“I gotta feeling, that tonight’s gonna be…”

691

Hello Thursday! It’s still during the week, but guess who wrapped up the party yesterday?

SEA Games 2019: Tiket Closing Ceremony Sudah Tidak Tersedia

Sumber gambar: Bola

The Philippines.

Tadi malam waktu setempat, Filipina menggelar upacara penutupan Sea Games ke-30. Dalam acara yang berlangsung meriah itu, Filipina keluar jadi juara umum dari pesta olahraga dua tahunan tersebut.

Waiiiit, tell me about the closing ceremony first.

You got it. Jadi penutupan Sea Games yang digelar di Stadion New Clark City, Capas, Tarlac itu berlangsung meriah dan turut diramaikan oleh Black Eyed Peas. Selain BEP, hadir juga band rock asal Amerika Serikat, Journey, dan band asal Filipina KO Jones. Acara juga makin meriah dengan parade drone yang membentuk bendera Filipina.

Olrite. Now tell me about the winners…

Jadi, Filipina keluar sebagai juara umum di Sea Games kali ini dengan raihan 147 emas, 117 perak dan 121 perunggu. Hasil ini jauh banget jika dibandingin sama negara yang ada di posisi kedua, yakni Vietnam yang meraih 98 emas, 85 perak, dan 105 perunggu.

How about Indonesia?

Indonesia finish di posisi keempat gengs, dengan raihan 72 medali emas, 84 perak, dan 111 perunggu. Dengan capaian ini, maka Indonesia uda berhasil memenuhi target yang dipasang sama Menpora untuk meraih sekitar 45-50 medali emas.

Wah, bisa melampaui target gitu.

Yoih. Hal ini karena ada beberapa cabang olahraga yang raihan medalinya melampaui target, kayak cabang olahraga menembak yang sukses mengumpulkan delapan emas, padahal targetnya cuma satu ajha. Meski begitu, ada juga beberapa cabang olahraga yang ga memenuhi target medali, kayak renang, tinju, balap sepeda, soft tennis, taekwondo, e-sport, dan kurash.

Gpp, coba lagi di Vietnam dua tahun lagi, yha….

Who’s feeling optimistic about the future?

Pedenya Bank Dunia Sebut Ekonomi RI Membaik di 2020

Sumber gambar: CNBC

The World Bank.

Jadi dalam keterangannya kemarin, Ekonom Bank Dunia Frederico Gil Sander bilang bahwa ekonomi Indonesia diprediksikan bakal tumbuh sampe 5,1% di tahun 2020 mendatang.

Is it a good thing?

Iya sih, karena saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia cuma ada di angka 5% aja. Kata Frederico, banyak hal yang menyebabkan rendahnya pertumbuhan ekonomi di tahun ini, salah satunya adalah karena emang situasi global yang lagi sulit terkait dengan perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang bikin ekonomi jadi nggak menentu.

Terus kok bisa jadinya tahun depan ekonomi Indonesia membaik?

Karena dua faktor sih gengs, yaitu menurunnya ketegangan perdagangan global, dan menurunnya ketidakpastian politik dalam negeri. Selain itu, Frederico juga memprediksi bahwa di tahun 2020, nilai investasi dan upah pekerja bakal pulih, hingga konsumsi swasta juga bakal lebih stabil.

I see. Anything else I should know?

Dalam kesempatan yang sama, World Bank juga mengusulkan biar Indonesia punya program jaminan sosial yang bakal bisa mensupport masyarakat yang lagi dalam masa transisi biar nggak jatuh miskin. Masa transisi ini contohnya kayak orang yang dari kerja jadi nganggur dan sebaliknya, atau orang yang pindah domisili, atau masyarakat yang tadinya muda terus udah mulai tua. Menanggapi usulan ini, Menkeu Bu Sri Mulyani bilang bahwa ya WB sih enak bilang begitu, tapi pemerintah yang bingung gimana cara pengimplementasiannya…

Who’s saying ‘Hello, I need more attention’?

Sumber gambar: Anotasi

Human Rights issues.

Hal ini karena menurut itungan KontraS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) selama satu tahun ini, Pak Jokowi cuma menyinggung persoalan terkait Hak Asasi Manusia sebanyak 12 kali aja dalam pidatonya, kalah jauh sama kata “infraskruktur” yang disinggung sebanyak 209 kali dari total 317 pidato yang dibacakan Pak Jokowi selama setahun terakhir.

Hah kok jomplang banget?

