Pilkada Ditunda, Malaysia Protes WHO, Turis Terendah, Sepatu Khusus Tenaga Medis

560

Hi, good morning.

Happy (almost) long weekend for you who still have to work from home, or if you’re essential workers, from wherever you’re assigned at. And if you’re looking for us tomorrow in your inbox, don’t, because we will not be there. Tomorrow is Vesak Day and, you know, we’re off during weekends and national holidays. As for our readers who are celebrating, we’re wishing you a joyous and peaceful Vesak Day! Here’s our favorite Buddha quote, “Happy people focus on what they have, unhappy people focus on what’s missing.”

Have a good one! 


What’s being postponed until December?

At this point: my holiday, my salary raise, my graduation celebration, even probably my date with the person I’ve talked with on Tinder since February.

Sorry to hear that, but there is one more thing in your agenda that is marked as postponed until December this year…

Which is?
Pilkada Serentak 2020. Tadinya, Pilkada ini bakal digelar pada September, tapi karena kedatangan Kakak Rona, Hari-H pencoblosan Pilkada bakal diundur ke tanggal 9 Desember. Semalam, Pak Jokowi udah resmi menandatangani aturan soal penundaan ini.

Go on.
Selain itu, kamu juga perlu tahu bahwa Pilkada Serentak kali ini merupakan kegiatan pemungutan suara tingkat daerah secara bersamaan terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Hal ini karena Pilkadanya diikuti oleh total 270 daerah dari mulai kabupaten/kota dan provinsi di seluruh Indonesia.

I see. So what does everybody think?
Well, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pihak panitia dalam kegiatan ini sih udah sejak Maret lalu menunda tahapan pelaksanaan Pilkada. Kata Ketua KPU Mas Arief Budiman, penyaluran anggaran pilkada juga udah dihentikan dan nggak boleh ada lagi penggunaan anggaran oleh KPU di daerah.

OK. Anything else I should know?
Yhaaa emang kalo menurut peneliti senior di Netgrit (Network for Democracy and Electoral Integrity) yang juga mantan anggota KPU RI, Ferry Kurnia Rizkiansyah, kualitas pilkada bakal dipertaruhkan kalo teteup diselenggarakan di tengah pandemi. Menurutnya, dalam kondisi normal aja KPU sering digugat, apalagi kalo ngadain pilkada pas lagi pandemi gini.

What a year. And it’s only May.


Who’s saying “I object!” louder than Elle Woods?

Gambar: cnbcindonesia.com

Who?
Malaysia.

Why object?
Karena kelapa sawit. Jadi baru-baru ini, WHO bagian Mediterania Timur baru aja ngeluarin panduan makanan selama Covid-19. Nah, dalam panduannya tersebut, WHO mengimbau warga untuk menghindari dulu makanan-makanan yang mengandung lemak jenuh kayak daging merah, buttercream cheese, sampeee minyak kelapa, dan kelapa sawit.

Go on…
Nah, sebagai produsen kelapa sawit terbesar kedua di dunia, Malaysia be like, “We disagree!” Menurut Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC), imbauan ini kuno dan WHO harusnya fokus dalam mengembangkan sistem manajemen kesehatan yang lebih baik aja.

I see…
Yep, selain itu, MPOC juga menyebut bahwa minyak kelapa sawit justru punya keseimbangan alami antara lemak jenuh dan lemak tak jenuh untuk memastikan nutrisi makanan tetap bisa dicerna oleh tubuh.

So, does WHO say anything about this?
Nope, belum ada komentar sejauh ini.

So I am just curious. What should I eat, according to WHO guidelines?
A lot of vegetables, fruits, beans, 
pokoknya makanan-makanan yang nggak banyak melalui proses pengolahan. Selain itu, kamu juga diminta untuk nggak kebanyakan mengonsumsi gula dan garam, serta jangan lupa minum air 8 sampe 10 gelas setiap hari.


What’s dropping faster than your money a day after pay check?

Gambar: thejakartapost.com

What?
The number of foreign tourists coming to Indonesia.

Maksudnya?
Yep, not so good news from our tourism sector, di mana data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa angka kedatangan turis asing ke Indonesia akhir-akhir ini terjun bebas. Kata BPS, jumlah kunjungan turis asing pada Maret 2020 hanya berjumlah 470.900. Angka ini menurun sebesar 45,5% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dan turun sebanyak 64,11% kalo dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Is it that bad?
Unfortunately yes. BPS menyebut, angka ini hampir sama dengan jumlah turis asing pada 2007. FYI, 2007 itu emang lagi terjadi krisis keuangan dunia.

Omg…
Nah, adapun turis asing yang kunjungannya ke Indonesia langsung anjlok adalah Tiongkok (turun 97,4%), Hong Kong (turun 96%), dan Kuwait (turun 89%). BPS juga mengingatkan dampak buruk dari kondisi ini di mana bakal ngaruh sama sektor pendukung pariwisata lainnya kayak tingkat hunian kamar hotel, transportasi, industri ekonomi kreatif, perdagangan, dan lain-lain.

Penyebabnya apa sih?
Ya apa lagi kalo bukan karena Kakak Rona alias Corona (Oh iya jangan lupa tonton Drakor *diskusi ramai soal korona* di IGTV @catchmeupid ya gengs!). Anyway balik lagi ke pariwisata, imbauan untuk stay at home, WFH, physical distancing, hingga pemberhentian berbagai moda transportasi juga menyebabkan industri pariwisata kita terus melemah.

Anything else?
Terkait situasi ini, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menyebut bahwa masa pandemi Covid-19 adalah periode terparah bagi industri pariwisata di Indonesia. Menurut catatannya, hingga akhir April 2020, ada 1.642 hotel dan 353 restoran yang tutup. Selain itu, setidaknya 180 destinasi pariwisata dan 232 desa pariwisata di Indonesia lagi ditutup sementara.


