“Gampang, inpres saya cabut.”
Kata Presiden Indonesia keempat, (Alm) Kh. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, kepada rohaniawan agama Konghucu Indonesia, Budi Tanuwibowo, pas keduanya lagi ngobrol-ngobrol di Istana sekitar tahun 2000-an lalu. Waktu itu, masyarakat etnis Tionghoa masih dilarang untuk merayakan Imlek atau tradisi agama oleh aturan yang diterbitkan sama Pak Harto sejak tahun 60-an. Baru setelah Gus Dur menjabat, aturan diskriminatif tersebut dicabut.
Jadi kangen, Gus :’)