Pelecehan Seksual yang Dilakukan Bos Rumah Produksi The Weinstein Company: “Tidak Mengangku Bersalah dan Atas Dasar Suka Sama Suka”

568

For when you have to be in the right side of history… meet, Harvey Weinstein.

Gambar: vox

Weinst…
Weinstein. Jadi Weinstein ini adalah seorang bos rumah produksi ternama di Hollywood, namanya The Weinstein Company (of course…), yang kemarin baru aja dinyatakan bersalah sama pengadilan di New York, Amerika Serikat, atas kasus pemerkosaan.

Ai taunya Harvey Davidson…
-_______- itu Harley kak. Anyway, a little about him, Jadi Harvey Weinstein yang berusia 67 tahun ini adalah nama yang berpengaruh banget di Hollywood. Dia udah banyak memproduseri film-film box office yang jadi langganan piala Oscar. Kalo kamu tau film Shakespeare in Love, The King’s Speech, The Iron Lady, dan masih banyak lagi, nah dia itu produsernya.

Go on…
Well, it all started in 2017, di mana The New York Times dan The New Yorker nerbitin laporan  investigasi atas dugaan pelecehan seksual oleh Weistein kepada karyawan-karyawan perempuannya dan aktris-aktris muda.

Whaaaaat…
Nah, setelah laporan itu terbit, makin banyak deh perempuan-perempuan lain yang speak up kalo mereka juga pernah menjadi korban pelecehan oleh Weinstein selama kurang lebih empat dekade. Jumlahnya pun gak sedikit, hampir mencapai ratusan.

Sounds like journalism done right…
Sooo right. Meet, Ronan Farrow, seorang wartawan investigatif AS yang berhasil bikin laporan secara mendetail terkait dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Weinstein di majalah The New Yorker. Jadi awalnya, Farrow yang juga anaknya aktor-sutradara Woody Allen ini membawa hasil investigasinya ke NBC News (tempat dia kerja sebelumnya), tapi NBC nggak mau naikin beritanya, Farrow kemudian ngirim tulisannya itu ke New Yorker dan langsung terbit. See? Be on the right side of the history…

Whoaaa terus terus…
Nah, lima hari sebelum tulisan Farrow terbit, hasil investigative journalism-nya The New York Times soal Weinstein juga terbit, shedding more lights to the sexual misconduct yang udah puluhan tahun dilakukan Weinstein terhadap perempuan. Atas kerjanya ini, Farrow, sama dua orang wartawan The New York Times, Jodi Kantor dan Megan Twohey, meraih penghargaan Pulitzer di tahun 2018 lalu. Check up their Pulitzer-winning pieces here and here. Merinding.

I see, so back to Weinstein…
Berangkat dari laporan ini, makin banyak cewek-cewek yang melaporkan pelecehan seksual yang dilakukan Weinstein atas mereka. Baru deh pada tahun 2018, Weinstein dimejahijaukan dengan dugaan pelecehan seksual atas dua kasus; pemerkosaan terhadap seorang aktris di sebuah hotel pada 2013 dan memaksa asistennya melakukan oral sex di apartemennya pada 2006.

Did he admit doing it?
Well… dia mengaku gak bersalah dan bilang kalo tindakannya dilakukan atas dasar suka sama suka. But…

But what?
But, ya putusannya udah keluar kemarin itu, dan Weinstein justru dinyatakan bersalah. Atas tindakannya ini, Weinstein menghadapi ancaman hukuman penjara maksimum selama 25 tahun. Tapi nih gengs, dengan putusan ini, Weinstein justru lolos dari dugaan tindak kriminal lain yang lebih serius, yaitu tindakan “serangan seksual” di mana pelakunya diancam hukuman seumur hidup.

Well, did he accept the decision?
Tim pengacaranya sih bilang mereka bakal mengajukan banding.

And why should I know all this?
Well, ever heard of the #MeToo movement? 
Nah, kasus Weinstein inilah yang jadi pemantik awal mulanya. Gerakan yang sekarang menyebar ke seluruh dunia itu merupakan gerakan antisexual assault dan sexual misconduct terhadap perempuan, sekaligus untuk meng-empower para korban kejahatan seksual untuk berani stand up against their attacker.

Advertisement