New Week, New Me, New Capital…

733

New week, new me, new capital in 2024. Think your #2020resolutions are too ambitious? Meet…

Sumber Gambar: Suara

Pak Jokowi.

Yep, bapak presiden kita ini juga lagi ambi banget gengs, soal pembangunan ibu kota baru. *Uhuk* soal kasus KPU-PDIP juga donk pak *uhuk*. Jadi yang terbaru, minggu lalu Pak Jokowi udah resmi menunjuk tiga tokoh internasional untuk jadi dewan pengarah pembangunan ibu kota baru.

Siapa aja?

Ketiganya adalah Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ), CEO Softbank Masayoshi Son, dan mantan perdana menteri Inggris Tony Blair.

Hah.. mereka siapa sih?

Ya.. tokoh internasional. Jadi kata Pak Jokowi, ada beberapa alasan yang bikin ketiga tokoh ini dipilih. Untuk Putra Mahkota bin Zayed, hal ini karena beliau udah terbukti berhasil ngerombak total kota Abu Dhabi jadi maju kayak sekarang. Terus Masayoshi Son juga disebut sebagai tokoh penting yang memimpin perusahaan telekomunikasi, media, dan keuangan di Jepang, jadi kebolehannya udah nggak diragukan lagi. Sedangkan untuk Tony Blair, Pak Jokowi bilang bahwa beliau punya track record bagus di bidang pemerintahan.

Whoaa CV-nya sih ngeri. Terus mereka digaji berapa?

Kata Pak Jokowi sih kita nggak kuat ngegaji para tokoh internasional ini, makanya, mereka nggak digaji. Meski begitu, Pak Jokowi bilang bahwa pemerintah bakal nawarin investasi ke tokoh-tokoh tersebut.

Emang tujuannya apa sih punya dewan pengarah?

Kata Pak Jokowi, untuk membangun kepercayaan dunia atas rencana pembangunan ibu kota baru. Ia bilang, pemerintah juga kan butuh kalangan internasional untuk ikutan invest di Indonesia, khususnya di proyek ibu kota baru.

Terus, tugas mereka apa aja?

Macem-macem, mulai dari ngasih masukan dan nasehat ke pemerintah, ikut ngepromosiin investasi di ibu kota baru, sampe ikut membangun kepercayaan dari investor global biar pada mau invest di Indonesia.

Tell me more about this new capital…

Jadi dalam kunjungannya ke Abu Dhabi untuk menghadiri Abu Dhabi Sustainability Week (ADSW) minggu lalu, Pak Jokowi ngajak masyarakat internasional untuk invest di ibu kota Indonesia yang bakal terletak di Kalimantan Timur. Kata beliau, pembangunan ibu kota baru ini ok banget karena kotanya bakal berpopulasi sekitar 6 juta sampai 7 juta orang.  Angka ini berasal dari perkiraan jumlah PNS dan keluarganya yang bakal mereka bawa.
Packing, packing..

Who wants to give women more seats?

Sumber gambar: bolabob

Menteri BUMN, Pak Erick Thohir.

Dalam keterangannya minggu lalu, Pak Erick bilang dia pengen ada lebih banyak cewek yang ngisi posisi direksi di perusahaan BUMN aka plat merah.

Sounds great! What does he say?

Katanya, Pak Erick pengen at least ada 15 persen jajaran direksi di perusahaan BUMN yang diisi sama perempuan, sesuai dengan standar negara-negara di Asia Tenggara. Pak Erick juga bilang, kalo di negara lain justru udah 30 persen…

Emang kalo sekarang komposisinya gimana?

Beliau gak nyebutin sih, tapi yang pasti masih dikit. Contohnya kayak direksi Bank Mandiri yang jumlah total direksinya ada 12 orang, tapi ceweknya cuma satu orang. Selain Bank Mandiri, Pak Erick juga nyebutin perusahaan BUMN lain kayak PLN yang punya tiga orang direksi cewek dan Pertamina yang punya dua orang direksi cewek, dari total 11 orang jajaran direksi. Yhaaa, ini lumayan laaah…

I see. Anything else I need to know?

Bukan buat cewek doang ni gengs, tapi Pak Erick juga pengen ningkatin keterwakilan kaum millennial di jajaran direksi BUMN. Menurutnya, jumlah direksi BUMN yang berusia millennial juga masih kurang, makanya dia pengen, at least 10 persen dari direksi BUMN adalah perwakilan millennial.

