It’s Thanksgiving day today!

725

Happy Thanksgiving!  Today, don’t forget to give thanks for the blessings in your life, and guess who’s leaving for the Philippines? 

[divider line_type=”Full Width Line” line_thickness=”2″ divider_color=”extra-color-3″ animate=”yes” custom_height=”1″]

Presiden Joko Widodo (tengah) berjalan bersama kontingen Indonesia saat pelepasan atlet untuk SEA Games 2019 di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/11/2019). Presiden secara resmi melepas 841 atlet Indonesia untuk berlaga pada ajang olahraga terbesar Asia Tenggara, SEA Games 2019, di Manila, Filipina. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/ama.

Sumber gambar: Kompas

Para atlet SEA Games 2019.

Kemarin, Pak Jokowi melepas keberagkatan para atlet yang akan berlaga di SEA Games Filipina yang akan berlangsung sejak 30 November sampe 11 Desember mendatang.

Tell me more.

Dalam acara pelepasan yang digelar di Istana Bogor tersebut, tercatat ada 841 atlet itu akan bertanding pada 51 cabang olahraga. Dalam sambutannya, Pak Jokowi bilang bahwa para atlet itu berangkat mewakili Indonesia, karenanya, beliau meminta biar para atlet berjuang dengan maksimal.

Any targets?

Yep, Pak Jokowi minta biar kontigen Indonesia bisa finish di urutan kedua pada SEA Games kali ini. Beliau bilang bahwa pasti gaakan gampang karena pada SEA Games sebelumnya, Indonesia ada di peringkat empat. Meski begitu, Pak Jokowi optimis bahwa posisi itu bisa diraih dengan semangat yang tinggi.

I see. Anything else I need to know?

Pak Jokowi bilang, pihaknya bakal ngasi bonus kalo Indonesia bisa finish di urutan kedua. Selain itu, bonus juga bakal dikasih ke atlet yang berhasil meraih medali. Meski begitu, Pak Jokowi belum bilang jumlah bonusnya berapa, pokoknya ada, lah…

[divider line_type=”Full Width Line” line_thickness=”2″ divider_color=”extra-color-3″ animate=”yes” custom_height=”1″]

Who’s getting pardoned other than the Thanksgiving Turkey?

Sumber gambar: RiauNews

 

Napi korupsi yang juga mantan Gubernur Riau, Annas Maamun.

I could use some background, please.

Jadi pada 25 Oktober lalu, Pak Jokowi menerbitkan surat yang berisi pemberian grasi aka pengurangan hukuman buat napi korupsi yang dulunya menjabat sebagai Gubernur Riau, Annas Maamun. Dengan terbitnya pengurangan hukuman ini, maka hukuman penjara Annas turun dari delapan tahun ke tujuh tahun, dan tahun depan, Annas uda bebas.

Why did he get the grasi?

Kata Pak Jokowi sih karena beliau uda tua dan sakit-sakitan, jadi emang pertimbangan kemanusiaan ajha. Selain itu, Pak Jokowi juga uda minta pertimbangan dari Mahkamah Agung (MK) dan Menko Polhukam juga…

Remind me again what he’s in jail for?

Korupsi. Lebih tepatnya, korupsi terkait alih fungsi hutan di Riau. Jadi intinya, di tahun 2014 lalu, sebagai Gubernur Annas memerintahkan jajarannya untuk mengeluarkan surat izin yang menyebutkan bahwa lokasi perkebunan milik empat perusahaan sawit di beberapa daerah di Kabupatan Indragiri, Riau sebagai wilayah perkebunan kelapa sawit. Padahal, wilayah itu merupakan wilayah hutan *uhuk* karhutla *uhuk*.

Go on.

Atas jasanya tersebut, Annas dijanjikan dapet duit sebesar Rp8 Miliar dari para perusahaan sawit tersebut, tapi kemudian dirinya keburu di-OTT KPK dan terbukti bahwa Annas telah menerima Rp.500 juta dari makelar yang nyambungin Annas sama perusahaan-perusahaan sawit tadi, yaitu Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Medali Emas Manurung (yes, that’s his name).

Who’s saying “we object!”

ICW alias Indonesia Corruption Watch. Menurut ICW, pemberian grasi ini makin nunjukin ajha klo Pak Jokowi nggak komit sama upaya pemberantasan korupsi di tanah air.

Who’s also saying “we’re surprised!”

KPK. Dalam keterangannya kemarin, KPK bilang bahwa mereka kaget Pak Jokowi ngasi grasi ke Annas karena kasus korupsi yang didakwakan padanya ga cuma satu, tapi tiga. Selain itu, KPK juga bilang bahwa saat ini pihaknya masih mengusut soal dugaan korupsi PT. Palma Satu yang katanya beneran bikin kebun sawit di tengah-tengah hutan, gengs.

