Manchester City Tidak Akan Tampil di Liga Champions Dua Tahun Berturut-turut, Fans Siap-siap Diuji

587

For when your S.O always questions your loyalty…

Gambar: The Guardian

Manchester City fans can relate.
Kesetiaan para fans tim sepak bola asal Inggris, namanya Manchester City (Same city, very different position at the table sama yang satunya) bakal diuji ni gengs. Pasalnya, mereka nggak bakal bisa nonton aksi tim kesayangannya itu di Liga Champions (Yep, the reason why your coworkers have always been late to work on Wednesdays  or Thursdays) selama dua tahun berturut-turut.

Whoaaa why?
Karena Jumat lalu, otoritas sepak bola Eropa, namanya UEFA, baru aja mengumumkan sanksi yang dijatuhkan terhadap Man City, yaitu nggak boleh main di Liga Champions tadi. Selain itu, mereka juga kena denda sebesar 30 juta euro atau sekitar Rp445 miliar.

Kenapa emang kok bisa?
Sanksi itu dijatuhkan karena Man City dinyatakan bersalah atas dua hal, yang pertama adalah penggelembungan dana pemasukan dari sponsor demi memenuhi persyaratan finansial dalam sepak bola aka Financial Fair Play (FFP), dan yang kedua, City dinilai nggak kooperatif dalam upaya investigasi yang dilakukan tim penyidik.

IDK what FFP is.
Jadi FFP itu adalah aturan yang diterapkan oleh UEFA sejak tahun 2011 buat meng­­-encourage klub-klub di Eropa supaya tau diri nggak overspend pengeluaran untuk para pemainnya (gajian, beli, atau spending-spending lain). In a nutshell, FFP ini ada untuk memastikan para klub nggak terlalu banyak ngabisin duit dan terlilit utang. Kejadian ini juga berkaca dari bola zaman dulu di mana Leeds United dan Parma yang jor-joran spending tapi kondisi keuangannya semakin memburuk.

So, about City…
Dalam hal ini, meet bosnya City, raja minyak tajir dari Abu Dhabi, namanya Sheikh Mansour. Nah, Sheikh Mansour ini juga bosnya maskapai penerbangan Etihad, di mana kayak yang kita bisa liat di kaosnya Sergio Aguero, juga merupakan sponsor Man City. The problem arose when the internal document indicates that walau pun Etihad adalah sponsornya Man City, namun ketauan bahwa duit sponsor yang diterima City bukan berasal dari Etihad, tapi dari kantongnya Sheikh Mansour langsung. Laporan keuangan soal inilah yang katanya dimodifikasi sama City.

Advertisement

And why does this matter? 
Well, if you enjoy watching football (pleaseeee it’s not soccer!) kamu pasti ngeh bahwa sejak Man City di-takeover oleh Sheikh Mansour, they have consistently joined the Champions League sejak 2012 sampe sekarang (walau mentok baru nyampe semi-final). Nah, sejak jadi punyanya si Sheikh, Man City ini berubah dari tim semenjana jadi tim yang jadi incaran pemain-pemain ternama (new OKB in the gang).

So, are Man City going to do something about this? 
Sure. Mereka nggak tinggal diem gitu aja guys, karena mereka juga merasa nggak salah, jadi secepatnya mereka akan banding ke CAS (badan arbitrase olahraga, bukan judul film ya.). FYI, kalau proses bandingnya masih berjalan ketika fase Champions League musim depan udah dimulai, Man City masih boleh ikut kompetisi 2020-2021, dan kalau hasilnya terbukti bersalah, mereka baru bener-bener di­-banned musim 2021-2022 dimulai.

Yah, semoga yang gini-gini cepet ­settle ya, kan kita sebagai penikmat bola juga pengennya pemain-pemain top macem Aguero, De Bruyne, dan lain-lain masih bisa kita tonton…

(This is reader’s content! Meaning you, our lovely readers, write the article for us (subject to adjustment). This one is from Faishal Rachman who, as you can see, is passionate about  football and old-school film *Hello? CAS?* :P. You can also send us your articles on anything you like to [email protected] and get a chance to be featured! See you!)

Advertisement