Brb updating our CV…

Who’s just making some headlines in Japan?

Sumber gambar: Nikkei

Menteri Lingkungan, Shinjiro Koizumi.

Yep, jadi publik Jepang akhir-akhir ini lagi dibuat terkezoet sama keputusan sang menteri yang berencana bakal ngambil cuti selama dua minggu menjelang kelahiran anak pertamanya yang bakal lahir bulan ini.

Why is it making headlines?

Karena di negara kayak Jepang, yang stigma urusan gendernya masih kenceng, bapak ngambil cuti lahir itu jarang banget kejadian gengs. Nah ini udah bapak, menteri lagi. Koizumi juga bakal jadi menteri pertama di kabinet tersebut yang ngambil paternity leave.

Ok, terus…

Nah, dalam keterangannya minggu lalu, Koizumi bilang bahwa dirinya sebenernya galau terkait keputusannya untuk ngambil cuti dan menjalankan tugas sebagai menteri. Namun kemudian Koizumi bilang bahwa dalam situasi kayak gini, yang harus diubah adalah pandangan masyarakatnya, bukan kondisinya. Koizumi juga bilang bahwa dia berharap di masa depan, bapak ngambil cuti buat anaknya yang baru lahir bakal biasa aja, ga jadi headline kayak sekarang.

Catch Me Up! more on Japanese paternity leave dong…

Jadi gini, secara populasi Jepang menurun terus, pemerintah setempat kemudian bikin kebijakan-kebijakan untuk mendorong warganya untuk punya anak. Salah satu kebijakan yang diberlakukan adalah cuti lahiran buat bapak yang baru punya anak, dan cuti ini dikasih selama satu tahun. Koizumi sendiri bilang bahwa cowok-cowok Jepang juga harus pada ngambil paternity leave karena populasi negara mereka yang menurun terus…

Tapi…

Ya tapi nggak banyak yang ngambil. Hasil survei terbaru menunjukkan bahwa cuma ada 6 persen bapak yang ngambil cuti lahiran. Adapun alasan untuk nggak ngambil cuti ini adalah karena pressure soal duit, tekanan kerjaan, dan work culture di Jepang yang berpandangan bahwa komitmen cowok ke kerjaan harus lebih diprioritaskan dibanding ke keluarga (Yha.. gimana komitmen ke pacar, kak).

I see. So how do people react?

Yha, biasalah, ada yang pro dan kontra. Untuk yang pro, mereka bilangnya keputusan Koizumi ini bisa jadi contoh buat calon bapak lain yang ada di Jepang untuk ngambil paternity leave. Di sisi lain, banyak juga yang mengkritisi keputusan Koizumi karena Koizumi yang digadang-gadang sebagai calon perdana menteri Jepang di masa depan itu sebaiknya fokus sama kerjaannya aja.

When you think tiktok is the most popular thing in 2019…

Sumber gambar: change.org

Wrong.

Iya, ternyata bukan TikTok atau cerita raja-rajaan yang paling populer di tahun 2019 lalu, tapi isu demokrasi dan antikorupsi. At least gitu kata catatan yang dipublikasikan sama situs petisi online, change.org, minggu lalu. Kata Change, petisi dengan hashtag #reformasidikoupsi dan #SemuaBisaKena dapet tanda tangan terbanyak dari publik dengan total 2,3 juta suara dari delapan petisi. Change.org juga menyebut bahwa dua isu ini uda ngegeser isu lingkungan yang banyak mendominasi di tahun 2018. Ada beberapa alasan yang bikin isu demokrasi dan antikorupsi ini jadi populer banget di tahun 2019, yaitu karena momentumnya yang terjadi nggak lama setelah pemilu, dan didorong juga oleh aksi para mahasiswa yang turun ke jalan.

“Nggak ah, kerjaan banyak.”

Kira-kira gitu kata Presiden Jokowi pas ditanya wartawan apakah dirinya bakal ikutan kampanye politik buat anak sulungnya, Gibran Rakabuming, dan mantunya, Bobby Nasution, yang pada mau maju jadi wali kota. As y’all know, Mas Gibran ini rencananya pengen maju di Pilwalkot Solo dan Bobby mau jadi Walikota Medan di Pilkada 2020 ini.

This is what to say when it’s still Monday and kamu belum gajian and your friends already invite you to happy hour…

Advertisement