Olrite. I got the idea. Anything else I should know?

Jadi kata Kemenkumham, alasan diberikannya grasi ini adalah umur Annas yang udah tua, yakni 78 tahun dan tengah mengalami sakit yang berkepanjangan. Penyakit-penyakitnya itu di antaranya adalah dispepsia syndrome (depresi), gastritis (lambung), hernia dan sesak nafas sehingga membutuhkan pemakaian oksigen setiap hari.

[divider line_type=”Full Width Line” line_thickness=”2″ divider_color=”extra-color-3″ animate=”yes” custom_height=”1″]

What the chicken breeders are having headache for…

Ternak Ayam Broiler

Sumber gambar: Arena Hewan

The price drop of chickens.

Not-so-good-news comes from our favorite birds, chicken. Jadi dalam beberapa waktu terakhir ini, harga ayam hidup di pasaran lagi nge-drop banget, sampe para peternak ayam mengklaim bahwa mereka mengalami kerugian hingga mencapai Rp2 Triliun.

What? Why?

Karena harga jual ayam hidup yang terlalu rendah, yakni cuma Rp16 ribu sampai Rp17 ribu per ekor. Padahal, Harga Pokok Penjualan (HPP) yang dipatok pemerintah berada di angka Rp18 ribu per ekor. Belum lagi harga bibit dan pakan ayam yang mahal, nggak seimbang sama harga jualnya.

How could it happen?

Menurut para peternak sih, karena kebijakan pemerintah juga yang menerapkan kebijakan untuk ngimpor ayam sebanyak 707 ribu ekor per tahun. Padahal, produksi dalam negeri aja udah cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ayam masyarakat sekitar 55 juta sampai 57 juta per minggu.

I see. Terus gimana?

Para peternak ini kemudian menuntut pemerintah untuk me-review lagi aturan soal impor ayam ini. Mereka bilang bahwa dengan adanya ayam impor, banyak perusahaan yang berhenti beli ayam hidup dari para peternak nasional. Hal ini bikin jumlah pemotongan ayam hidup dalam beberapa bulan terakhir  jadi cuma lima juta ekor per minggu. Padahal harusnya nyampe sekitar tujuh sampe sepuluh jutaan ekor per minggunya.

Terus kata pemerintah apa?

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga bilang bahwa keluhan para peternak ini udah ditampung, selanjutnya akan dikaji dan ditindaklanjuti. Pak Jerry juga bilang dia bakal koordinasi dengan menteri dan lembaga terkait untuk bahas soal kebijakan impor ayam tersebut.

[divider line_type=”Full Width Line” line_thickness=”2″ divider_color=”extra-color-3″ animate=”yes” custom_height=”1″]

When things are getting worse in Iran…

Iranian pro-government demonstrators burn makeshift US flags as they gather in the capital Tehran's central Enghelab Square on November 25, 2019, to condemn days of "rioting" that Iran blames on its foreign foes. (ATTA KENARE / AFP)

Sumber gambar: TimesForIsrael

The Unrest.

Kerusuhan di Iran yang merupakan buntut atas kebijakan pemerintah untuk naikin harga BBM sampe nyampe 50 persen makin memburuk. Sejak 15 November lalu, sekitar 200 ribuan warga mulai turun ke jalan untuk memprotes kebijakan tersebut. Sejak itu juga, seenggaknya tercatat bahwa udah 731 bank, 70 SPBU, dan 140 kantor pemerintahan rusak dibakar massa. Laporan Amnesty Internasional juga menyebut bahwa seenggaknya ada lebih dari seratusan orang yang meninggal karena kerusuhan ini dan ribuan lainnya ditangkap polisi dan ga ketauan nasibnya sampe sekarang.
Menanggapi laporan Amnesty ini, pemerintah Iran bilang bahwa laporan tersebut ga bener, dan ada “beberapa” petugas keamanan yang meninggal juga. Menurut Pemimpin Iran Ayatullah Khomaini, kerusuhan kali ini adalah yang terburuk di negara itu sejak tahun 2009, di mana pada waktu itu, warga juga turun ke jalan untuk mendemo hasil pemilu.

[divider line_type=”Full Width Line” line_thickness=”2″ divider_color=”extra-color-3″ animate=”yes” custom_height=”1″]

“ASN yang aktif di media sosial dan punya followers di Instagram atau Twitter sebanyak 500 orang dan teman Facebook sebanyak 500 orang berpotensi jadi “influencer” pemerintah,”

Kata Plt Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu saat menjelaskan soal ASN yang berpeluang jadi “influencer” kalo punya followers atau teman mencapai 500 orang. Pak Ferdinand bilang, kalo uda fix jadi influencer-nya pemerintah, maka kalo ada acara-acara di pemerintahan, influencer tersebut bakal diundang.

Looking for “Influencer” vacancy on our CPNS registration list…

Advertisement