THR dibatasi, Stafsus Milenial, Petisi Mantan Menkes, Koala Pulang Kampung

599

It’s Wednesday.

Good morning. It’s April 15th, and we believe most of you have been in quarantine for more than a month now. When we think about the first thing we wanna do after these whole things end, all we want is to give a big bear hug to our best friends whom we’ve been only talking to in Zoom lately. We’ve been missing our best friends so much, and we want to talk with them without having to say, “Eh, sori. Lo dulu deh” or “Hah, apa? Sinyal lo putus-putus” every few seconds. We believe, that day will come sooner or later. As Avril Lavigne sings, “Keep holding on… cause you know we’ll make it through…”


For when you forget that Ramadan is in 8 days…

Gambar: cnnindonesia.com

Wait, reallllyyy???
Yep. Jadi emang bulan puasa bentar lagi banget, gengs, yaitu bakal jatuh pada 23 April mendatang. Meaning, delapan hari lagi ajha.

Whoaaa ok… so you’re gonna talk about Ramadan?
Bukan, hehehe tapi mau bahas soal the moment after Ramadan, yaitu lebaran. Ngomongin lebaran, belum lengkap kalo belom ngomongin soal Tunjangan Hari Raya aka THR.

What about it?
Well, jadi Menteri Keuangan Ibu Sri Mulyani dalam keterangannya kemarin menyatakan bahwa presiden, wakil presiden, menteri, wakil menteri, anggota DPR, MPR, DPD, kepala daerah, pejabat negara, dan pejabat eselon I dan II nggak bakal dapat THR.

Whoaaa… why?
Yha apalagi kalo bukan karena Covid-19; ththe main cause behind almost every drama in our life right now. Jadi kata Bu Ani, THR yang tadinya buat para pejabat tadi bakal dialokasikan ke anggaran yang akan digunakan untuk menanggulangi Covid-19. Selain itu, dalam rapatnya sama DPR beberapa waktu lalu, Bu Ani juga menjelaskan bahwa penerimaan negara berpotensi turun sampai 10 persen, jadi yaa solusinya bakal ada belanja negara yang dipangkas, dan salah satunya adalah THR.

Yah… gw baru lolos CPNS tahun kemarin, lagi… 
Tenang aja gengs, karena kalo kamu adalah PNS dari jajaran eselon III ke bawah, maka THR kamu masih cair kok. Selain itu, Bu Ani juga bilang bahwa pensiunan PNS juga bakal teteup dapet THR karena mereka termasuk ke dalam kelompok rentan.

Thank God. OK. Anything else I should know?
Well, Bu Ani juga menjelaskan soal dampak dari pandemi Covid-19 terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kata Bu Ani, ekonomi Indonesia sangat bergantung sama penanganan Covid-19, kalau semakin buruk, bisa-bisa ekonomi kita resesi (turun drastis).

Selain itu, kalau wabah Covid-19 ini terus terjadi berkepanjangan, maka diprediksi jumlah angka kemiskinan di Indonesia bakal bertambah sebanyak 3,78 juta jiwa. So far, menurut BPS (Badan Pusat Statistik), jumlah penduduk miskin itu ada 24,79 juta orang per September 2019.


When you wish to hit the unsend button…

Gambar: kompas.com

Andi Taufan can relate.
You must have heard his name more often yesterday than hearing your mom telling you to clean your room lately. Yep, jadi kenalin, Andi Taufan Garuda Putra, staf khusus millennial yang kemarin jadi pembahasan hangat di berbagai media.

I am not really following the news. What is it about?
Well, jadi Taufan ini adalah salah satu dari tujuh orang staf khusus millennial yang ditunjuk langsung sama Pak Jokowi untuk ikut bantu-bantu di pemerintahan. Nah, sebelum jadi stafsus millennial, Taufan ini adalah CEO dan founder dari perusahaan keuangan yang ngehubungin pelaku usaha mikro sama pemodal secara online. Nama perusahaannya, Amartha.

