberontak terbesar di negara tersebut, namanya Arakan Army. Kelompok Arakan Army ini menuntut untuk punya otoritas lebih di Rakhine State, and Myanmar was like“No can’t do. Now we’re gonna turn off the internet!” FYI gengs, bentrok yang terjadi di tahun 2018 itu menyebabkan 151 warga sipil meninggal dan 344 orang lainnya terluka.

Does the government have a say about this?
Udah dikontak sih sama CNN, tapi masih belum direspon…

OK baiklah. Anything else?
Well, 
per Senin (22/6) kemarin, ada 292 kasus dan 6 orang meninggal di Myanmar karena Covid-19.  Beberapa kasus Covid juga ditemukan di bagian utara Rakhine State, di mana lebih dari 100.000 muslim Rohingya tinggal di kamp pengungsian yang sempit dan berdesakan.


Who’s just showing the earth some commitment?

Gambar: nbcnews.com

Amazon.
Kemarin, perusahaan belanja online terbesar di dunia ini baru aja mengumumkan bahwa mereka bakal mengalokasikan dana sebesar US$2 miliar untuk pengembangan teknologi yang berfokus pada clean energy dan perubahan iklim.

Whoooa kok bisa?
Iya. Karena emang sebagai perusahaan yang bisnis utamanya adalah pengiriman barang, Amazon turut berkontribusi tinggi pada pencemaran lingkungan aka peningkatan zat karbon. Secara gitu, dalam setahun Amazon bisa ngirim sampe 10 milyar paket barang. Jadi kebayang kan zat karbon yang dihasilkan dari shipping barang-barang itu kayak apa?

Kayak apa?
Ya dari laporan perusahaan, diketahui bahwa kegiatan bisnisnya Amazon itu menghasilkan sekitar 51,17 juta metric ton karbon dioksida (yang menyebabkan pemanasan global). Nah kalo dari itung-itungan ini sih, zat karbon yang dihasilkan sama Amazon itu sebanyak yang dihasilkan negara kecil kayak Finlandia.

Now we’re talking.
Great. Amazon sendiri selama ini emang sering mendapat protes dari aktivis pro lingkungan maupun internal karyawannya sendiri soal carbon footprint itu. Makanya pada tahun lalu, Amazon akhirnya mengumumkan terkait carbon footprint-

Advertisement
nya. Hasilnya? emisi karbon yang dihasilkan Amazon meningkat sebesar 15 persen dari tahun sebelumnya.

Well, so are they gonna do something about this?
Yep, CEO Amazon yang juga orang paling tajir sedunia Jeff Bezos bilang bahwa perusahaannya itu menargetkan untuk jadi perusahan yang “carbon neutral” pada tahun 2040 mendatang, dan menggunakan 100% renawable energy sepenuhnya pada 2045.


For when you’ve been missing hugging people…

Yep, who doesn’t like hugging?
It’s relaxing, therapeutic, and makes you bond stronger connections with your loved ones. Tapi dengan adanya pandemi covid, apapun yang berhubungan sama kontak fisik harus dibatasi, termasuk juga pelukan. Tapi ternyata, hal ini bisa diakalin sama suatu panti jompo di Barcelona, Spanyol. Jadi setelah berbulan-bulan penghuninya harus tinggal berjauhan dari orang-orang terdekatnya karena menghindari penularan covid-19, panti jompo bernama Ballesol Puig i Fabra ini kembali membolehkan kunjungan buat para penghuni. Mereka juga boleh pelukan, ciuman, asal dibatasi sama plastik! Menanggapi hal ini, sanak keluarga para penghuni panti langsung mendatangi lokasi untuk bertemu dengan pasangan maupun orang tua yang udah lama nggak ketemu. Mereka kemudian langsung pelukan, ciuman, kangen-kangen, sambil sekedar bercengkrama dan bikin orang-orang yang melihat kejadian ini menetaskan air mata.

Liat foto-foto lengkapnya di sini. Nope, we’re not crying, you’re crying.


“Saya mengikuti hiruk pikuk sosial & politik seputar RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP). Saya juga sudah membaca & mengkaji RUU tsb. Tentu ada pendapat & tanggapan saya. Namun, lebih baik saya simpan agar politik tak semakin panas *SBY*”

Gitu isi twitnya Presiden Indonesia keenam, Pak Susilo Bambang Yudhoyono aka SBY, saat mau ngomentarin soal RUU HIP yang lagi dibahas di DPR RI. Menanggapi twit Pak SBY yang setengah-setengah itu, netijen kemudian be like, “Jadi jadi gimana maksudnya pak???”

Now you know who’s more mysterious than your friends yang bilang, “Guys gue ada gosip!” terus ngilang gitu aja di grup chat…


Angel’s Stories 

1. Jadi, saya tinggal di kontrakan petakan gitu dan dapat jatah beras bansos 25 kg karena saya memang lagi menganggur jadi masuk daftar yang ada di RT. Saat mengambil jatah beras, 20 kg tersebut terbagi dua kantong, 20 kg dan 5 kg. Dan Pak RT kami menanyakan kepada kami yang datang apakah mau diambil semua 25 kg atau yang 5 kg disumbangkan untuk dibagikan lagi karena tidak semua warga masuk daftar yang dapat bantuan. Tentu saja saya mengiyakan yang 5 kg untuk dibagikan ke yang lain. Mungkin terlihat sederhana, tapi apa yang dilakukan pak RT ini sangat bagus. Dia juga terus-terusan mengupdate data warganya agar bantuan tepat sasaran dan sampai kepada warga yang benar-benar membutuhkan.
-Lia, Pengadegan Selatan-

2. Yesterday a lot of data teammates (30-40ish) got laid off. I’m sure some of the readers have heard the news of recent massive layoff in a big tech startup. So the remaining team members compiled the available job openings in spreadsheets, along with the user email or vacancy links. I think that’s really heartwarming, because we’re all in this together.
-Anonymous-

3. Ini adalah hari-hari terberat dimana ayahku sakit dan harus diisolasi penuh secara mandiri. Awalnya beliau denial, dan tidak merasa sakit sama sekali. Tapi aku, adikku dan ibu sebagai tenaga medis paham bahwa ini adalah salah satu gejala dari COVID-19. Aku harus menggunakan APD ketika memeriksa beliau, bahkan untuk memeriksa setiap pagi, seperti ketika aku bertemu dengan pasien biasa di RS. Edukasi terberat adalah edukasi ke keluarga sendiri, trust me. Bahkan gejala kadang memberat karena banyak kecemasan yang timbul akibat membaca informasi yang kurat akurat. Doakan kami supaya kuat ya teman-teman, dan Ayah kembali sehat.. 🙂
-ANPs-

(We believe that angels, just like superheroes and cats, come in different costumes, but they’re here for the same reasons: to make our days brighter, our smiles wider, and our feelings happier. So during these uncertain times, we’ve decided to replace the love letter with stories about kindness, because now more than ever, our community needs that. Shoot us your kindness stories here (can be something you see or experience first hand (or no), basically, anything!) and we will feature it here. Come, share us your versions of angels!)


Catch Me Up! Recommendations

A love story for Jakarta. How some people cope with the new normal, join the live discussion here.

Advertisement