Hari Pahlawan, Kongres Nasdem, Partai Gelora, Perempuan Jepang, Harbolnas

571

It’s Monday again. Feel like you missed anything from the weekend? We got you covered.

 

Gambar: Liputan 6
First, let’s take a moment of silence, because yesterday was The National Heroes Day, aka Hari Pahlawan 2019.
.
.
.
Done. Now Catch Me Up! on the event.

You got it. Jadi kemarin, dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, Presiden Jokowi jadi inspektur upacara di TMP Kalibata, Jakarta.Take me back to my history class, please. 
Olrite. Jadi tanggal 10 November ditetapkan jadi Hari Pahlawan karena pada waktu itu, di tahun 1945, terjadi Pertempuran Surabaya antara pejuang Indonesia melawan tentara sekutu (Inggris dan Belanda) yang disebut-sebut sebagai salah satu pertempuran melawan penjajah paling besar dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Adapun pertempurannya berlangsung terus sampe tanggal 28 November dan menyebabkan tewasnya 20ribu orang warga Surabaya dan 1.500 orang dari pihak sekutu. Pertempuan ini juga sent a message to the international community that we were realllly serious about mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang baru dideklarasikan tiga bulan sebelumnya.

I see. Now what about the commemoration yesterday? 
Jadi dalam pidatonya, Pak Jokowi bilang bahwa untuk mengisi kemerdekaan yang telah direbut oleh para pahlawan, maka kita perlu berjuang dalam memberantas kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, kesenjangan dll…

Tell me something I don’t know.
Also, kemarin juga Pak Jokowi menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada enam orang tokoh. Catch Up! with us on their bio…

  • Abdul Kahar Muzakkir, tokoh Muhammadiyah yang juga merupakan anggota dari BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Beliau adalah rektor pertama sekaligus salah satu pendiri Universitas Islam Indonesia (UII) yang ada di Yogyakarta (ini kampus S1-nya Prof. Mahfud MD).
  • AA Maramis, tokoh asal Manado, Sulawesi Utara yang juga anggota BPUPKI. Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan Indonesia dan berperan penting dalam pencetakan uang kertas pertama di tanah air.
  • KH. Masykur, tokoh dari unsur Nahdlatul Ulama (NU) yang pernah menjabat sebagai Menteri Agama di era pasca kemerdekaan. Beliau merupakan salah satu pendiri Pembela Tanah Air (PETA) yang menjadi dasar terbentuknya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
  • Prof. Dr. Sardjito, Rektor pertama Universitas Gadjah Mada (UGM) yang juga seorang dokter. Di era kemerdekaan, beliau berjasa ngobatin para prajurit kemerdekaan dengan menyediakan layanan kesehatan bagi mereka.
  • Sultan Himayatuddin, pemimpin Kesultanan Buton yang terletak di Sulawesi Tenggara. Beliau dikenal sebagai salah satu tokoh yang menentang keras kehadiran VOC di wilayahnya karena perusahaan Belanda tersebut bikin peraturan yang membatasi pelayaran warga Buton, padahal warganya itu menggantungkan hidup dari sektor maritim.
  • Finally a female, and a journalist. Please welcome, Ruhana Kudus, yang merupakan wartawan perempuan pertama Indonesia asal Sumatera Barat. Ruhana yang merupakan sepupunya Haji Agus Salim ini memulai karier jurnalistiknya di harian Poetri Hindia yang kemudian dibredel sama Belanda. Later on, beliau mendirikan Surat Kabar Sunting Melayu pada tahun 1911 dan jadi pemimpin redaksi koran perempuan pertama di Indonesia.
Thank you for your service.

Who’s being productive over the weekend?

Gambar: Harian Nasional

Partai Nasdem.
Karena sejak Jumat malam kemarin (sampe nanti malam), Partai Nasdem tengah menggelar kongresnya yang kedua. Dalam acara yang digelar di JiExpo Kemayoran, Jakarta itu, banyak tokoh-tokoh yang hadir kayak Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Kang Ridwan Kamil.

I see. Emang agenda acaranya apa aja? 
A couple of things, kayak menyusun program kerja partai selama lima tahun ke depan, persiapan Pilkada 2020 sampe Pilpres 2024. Dalam kongres tersebut juga, Partai Nasdem uda fix mendeklarasikan ketumnya saat ini, Pak Surya Paloh untuk menjabat lagi sebagai ketum sampai lima tahun mendatang. Pak Surya dipilih lagi secara aklamasi aka kesepakatan oleh 34 Dewan Pimpinan WIlayah (DPW) Nasdem dari seluruh Indonesia.

Terus kata Pak Surya apa? 
Pak Surya bilang, beliau merasa berterimakasih atas kepercayaan yang diberikan partai. Beliau juga meyakini bahwa terpilihnya lagi dirinya sebagai Ketum Nasdem ga akan bikin regenerasi di tubuh partai tersebut mandek, namun justru ke depannya, Nasdem bakal menjaring kader dari dalam maupun luar parpol untuk melanjutkan visi politiknya.

Anything I should anticipate during the closing tonight?
Pak Surya bilang, nanti malem penutupan kongres bakal dilakukan sama Pak Jokowi. Ga cuma itu, Pak Jokowi juga katanya bakal ngasih pidato sambutan untuk para kader Nasdem.