Ok, terus…
Nah kemarin, beredar surat bertanggal 1 April dan ber-kop Sekretariat Kabinet (Setkab) yang ditandatangani Taufan dan ditujukan buat camat di seluruh Indonesia. Isinya, Taufan menjelaskan bahwa saat ini, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi lagi ada program namanya “Relawan Desa Lawan Covid-19”, dan untuk menjalankan program ini, maka Amartha, which is perusahaannya sendiri, udah menyampaikan komitmennya untuk turut berpartisipasi.

Whoaaaa…
Yep, terkait suratnya ini, Taufan kemudian menuai kritikan karena dinilai berpotensi konflik kepentingan. Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Egi Primayogha bahkan mendorong Taufan untuk dicopot aja dari jabatannya, karena selain berpotensi konflik kepentingan, surat itu juga dinilai nggak berpegang pada prinsip etika publik.

I want to know what the Ombudsman says about this…
Menurut anggota Ombudsman RI Alvin Lie sih, tindakan Taufan ini termasuk ke dalam kategori maladministrasi karena:

  • Mengirim surat atas nama pribadi dengan kop Sekretariat Kabinet.
  • Telah melampaui kewenangannya sebagai staf khusus milenial presiden. Tugas staf khusus presiden adalah memberikan masukan kepada presiden.
  • Staf khusus tidak mempunyai kewenangan eksekutif apalagi membuat surat edaran ke luar.
  • Dapat menunjukkan adanya konflik kepentingan karena perusahaan Amartha merupakan perusahaan pribadi Taufan.

Well, I believe Taufan has a say…
Yep, nggak lama abis suratnya itu beredar, Taufan langsung menyampaikan permintaan maaf. Dia juga menjelaskan bahwa surat itu bersifat pemberitahuan aja, dan dia sebenernya bertujuan baik, yaitu supaya penanggulangan Covid-19 di tingkat desa bisa dilakukan dengan cepat melalui dukungan dari tim Amartha yang dipimpinnya.

And what about his boss?
Pak Jokowi you mean? Well, pihak Istana sih bilang bahwa Taufan udah ditegur keras karena suratnya itu. Terus kalo soal mundur, ya itu wewenangnya Pak Jokowi karena soal stafsus millennial ini adalah hak prerogatifnya presiden.


What’s being talked about in social media lately?

Gambar: sayangi.com

This petition.

What about it?
Jadi gengs, belakangan ini rame di media sosial ngebahas soal mantan Menteri Kesehatan Ibu Siti Fadilah Supari yang dipenjara pada tahun 2017 lalu atas tuduhan penyalahgunaan wewenang dalam kegiatan pengadaan alat kesehatan guna mengantisipasi kejadian luar biasa (KLB) pada tahun 2005 lalu.

Wait, kejadian luar biasa apa?
For those of you who still remember, pada taun 2005 itu, Indonesia juga menghadapi pandemik yang gak kalah berbahaya dari Covid-19 sekarang ini; yaitu flu burung. Nah, pada saat itu Indonesia disebut sukses dalam mengendalikan flu burung karena angka kasusnya menurun dari tahun ke tahun. Di era itu, Menkesnya adalah Ibu Siti Fadilah ini.

Go on…
Nah Bu Siti kemudian dinilai banyak pihak mampu mengendalikan pandemik flu burung tadi dan juga flu babi yang muncul berikutnya pada taun 2009. Makanya nih sekarang ini, banyak netizen yang minta Bu Siti buat ikut turun juga dalam melawan virus corona.

Advertisement

Well, can’t she help out from behind the bar?
Bisa aja sih… sekarang beliau juga kerap memberikan instruksi terkait penanganan corona lewat relawan kesehatan yang tergabung dalam DKR (Dewan Kesehatan Rakyat). Namun menurut kelompok yang namanya Rakyat Indonesia Melawan Corona, Bu Siti sebaiknya dibebaskan aja, mengingat keahliannya yang udah terbukti dalam nanganin wabah flu burung dan flu babi. Mereka yakin, keahlian Bu Siti dapat membantu Indonesia dalam menghadapi pandemik corona saat ini.