When you forget where your shoes are…

Yep, we haven’t worn our shoes for more than a month now.
However, pabrikan sepatu asal Amerika Serikat, Nike baru aja mengumumkan bahwa mereka akan bikin sepatu untuk didonasikan sebanyak 30 ribu pasang. Yang menarik gengs, sepatu ini bakal dirancang untuk frontilne heroes, aka the healthcare workers.

Advertisement

Jadi dalam keterangannya Senin lalu, Nike menyebut bahwa mereka bakal memproduksi lagi sepatu Nike Air Zoom Pulse yang bakal di-design senyaman mungkin buat para pekerja medis. Dalam merancang sepatu ini, designer-nya Nike sampe mendatangi rumah sakit yang ada di Oregon untuk menyurvei langsung apa aja yang yang harus diperhatikan dalam bikinin sepatu buat para pekerja medis, kayak kenyamanannya untuk dipake berjam-jam, tahan air, dan kuat untuk dipake dalam shift yang panjang. Rencananya, sepatu-sepatu ini akan didistribusikan ke rumah sakit yang ada di New York, Los Angeles, Chicago, dan Memphis.


“Patah hati boleh, tapi jangan patah semangat.” 

Begitu kata (Alm) Didi Kempot dalam pesannya buat para sobat ambyar dalam wawancara yang dilakukan pada Juli tahun lalu. Seperti diketahui, seniman yang terkenal dengan lagu-lagu daerahnya yang kebanyakan bertema patah hati itu meninggal dunia kemarin di Solo, Jawa Tengah. Didi Kempot meninggal di usianya yang ke 53 tahun karena sakit jantung.

Rest in peace, Godfather of the Broken Heart…


Angel’s Stories 

1. Not today, but last week. Sore-sore ada WhatsApp dari nomor yang ga dikenal. Isinya hanya satu kalimat, yaitu ucapan salam. Di foto profilnya ada seorang wanita dan beberapa anak berkerudung yang tidur melingkar, tangan mereka membentuk simbol “saranghae“. Jujur aku bingung karena ga kenal siapa pun di foto itu. Akhirnya aku membalas ucapan salam dan dibalas lagi keesokan harinya. Begini isi pesan selanjutnya: “Kami doakan semoga teteh dan keluarga sehat wal afiat dan senantiasa dalam rahmat dan lindungan Allah SWT aamiin ya rabbal aalamiin“. Di situ aku makin bingung, ini siapa ya nomor yang ga dikenal tiba-tiba mendoakan hal baik. Akhirnya aku balas dengan ucapan terima kasih dan menanyakan beliau siapa. Ternyata, beliau dari salah satu gerai sedekah yang ada di B*P Bandung. Beliau mengingatkan bahwa waktu itu aku pernah menitipkan sedekah di sana, beliau kembali mendoakan dan berharap bisa menjalin tali silaturahmi. Waktu baca jawabannya, aku terharu karena kejadian itu udah cukup lama—tahun lalu, kalau ga salah. Satu hal yang bisa diambil dari cerita tadi adalah ‘what goes around comes around‘. Jadi jangan pernah ragu untuk berbuat baik karena selain bermanfaat bagi orang lain, kita pun akan merasakan kembali manfaatnya (sadar atau tidak). Semangat orang-orang baik!
-Ormanda, Bandung-

2. So today… I live in Surabaya and my parents live in SemarangI keep reminding them to wear mask everywhere. Terus satu hari ibu cerita dia abis beli masker banyak karena murah. I told her, aku beli yang bagus, sudah aku kirim kok, gak usah beli banyak banyak lagi. ternyata alesan Ibuku beli lagi adalah bantuin ngelarisin yang jual masker dan dia bagi-bagi buat orang yang ga bisa beli, “Kaya kemaren itu, ibu kasih sama yang jual somay ama ndog asin, terus sekalian tak kasih tau pake’en masker, soale sekarang kalo nda pake masker nanti nda ada yang beli daganganmu..” Well.. ternyata care sama orang laen itu lumayan gampang ya..
-Naluritya-

3. Sebenernya ini udah beberapa tahun lalu sih. Waktu itu aku masih sekolah, lagi nunggu jemputan sama temenku, sebut aja A. Tiba-tiba ada seorang kakek datengin kami, nanya arah Stasiun Kota, udah deket apa belum. Kami kaget dong, soalnya si kakek jalan kaki sendirian, pas lagi panas-panasnya pula. Katanya habis dari rumah saudara, sebenernya lumayan jauh tapi gak ada yang mau nganter jadi beliau jalan kaki aja 😭😭 Tanpa pikir panjang Si A langsung panggil tukang becak, minta kakek naik becak aja, dan dia yang bayarin. Kebetulan aku ga pegang uang tunai jadi A bayarin semuanya. Padahal dia dari keluarga yang gak berlebih, yaa berkecukupan aja. Kakeknya bersyukur banget, jadi sumringah terus doain kami gitu (walaupun aku gak ngapa-ngapain). Aku juga ikut bersyukur punya temen kayak A :’)
-Yaya-

(We believe that angels, just like superheroes and cats, come in different costumes, but they’re here for the same reasons: to make our days brighter, our smiles wider, and our feelings happier. So during these uncertain times, we’ve decided to replace the love letter with stories about kindness, because now more than ever, our community needs that. Shoot us your kindness stories here (can be something you see or experience first hand (or no), basically, anything!) and we will feature it here. Come, share us your versions of angels!)


Catch Me Up! Recommendations

Let’s get ambyar together.

Advertisement