Kasus Coronavirus Pertama di Indonesia, Kerusuhan di India, Penelitian Harvard tentang Waktu Tidur

599

It’s Tuesday! You’ve heard about the coronavirus in the country, here’s the roundup…

Gambar: CNBC Indonesia

As you’ve heard everywhere on the news, kemarin (2/3), Presiden Jokowi akhirnya mengumumkan dua pasien positif terjangkit virus corona (COVID-19) di Indonesia.

Oh no… who are they?
Mereka adalah seorang ibu dan anak yang berdomisili di Depok, Jawa Barat. Ibunya berumur 64 tahun dan anaknya berusia 31 tahun. Rumah keduanya dihuni oleh empat orang. Tapi, dua penghuni rumah lainnya gak menunjukkan gejala terjangkit.

Tell me more.
Jadi awalnya, beberapa waktu lalu ada seorang turis Jepang yang positif terjangkit virus corona setelah berlibur ke Indonesia. Nah, denger kabar itu, pemerintah Indonesia pun langsung melakukan penelusuran dan akhirnya ketemu lah ibu dan anak ini yang diketahui melakukan kontak dengan warga negara Jepang yang kemudian di Malaysia terkonfirmasi virus corona.

Remind me again how they could be in contact.
Jadi pada 14 Februari lalu, WN Jepang dan WNI itu berdansa bareng di Klub Paloma dan Amigos, Jakarta Selatan. Dua hari kemudian, WN Jepang itu kembali ke Malaysia dan pada hari yang sama, WNI yang diketahui berusia 31 tahun itu merasa nggak enak badan, ditandai dengan batuk-batuk. Ia pun memutuskan berobat jalan ke RS Mitra Keluarga Depok, tapi sampe seminggu kemudian, batuk-batuknya nggak kunjung sembuh. Lalu pada 28 Februari 2020, WN Jepang yang udah cabs dari Indonesia itu dinyatakan positif corona dan langsung deh pihak Kemenkes melakukan penelusuran…

Go on…
Terkait penemuan ini, Menteri Kesehatan dr Terawan bilang bahwa warga negara Jepang yang menulari dua WNI itu gak terdeteksi positif virus corona  saat masuk ke Indonesia melalui pintu masuk bandara. Menurut Pak Terawan, hal itu bisa terjadi jika memang WN Jepang dalam kondisi tak demam.

So, how are they doing right now?
Good. Keduanya saat ini lagi menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Sulianti Saroso, Jakarta Utara. Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril bilang bahwa kondisi mereka dalam keadaan baik.

So, now that Indonesia has corona cases, am I at risk?
Could be, but don’t panic. Ada beberapa cara untuk melindungi diri kamu dari virus corona, yaitu dengan cuci tangan (at least selama 20 detik), pake hand sanitizer in between, dan hindari menyentuh mata, hidung, mau pun mulutmu.

Are there any symptoms?
Yep. See the doctor if you have cold or flu (kayak batuk-batuk, sakit tenggorokan, dan susah napas), atau kalo kamu baru aja balik dari negara-negara yang terinfeksi kayak China, Jepang, atau Korsel.

I see. Anything else I should know?
The panic buying.
 Jadi ga lama abis pengumuman ini, sejumlah masyarakat diketahui mulai panik dan memborong barang kebutuhan pokok di supermarket, salah satunya terjadi di Transmart Carrefour. Terkait hal ini, Carrefour membenarkan bahwa telah terjadi peningkatan kunjungan dan transaksi belanja masyarakat kemarin  di sejumlah gerai  di Jakarta. Beberapa jenis barang yang banyak diborong pembeli di antaranya adalah sembako, hand soap, dan masker.


Who’s sending some updates?

Gambar: NY Times

India.
Update
 terbaru dari India, diketahui bahwa sampe kemarin, jumlah korban tewas akibat kekerasan antara umat Hindu dan Muslim di negara tersebut udah mencapai 47 orang. Kebanyakan dari para korban ini beragama Islam.

Tell me again how we got there.
Well,
 bentrokan yang disebut sebagai “the worst of the decade” ini terjadi minggu lalu di ibu kota New Delhi antara warga Muslim dan Hindu. Pemicunya adalah Undang-Undang Kewarganegaraan yang baru aja disahkan sama Perdana Menteri India Narendra Modi.

How can one law cause clashes?
Well, Catch Up! on this India crisis briefing here and here. But if you need some short recap, jadi undang-undang ini bakal ngasih kewarganegaraan buat para pengungsi dari negara tetangga kayak Pakistan, Afghanistan, dan Bangladesh yang mau masuk ke India, tapi hal ini nggak berlaku kalo mereka beragama Islam.

Whoaaa go on…
Nah, setelah undang-undang tersebut disahkan, gelombang protes atas undang-undang yang dianggap diskriminatif itu terjadi di berbagai kota besar di India, namun puncaknya terjadi minggu lalu, sekitar Rabu ketika Modi menerima kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Abis itu, kekerasan, khususnya terhadap warga India yang Muslim, terus terjadi hingga saat ini. Korban tewas udah mencapai 47 orang dan 300 orang luka-luka.