For when you’re so done of the word corona at this point…

Gambar: 9gag.com

Right, no more corona!
Let’s get your daily dose of cuteness for now. 
Jadi meet Anwen, seekor koala perempuan yang minggu lalu baru aja dibebaskan kembali ke alam liar setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit koala di Port Macquarie Koala Hospital, Australia. Jadi sebelumnya, Anwen yang merupakan korban kebakaran hutan besar-besaran yang terjadi di Australia tahun lalu ini masuk rumah sakit dengan hampir 90 persen bulunya terbakar. Selain itu, Anwen juga mengalami luka bakar parah di kepala dan keempat paw-nya. Thankfully, those days are in the past now. Kondisi Anwen udah pulih dan secara habitatnya juga udah berangsur membaik, Anwen kini bisa kembali ke habitatnya aka mudik.

Jangan ngiri ya…


“Who’s going to pay for it?”

Merupakan kata-kata terakhir yang disampaikan sama seorang pasien Covid-19 di New York City sebelum menghembuskan napas terakhirnya. Pertanyaan itu meluncur ketika sang pasien mau dipasangin alat ventilator sama perawat yang menanganinya. Hal ini kemudian bikin sang perawat sedih banget karena miris, orang yang udah susah napas, susah ngomong, dan udah mau meninggal (80 persen pasien Covid-19 yang udah dipasangin ventilator meninggal) masih harus khawatir soal cara bayar layanan kesehatan yang didapatnya.

Suddenly, staying at home doesn’t feel so boring anymore :’)


Angel’s Stories 

1. Sebenarnya WFH tapi karena kebagian jatah piket, harus ke tempat kerja. Sepulangnya naik bus, lalu waktu naik bus, ada kisah dari pak kenek busnya. Beliau pake masker. Waktu ada satu penumpang yang naik, dia dikasih masker baru sama pak keneknya sambil berkata, “nyoh wis gawe en, aku gak eruh virus opo, iki ditukokno anakku cek aman jare. yo wis cek podho amane” (Ini pakai aja maskernya. Saya gak tahu ada virus apa. Dibelikan anak saya biar aman katanya. Ya sudah biar kita aman bersama). Pak kenek bus; the working class, the vulnerable ones, showing kindness by giving his last protection mask to others so that we’re all safe together. He knew we are in this battle together. Don’t be hoarders, don’t be an opportunist, don’t be egoistic. Let’s take care of each other, just like pak kenek did. 😊
– Twitter @anhtiss, Malang –

2. Aku dan suami selama masa pandemi ini selalu dapat makanan dari kantor + snack. Sebagai gantinya, budget makan kami tiap hari dialihkan untuk traktir ojol.
– rdwtk, Cilacap –

3. Momentum pandemik ini bertepatan dengan saya yang resign dari kantor. Kemudian, sebelum outbreak di Jakarta, saya pulang ke rumah di luar Jakarta dan self-quarantine bersama papa dan mama. Saya akhirnya tinggal bareng lagi bareng mereka yang udah berdua aja bertahun-tahun. Awalnya ngerasa useless, tapi ternyata orangtua appreciate banget small things yang saya lakuin kayak bersihin rumah, bantuin masak, sampai bantuin hal yang digital mulai dari ambil uang pensiun pakai aplikasi sampai isi sensus online.
– Ishtar, Jogja –

4. Adikku berangkat dan pulang sekolah diantar pakai ojek langganan, tapi karena kebijakan untuk #dirumahaja ya adik aku gak sekolah. Hitungannya udah tiga minggu dia gak sekolah, tapi kemarin ayahku manggil ojek yang nganter adikku untuk ke rumah dan ayah bayar ongkos ojek untuk sebulan walau dia cuma diantar selama seminggu. Bahkan ayah juga ngasih beras buat ojeknya. Meskipun ayah juga kesulitan karena kondisi sekarang, ia gak pernah lupa buat berbagi ke sesama.
– Balikpapan –

(We believe that angels, just like superheroes and cats, come in different costumes, but they’re here for the same reasons: to make our days brighter, our smiles wider, and our feelings happier. So during these uncertain times, we’ve decided to replace the love letter with stories about kindness, because now more than ever, our community needs that. Shoot us your kindness stories here (can be something you see or experience first hand (or no), basically, anything!) and we will feature it here. Come, share us your versions of angels!)


Catch Me Up! Recommendations

For when you’re starting to get bored #dirumahaja, you can choose your own adventure. Play the game here.

Advertisement