Kebijakan Ramadan di berbagai Negara

616

For when your tarawih prayers will be a liiiiitle different this year…

Gambar: aljazeera.com

Yep, whether you do it 11 rakaats or 23 rakaats, nothing screams Ramadan nights louder than taraweeh prayers. Dari mulai nyari mesjid yang salatnya cepet, rakaatnya dikit, atau yang ada bagi-bagi takjilnya (no judgement here :P) tahun lalu, all the choices were there. All you needed to do was some research. Tapi tahun ini, you will most likely salat tarawih #dirumahaja, which also happens pretty much eeeeeeverywhere else in the world right now. Let’s see how they do it in other countries…

Iran. Sebagai negara yang kena efek Covid-19 paling parah di Timur Tengah, Iran melalui pemimpinnya, Ayatollah Ali Khamenei, udah menyampaikan pada warganya untuk menghindari salat berjamaah.

Mekah dan Madinah. Raja Salman membolehkan salat tarawih di the two holy mosques, tapiii nggak boleh ada jemaahnya. Jadi yang boleh ikutan tarawih di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi cuma para imam kedua masjid tersebut beserta staf penjaga, staf kebersihan, dan beberapa warga lokal yang udah ngelewatin health test. Selain itu, di kedua masjid tersebut juga gak ada buka puasa bareng atau pun i’tikaf yang biasanya rutin dilakukan setiap tahun.

Advertisement

Di Malaysia, khususnya Selangor, pemerintah setempat udah menghentikan seluruh kegiatan keagamaan hingga 31 Mei mendatang.

Di Palestina, tepatnya di Masjidil Al-Aqsa, juga nggak akan ada kegiatan ibadah, karena masjidnya bakal ditutup.

Di Pakistan, pemerintahnya membolehkan warga untuk salat tarawih berjamaah, namun para jemaah ini harus berjarak minimal dua meter dan harus bawa sajadah sendiri dari rumah.

Di Inggris, seluruh kegiatan keagaan dari salat, kultum, sampe bacaan Quran, semuanya bakal dilakukan via online.

Di Tajikistan, pemerintahnya mengimbau umat Muslim di sana untuk nggak puasa selama Ramadan. Menurut presidennya, Emomali Rakhmon, puasa bikin orang “rentan terhadap infeksi penyakit menular”, makanya beliau mengimbau masyarakatnya untuk menunda puasa.

Now, what about home?
Well, back home di Indonesia, MUI udah mengimbau agar seluruh aktivitas keagamaan saat Ramadan dipusatkan di rumah. Menurut MUI, hal ini penting untuk mencegah meluasnya penyebaran Covid-19.

Advertisement