How are things now?
People are still holding their breath. Menurut beberapa laporan, kekerasan yang terjadi terhadap warga Muslim ini nggak cuma dibiarkan oleh pihak berwenang, tapi justru ikut didukung sama polisi. Atas hal ini, banyak warga Muslim yang udah mulai mengungsi keluar dari New Delhi.

Sounds bad. Why does Modi do all of this?
Well, he is supported by a Hindu-nationalist party to begin with. 
Lalu sepanjang pemerintahannya, Modi juga banyak mengeluarkan kebijakan yang kontroversial dan dianggap mendiskriminasi kaum Muslim yang merupakan populasi agama terbesar kedua di India itu. Salah satu kebijakan Modi yang juga menyebabkan kerusuhan adalah keputusannya untuk menghapus status “semi-otonomi” untuk Kashmir, satu-satunya daerah di India yang bermayoritas Muslim.

How do Indians react to all of this?
Well, for those Hindu moderates, kebijakan Modi ini dianggap sangat berbahaya karena bersifat diskriminatif, berlawanan dengan prinsip kenegaraan India yang sekuler, dan mengancam kehidupan bermasyarakatnya yang sebenernya toleran dan inklusif. However,

Advertisement
 banyak juga warga yang mendukung kebijakan ini, dan sikap polisi yang dinilai pasif bikin kekerasan terhadap warga Muslim makin menjadi.

I believe Modi has a say on this…
Well, yea. He’s thinking about quitting social media. Minggu lalu, Modi nge-twit, “This Sunday, thinking of giving up my social media accounts on Facebook, Twitter, Instagram, & YouTube. Will keep you all posted.”

No, I mean on the riot…
Oh. Selain minggu lalu dia bilang, “I appeal to my sisters and brothers of Delhi to maintain peace,” Modi belum ngeluarin statement apa-apa lagi. Terkait hal ini, Kongres India udah minta PM-nya itu untuk segera mengeluarkan pernyataan terkait kekerasan yang udah membunuh lebih dari 40 orang itu.

Thoughts and prayers…


For when you’ve been setting your alarm in different hours…

Gambar: CNN

We can relate.
Tapi kita harus hati-hati nih gengs. Karena hasil penelitian terbaru yang dirilis oleh Harvard Medical School kemarin (3/3) menunjukkan bahwa kalo kita sering gonti-ganti waktu tidur, maka kemungkinan kita untuk terkena penyakit mau pun gangguan jantung akan lebih besar. Dalam penelitian tersebut juga ditemukan bahwa kalo dalam waktu seminggu kita sering gonta-ganti waktu tidur selama lebih dari 90 menit (meaning misalnya kamu biasa tidur jam dari jam 11 malem sampe jam 5 subuh, terus tiba-tiba malem Kamis jadwal  tidurmu berubah dari jam 11 malem sampe jam 2 dini hari aja *halo, Liga Champions!*), maka risiko kita terkena penyakit jantung meningkat dua kali lipat dalam lima tahun.

Selanjutnya diketahui bahwa resiko sakit jantung ini tetap tinggi walaupun udah diimbangi dengan mengontrol makanan mau pun tekanan darah. Kepo nggak, kenapa tidur dalam waktu yang rutin itu penting banget untuk kesehatan jantungmu? Karena organ tersebut itu bekerja berdasarkan ritme circadian (waktu tidur-bangun kamu selama 24 jam), dan makin berantakan ritme tersebut, makin besar juga resiko kamu kena gangguan jantung.

Brb we’re going back to sleep…


“Kementerian Agama ASN-nya lebih kurang 260-an ribu. Jadi kalau ada satu dua yang terlibat masalah-masalah KKN itu enggak ada artinya, sangat sangat sangat kecil.”

Demikian kata Menteri Agama Fachrul Razi saat membahas tentang praktek KKN aka Kolusi Korupsi dan Nepotisme di lembaganya, kemarin (3/3). Menurut Pak Fachrul, dengan jumlah PNS ratusan ribu, maka wajar aja kalo ada satu atau dua praktek KKN. Meski begitu, beliau menyebut bahwa pihaknya teteup berusaha menghilangkan praktek KKN di Kemenag, kok.

Kan kata pepatah, sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit, Pak…


Love Letter Catch Up!

Catchers: Not a question, but rate for placing ads on cmu please?

CMU! HQ: Hi there, thank you udah tertarik mau place an ad on Catch Me Up! 🙂 Kalo kamu—dan other readers—yang pengen help us in any way, including by placing an ad in our newsletter or social media, please don’t hesitate to shoot us an email to [email protected] and our Mimin will get back to you. Also, if you think that you or your organization (or company) could collaborate with us in any kind, we’re open to explore any opportunities. Email us and let’s brainstorm.

– Qowi –

(Our most favorite part of the day is to know what you think about our newsletter. Thus, we have created this section where you can ask our founder (Haifa), co-founder (Amri), and our COO (Qowi) anything about Catch Me Up! Shoot away your questions here and get a chance to be featured. See you again tomorrow!)


Catch Me Up! Recommendations

For when you’ve been sick and tired of traffic jams in Jakarta, try to drive in another country. But before, this.

Advertisement