Catch Me Up! on the relationship between Nasdem and koalisi pemerintah
Jadi baru-baru ini, Nasdem emang lagi menarik perhatian para publik karena gerak-geriknya yang mengindikasikan kemungkinan cabs dari koalisi pemerintahan. Padahal, partainya Pak Surya yang sering banget kita tonton beritanya di MetroTV itu uda dukung Pak Jokowi sejak Pilpres 2014. If you think, “why kok Nasdem dibilang bakal cabs dari koalisi?” well, there’s a couple of signs; pertama, dari statement-nya Pak Surya sendiri yang bilang bahwa kalo ga ada yang mau jadi oposisi, maka Nasdem siap jadi oposisi. Selanjutnya juga terkait viralnya video Pak Surya yang ga disalamin sama Ketum PDIP, Bu Megawati, hingga menyebabkan munculnya spekulasi soal panasnya hubungan antara keduanya. Terus baru-baru ini, Pak Surya juga baru aja meeting

Advertisement
 sama Presiden PKS, Pak Ustaz Sohibul Iman yang merupakan satu-satunya partai oposisi di parlemen. Menanggapi spekulasi ini, pas kongres kemarin Pak Surya menegaskan bahwa partainya bakal stay di pemerintahan kok, “Ngapain kau oposisi? Bodoh sekali”. gitu katanya.


For when you haven’t heard from your ex for so long…

Gambar: suara.com

Maybe they already “changed”? Like Fahri Hamzah.

Changed into what?
Changed their party. Jadi kemarin, bertepatan sama Hari Pahlawan, Bang Fahri yang dulunya merupakan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi ngumumin susunan pengurus partai barunya, namanya Partai Gelora. Selain Bang Fahri, nama mantan kader PKS lain yang ikutan masuk ke kepengurusan Partai Gelora adalah Anis Matta dan Mahfudz Shiddiq.

Who are they? 
Kalo Bang Fahri Hamzah, di DPR periode lalu beliau menjabat sebagai wakil ketua DPR RI dari Fraksi PKS. Terus kalo Pak Anis dulunya juga pernah jadi presiden PKS dan kalo Pak Mahfudz Shiddiq, beliau pernah jadi Ketua Komisi I DPR RI. Fyi aja, pas pemilu legislatif kemarin, Bang Fahri dan Pak Mahfudz ga nyaleg lagi. Dari PKS.

Why?
Ada perpecahan internal partai gitu. Dari mulai konflik Bang Fahri sama Pengurus PKS kubu Sohibul Iman (yang sekarang jadi Ketum PKS) yang berbuntut pemecatan Bang Fahri dari PKS dan gugatan ganti rugi sebesar Rp30 Milyar, polemik Anis Matta yang mau maju jadi capres, sampe pencoretan nama beberapa kader yang mau nyaleg dari PKS (salah satunya Mahfudz Shiddiq). Now you know who has more drama than your little sister in high school. 

I see. Now back to Partai Gelora…
Nah jadi kemarin, Pak Anis Matta selain ngumumin pengurus partai barunya itu juga mengakui bahwa Partai Gelora lahir karena konflik internal PKS tadi. Kata Pak Anis, fakta itu nggak bisa dinafikan, walaupun ke depannya, Partai Gelora ga akan bekerja dengan latar belakang sakit hati sama PKS. Selain nama-nama mantan petinggi PKS tadi, aktor senior sekaligus mantan Wagub Jabar Kang Deddy Mizwar juga menyatakan dukungannya untuk Partai Gelora.

Tell me more about the party itself. 
Jadi katanya, Partai Gelora ini bakal menyatukan dua idealisme partai yang ada selama ini, yaitu Partai Islam dan Partai Nasionalis. Selain itu, partainya bakal secara resmi dideklarasikan pada bulan Januari tahun depan, pas Partai Gelora uda resmi terdaftar di Kemenkum HAM.

Anything else I need to know? 
We’re gonna hit the ground running!
Kira-kira begitu kata Fahri Hamzah cs yang bilang bahwa mereka bakal uda siap buat ikutan Pilkada di tahun 2020 mendatang. Menurut Bang Fahri, kira-kira uda ada sekitar 20 orang kader Partai Gelora yang menyatakan keinginannya untuk ikutan Pilkada tahun depan.

The more the merrrrrier.


What women in Japan are protesting…

Gambar: independent

The banning of glasses at work place. 
Yep, yep, you read it right. Glasses, aka kacamata. Jadi sejak minggu lalu, jagat media sosial di Jepang lagi rame dengan hashtag #glassesareforbidden. Gara-garanya, hasil laporan terbaru dari Business Insider yang menyebutkan bahwa ada beberapa perusahaan di Jepang yang melarang karyawan ceweknya pake kacamata di kantor. Alasannya, kacamata bikin cewek keliatan jutek, nutupin make-up, atau simply bos-nya nggak suka aja liat cewek pake kacamata. Beberapa aturan lain yang ternyata sering dihadapi sama cewek-cewek Jepang di dunia kerja adalah aturan wajib pake high heels, wajib pake make up dan larangan untuk gain weight.

We’re speechless.


“Belanjalah berdasar pada kebutuhan (needs) bukan keinginan (wants). Jangan terjerat bujuk rayu diskon, karena banyak diskon hanyalah gimmick marketing, alias diskon abal abal,”

Pesan Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi buat kamu-kamu yang mau berburu diskonan promo Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 11:11 yang bakal berlangsung hari ini. We (and Pak Tulus) have reminded you, ok.

Repeat after us: My will is strong, my wallet is closed. I do not want to shop (and log out). Easy peassssy.

Advertisement