For when the airline industry is “going south”…

Yep, not a good news for airline industry.
Kemarin, lembaga penelitian untuk industri penerbangan dan travel, namanya CAPA (stands for Centre of Aviation) menyatakan bahwa akibat dari virus corona, sebagian besar dari maskapai penerbangan yang ada di seluruh dunia diprediksi bakal bangkrut pada akhir Mei nanti.
What????
Yep, secara kan salah satu tindakan yang paling banyak dilakukan negara-negara di dunia untuk menghindari penyebaran corona adalah travel restriction yang menyebabkan banyak penerbangan di-cancel dan pesawat diparkir, gatau sampe kapan.
Ouch…
Masih menurut CAPA, saat ini aja mungkin udah banyak maskapai penerbangan yang mulai bangkrut, atau at least telat bayar utang. CAPA menyebut, pemerintah di banyak negara juga kurang koperatif dalam menanggapi wabah ini, contohnya aja Presiden AS Donald Trump yang tiba-tiba ngumumin pelarangan penerbangan dari dan ke Eropa, tanpa konsultasi dulu ke partnernya, across the pond.
Is it that bad?
Yep. Contohnya aja Maskapai AirFrance-KLM yang melaporkan bahwa mereka bakal mengurangi kapasitasnya sebanyak 80-90 persen. Selain itu, Maskapai United juga udah mengumumkan ke sekitar 100 ribu karyawannya terkait pemotongan gaji yang “painful”, maskapai Cathay Pacific yang udah ngasih unpaid leave buat 25 ribu karyawannya dan ada juga Austrian Airlines yang udah bener-bener berhenti terbang.
So, everything will be “out of business?”
Well, not all. CATA memprediksi, bakal ada kok, maskapai-maskapai yang berhasil survive dalam menghadapi corona. Beberapa di antaranya adalah maskapai asal China, secara mereka didukung pemerintah. Begitu juga maskapai asal Amerika Serikat yang udah minta dana bantuan sebesar US$50 juta ke pemerintahnya untuk menghindari kebangkrutan, dan ada juga pemerintah Prancis yang lagi mempertimbangkan opsi loan buat maskapai AirFrance-KLM, whatever it costs.
What about Indonesia, then?
Yhaa kalo Garuda Indonesia sih udah bilang bahwa mereka bakal mengurangi jadwal terbang ke banyak negara, namun belum ada rencana perusahaan melakukan pengurangan karyawan untuk menekan kerugian. Meanwhile, Lion Air bilang bahwa memang virus corona menyebabkan penurunan jumlah penumpang, namun penurunan ini jumlahnya fluktuatif, jadi yhaa nanti dihitung lagi setelah ada kenaikan jumlah penumpang. OK.