Ada Kerusuhan Apa di India?

679

Today is Thursday, and if you’ve been hearing about the unrest in India, we got you covered.

Gambar: BBC

Why? What happened?
Jadi sampe kemarin, India udah mengalami kerusuhan selama tiga hari berturut-turut. Terus, sampe berita ini dibikin like last night banget, tercatat udah ada 24 warga tewas dan 200 orang lain luka-luka.

Hah kok bisaaa?
Iya, jadi kekerasan yang terjadi ini juga jadi kekerasan paling mematikan yang pernah dialami ibu kota India dalam lebih dari 70 tahun terakhir. Kebetulan juga aksi protes ini bertepatan dengan kunjungan Presiden AS Donald Trump buat ketemu sama Perdana Menteri Narendra Modi di New Delhi.

Tell me how it started.
Meet, UU Kewarganegaraan Baru aka Citizenship Amandement Act (CAA) yang baru aja disahkan pada Bulan Desember lalu. Nah, mereka yang bentrok adalah para pihak yang pro maupun kontra atas undang-undang ini.

What exactly does it say in the law?
UU Kewarganegaraan baru ini jadi kontroversi lantaran dengan berlakunya UU ini, maka India bakal ngasih kewarganegaraan untuk imigran dari tiga negara tetangga yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam; yaitu Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan. Nah, cuma, kebijakan ini nggak berlaku buat para imigran yang beragama Islam. Catch Up! more on the issue here. 

I see. Back to the protests…
Well, sebenarnya aksi menolak Undang-Undang ini udah terjadi sejak UU ini disahkan di Bulan Desember lalu. Waktu itu, banyak warga turun ke jalan untuk memprotes undang-undang yang untuk pertama kalinya, ngatur kebijakan berdasarkan agama. Padahal sebagai negara sekuler, India nggak pernah punya aturan kayak gini sebelumnya, and with more than 180 million muslim  in the country, the’ve been doing just fine dalam 70 tahun terakhir ini.

Well, I believe Modi and BJP has a say on this…
Iya, kayak sohibnya yang lagi berkunjung ke India *uhuk Trump uhuk* Modi juga hobi ngetwit. Berikut isi twitnya: “Peace and harmony are central to our ethos. I appeal to my sisters and brothers of Delhi to maintain peace and brotherhood at all times. It is important that there is calm and normalcy is restored at the earliest”. Selain itu, Partainya Modi juga menyatakan nggak setuju kalo mereka disebut menarget dan melakukan aksi diskriminasi terhadap warga Muslim.

Go on…
Nah, dalam beberapa minggu terakhir, warga yang menolak UU ini kembali melakukan aksi protes hampir di semua kota di seluruh India, namun pada Minggu (23/2), bentrokan mulai meletus di timur laut New Delhi. Bentrokan ini juga menyebabkan banyak masjid terbakar dan kerusakan atas toko-toko maupun bisnis punya orang Islam. Kata saksi mata, ini emang bentrokan antar agama yang disulut sama undang-undang tadi.

Meanwhile…
Kebetulan juga, ga jauh dari tempat kerusuhan, Trump dan Modi lagi meeting. 

Terus, Trump ngomong sesuatu gak? 
Ngomong dong. Trump bilang, “India adalah negara yang dengan bangga merangkul kebebasan, hak-hak individu, aturan hukum dan martabat setiap manusia … Persatuan kalian adalah inspirasi bagi dunia,” kata Trump. HAH gimana mister?

And what hat has the Indian government done about this?
Akibat dari peristiwa ini, pemerintah India menerapkan kebijakan Section 144, yang melarang pertemuan publik massal selama sebulan dan pemberlakukan jam malam di daerah yang terdampak kerusuhan. Polisi juga diizinkan menembak siapa pun yang berulah. Selain itu, Kementerian Informasi dan Penyiaran India meminta semua stasiun televisi berhati-hati menyiarkan konten, apalagi yang mengandung intimidasi ke agama atau komunitas tertentu juga wajib dihindari. Pihak berwenang menutup sekolah-sekolah di kawasan-kawasan yang mengalami aksi kekerasan.

Do the neighboring countries have a say?
Iya, salah satunya Perdana Menteri Pakistan Imran Khan yang mengutuk kekerasan ini. “Setiap kali ideologi rasisme yang didasari kebencian mengambil alih, akan selalu berujung pada pertumpahan darah … Saya ingin memperingatkan kepada siapa pun rakyat Pakistan yang menargetkan warga non-Muslim or rumah ibadah mereka, akan ditindaklanjuti dengan keras. Warga minoritas kita memiliki hak yang sama di negeri ini,” katanya.

Advertisement