Yaa kalo kata KontraS sih hal ini menunjukkan cara pandang Pak Jokowi atas kebijakannya sendiri. KontraS juga bilang bahwa di tahun 2019 ini, penegakkan HAM di Indonesia berjalan mundur, dan Indonesia dapet rapor merah dalam penegakkan HAM dan penyelesaian kasus pelanggaran HAM di masa lalu. In KontraS’s words: HAM tak diberi ruang, demokrasi hilang.

Beneran mundur? Give me examples dong…

Ciyus de. Masih kata KontraS, seenggaknya ada tiga kasus HAM di tahun 2019 ini yang menunjukkan berjalan mundurnya penegakkan HAM di Indonesia, yakni kasus kerusuhan pasca-pilpres 2019,  kasus rasis berujung demo di Papua, dan rangkaian demo mahasiswa di DPR pada September lalu. KontraS bilang, tiga kasus ini nggak cuma menyebabkan penagkapan, penahanan dan penyiksaan sewenang-wenang yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa, tapi juga menurunkan level kebebasan untuk menyampaikan pendapat.

Now I’m worried…

Well, maaaaaybe we should, karena ada satu jenis pelanggaran hak yang menurut catatan KontraS, terjadi hampir di seluruh Indonesia, yakni hak untuk kebebasan berkumpul. Ada sekitar 1.056 kasus pembatasan kebebasan berkumpul yang terjadi di Indonesia, dari Jawa Barat hingga Papua. KontraS bilang, pembatasan ini rata-rata melibatkan aparat penegak hukum.

Which leads to…

Hasil temuan Koalisi Masyarakat Sipil untuk Perlindungan dan Pembela HAM yang menunjukkan bahwa polisi adalah aparat negara yang paling banyak melakukan pelanggaran HAM sepanjang tahun 2014-2019. Adapun jenis pelanggaran yang banyak ditemukan adalah kriminalisasi dan intimidasi terhadap kelompok pembela HAM.

Well, I believe the government has a say on this.

Of course. Menurut Menko Polhukam Prof Mahfud MD, justru perlindungan atas HAM telah membaik pasca reformasi. Prof Mahfud bilang, udah nggak ada lagi kasus kejahatan HAM yang dilakukan oleh aparat keamanan negara pasca-reformasi 1998.

Meet, Indonesia before 1998.

Dalam keterangannya, Prof Mahfud bilang bahwa di era orde baru, banyak banget terjadi kasus pelanggaran HAM yang dilakukan negara pada rakyatnya, tapi sekarang, kasus pelanggaran HAM yang belum selesai tinggal 12 kasus aja. Selain itu, pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara kayak DOM (Daerah Operasi Militer. Don’t google it, it’s veeery scary!) di era Pak Harto juga udah nggak ada lagi, jadi sekarang yang lebih banyak terjadi adalah konflik antar masyarakat, jadi yha better.

For when you have a good news for your little brother or sister…

Dicecar DPR Terkait UN, Nadiem Balik Tanya soal Subjektivitas

Sumber gambar: CNN

Tell ’em that UN will be abolished.

Bukan UN PBB yah, tapi UN Ujian Nasional. Jadi kemarin, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mas Nadiem Makarim bilang bahwa mulai tahun 2021 mendatang, UN bakal dihapuskan. Kata Mas Nadiem, UN akan diganti sama Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter, yang bakal meliputi kemampuan bahasa, matematika dan penguatan pendidikan karakter. Ada beberapa alasan yang bikin Mas Nadiem memutuskan untuk meniadakan UN, di antaranya adalah karena setelah diskusi sama guru-guru dan orang tua murid, UN ini dinilai banyak masalah karena materinya terlalu padat hingga bikin siswa stres. UN juga menyebabkan para siswa jadi fokus sama ngapalin materi, tapi jadi mengabaikan kompetensinya sendiri.

“Bulan depan kita mulai bikin edaran. Kalau mau nikah sumbang pohonnya 10, kalo cerai jumlah pohonnya 100, kita buat susah yang ingin cerai,”

Kata Gubernur Jawa Barat Kang Ridwan Kamil saat ngejelasin soal program di daerahnya yang mencanangkan gerakan menanam 25 juta pohon untuk tahun depan. Kang Emil juga bilang bahwa kewajiban nyumbang pohon ini nggak cuma buat mereka yang mau nikah atau cerai, tapi juga buat anak yang baru lulus kuliah, mahasiswa yang baru diwisuda, sampe PNS yang baru naik jabatan.

Kalo nyumbanginnya pohon toge diitung nggak, Kang?

Advertisement